(RIAUPOS.CO) -- Iya, Darwis lah orang yang selalu menggadang-gadangkan nama Siligi Biso Pulau Kiambang BPKAD Kuansing dari Desa Sampurago, Kecamatan Hulu Kuantan ini dengan sebutan bayi ayunan. Sebutan bayi ayunan itu bergema saat pacu jalur rayon III di Kecamatan Gunung Toar akhir pekan lalu.
Sebutan nama bayi ayunan untuk jalur binaan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kuansing, Hendra AP ini mulai dikenal masyarakat setelah jalur ini sempat menumbangkan beberapa jalur mantan juara di Rayon III Kecamatan Gunung Toar.
Darwis juga mengingatkan, kepada jalur-jalur lain untuk menjadi catatan penting terhadap jalur baru Desa Sampurago ini. Dengan usia yang masih bayi, jalur Siligi Biso mampu masuk hari final dan bertengger di posisi III.
“Ini akan menjadi ancaman bagi jalur-jalur lain. Dengan demikian, berarti bertambah satu lagi bambu runcing yang akan menjadi senjata Kecamatan Hulu Kuantan nantinya. Ibarat anak, Jalur Siligi Biso Pulau Kiambang BPKAD Kuansing ini masih seperti bayi dalam ayunan. Namun prestasinya sangat luar biasa,” kata Darwis.
Dari awal, Darwis sudah mewanti-wanti bahwa jalur ini akan memberikan tontonan yang menarik jika berlatih dengan sungguh-sungguh. “Saya mulai terpikat saat jalur ini turun mandi di ajang ujicoba Gunung Toar beberapa waktu lalu. Dilihat dari luncurannya, saya sangat yakin dengan jalur Siligi Biso ini. Meskipun waktu itu langkahnya terhenti di hari pertama,” beber Darwis.
Darwis yang juga pengamat pacu jalur tersebut pernah menyarankan ke salah seorang pengurus jalur Siligi Biso Pulau Kiambang BPKAD Kuansing untuk membenahi fisik anak pacu. Hal itu disampaikannya usai pacu jalur ajang ujicoba Kecamatan Gunung Toar.
“Nah, kan terbukti sekarang. Bahwa jalur ini bisa mengancam jalur yang sudah punya nama besar. Peringkat III dengan usia yang masih belia, adalah sebuah prestasi yang luar biasa,” kata Darwis.***
Laporan Mardias Can, Telukkuantan