(RIAUPOS.CO) -- Dansatgas Bengkalis, Dandim Bengkalis Letkol Timmy mengatakan untuk menghadapi kebakaran hutan yang berdekatan dengan lahan cagar biosfer, tepat di Desa Bukit Kerikil, Bengkalis masih memerlukan dua alat berat.
Meskipun demikian, satgasnya tetap melakukan tugas pemadaman, sebelum alat itu turun untuk ditambahkan ke lapangan, membantu cepat dan efektifnya memadamkan api di lokasi. Kebakaran lahan ini sudah empat hari, dan ia mengaku banyak hotspot yang harus dihadapi.
Selain medannya sulit, harus melalui jalan darat dan air dengan naik pompong. Sulitnya mendapatkan air juga menjadi kendala kecepatan mereka melakukan tugas.
Untuk itu, pihaknya sudah meminta Polres mengirimkan dua alat berat lagi untuk segera dikirimkan. Sebab, pemadaman dilakukan melalui jalur darat, udara dan air ini harus tetap bersama-sama dilakukan. “Karena jalur darat paling perlu menggunakan alat berat. medannya sangat berat,” ujarnya kemarin.
Pihaknya sudah mengajukan permintaan alat berat tersebut ke Polda Riau melalui Polres setempat. Sebab MoU peminjaman alat berat ada pada Polda Riau. “Itulah sebabnya, kami masih menunggu, proses tersebut, sembari tetap melakukan tugas memadamkan api,” ujarnya.
Dalam penanganan kebakaran, pihaknya selalu juga mendapatkan bantuan dari perusahaan terdekat. Hanya saja, medan yang keras dan sulitnya air membuat pihaknya agak kewalahan. Sebab, pembuatan embung (penampungan air), hanya bisa menampung 1 jam air. Sedangkan api tetap menjalar. Untuk itu, kecepatan pengiriman alat berat di medan yang sulit air harus segera mungkin.
Walaupun dua alat berat lagi belum dikirimkan, api sudah bisa dijinakkan. “Namun tetaplah alat berat harus segera dikirimkan. Apa lagi lahan yang terbakar ini dekat dengan cagar biosfer,” katanya.
Terkait kebakaran lahan di sekitar cagar Biosfer Bukit Kerikil yang dekat dengan kawasan PT AA-APP Sinar Mas, dikatakan publik relations perusahaan Nurul Huda, hampir setiap hari pihaknya menurunkan tiga regu (29 orang), 1 regu Tim Reaksi Cepat (TRC) dan 2 Regu Pemadam Kebakaran (RPK) dengan 1 tim di situation room, dengan tetap bekerja ekstra.
Semua sumber dipergunakan untuk deteksi dini, dimulai deteksi dan pengamatan melalui, menara api, CCTV 360 derjat, camera infrared, patroli darat anggota RPK (Regu Pemadam Kebakaran serta security) dan patroli udara dengan menggunakan drone dan patroli helikopter sampai dengan penggunaan satelit untuk memantau dan mendeteksi titik panas dan titik api (hot spot & fire spot). Semuanya terkoordinasi dan terkendali dengan situation room.
“Ketika semua pantauan visual tadi terhalang oleh tebalnya kabut, maka kita maksimalkan pantauan dan deteksi via satelit,” paparnya.
“Seperti titik api yang saat ini terjadi, yang kita duga berada pada wilayah Desa Bukit Kerikil, Kecamatan Bandar Laksamana, Kabubaten Bengkalis ketika kita ploting di peta berjarak sekitar 6 km sampai 7 km dari pinggiran konsesi mitra perusahaan kita,” katanya.(kom)
Laporan ERWAN SANI, Bengkalis