BAGANSIAPI-API (RIAUPOS.CO) - Tan Guan Tio merupakan sesepuh yang paham dengan tradisi bakar tongkang di Rokan Hilir (Rohil). Ia salah satu yang ikut dalam gelombang kedatangan warga Cina, dari Provinsi Hai Lo. Begitu sampai di Bagansiapi-api, ia melihat sebuah tempat yang sudah maju pada saat itu. Sama seperti pendahulunya, kedatangannya di Bagansiapi-api terdampar setelah berlayar selama berhari-hari di lautan.
Waktu itu katanya Bagansiapi-api dihuni mayoritas orang Tionghoa. Pada saat itulah ia melihat tradisi bakar tongkang telah dilaksanakan namun sangat sederhana, jauh dari kesan meriah seperti saat ini. Usia Tan saat ini lebih dari 80 tahun.
“Kapalnya kecil sekali, dan dikasi kayu pancang,” katanya.
Tradisi pembakaran tongkang merupakan napak tilas dari perjalanan 18 orang yang secara awal terdampar di Bagansiapi-api. Belasan orang ini selamat, dari sejumlah tongkang yang raib ditelan ombak.
Keberadaan patung dewa Ki Hu Ong Ya di dalam tongkang itu dipercaya sebagai berkah yang menyelamatkan para pengembara. Sebagai wujud komitmen untuk hidup di tanah yang baru para pengembara tersebut memutuskan membakar tongkang. Mereka kemudian membangun klenteng pada 1826, dan menata kehidupan. Kota kecil Bagansiapi-api terus berkembang dengan pesat sampai saat ini dan menjadi ibu kota Rohil.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Riau Fahmizal menatap setiap rombongan karnaval lewat di depan tenda. Di mana pada saat itu turut menyaksikan karnaval Dandim 0321/Rohil Letkol Inf Didik Efendi, Pimca BRI Bagansiapi-api Awang S Wijaya, Wakil Bupati Jamiludin, Direktur Bank Rohil Hamdaniar SE dan sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Rohil. Pawai yang dilaksanakan di Jalan Perwira, Bagansiapi-api tersebut merupakan bentuk dukungan pemerintah setempat terhadap bakar tongkang 2018.
“Kami berharap agar wisatawan yang datang pada kali ini lebih banyak lagi, minimal sama dengan tahun kemarin,” kata Fahmizal.
Tahun lalu, terangnya, ditaksir angka wisatawan tembus 52.000 orang, sebanyak 22.000 merupakan warga asing sedangkan 30.000 wisatawan domestik atau nusantara. Taksiran pengunjung ini diterima pihaknya berdasarkan komunikasi dengan berbagai pihak terutama imigrasi. Sehingga pada saat akhir acara Bakar Tongkang ada sharing data yang diperoleh.
“Uang yang beredar di Rohil selama bakar tongkang lebih dari Rp200 miliar,” ucapnya.
Kondisi ini membuat pihaknya semangat mendorong agar bakar tongkang semakin diperhatikan. Kini bakar tongkang telah masuk dalam salah satu dari 100 Wonderful Event Indonesia. Salah satu pertimbangannya karena lonjakan wisatawan yang selalu besar setiap tahun. Dengan tingkat kunjungan yang luar biasa diperlukan upaya stakeholder untuk memacu peningkatan pelayanan dasar seperti air bersih, lingkungan nyaman, tempat tinggal yang memadai, serta mendorong tumbuh ekonomi kreatif masyarakat.
Ia mengharapkan Pemkab Rohil, provinsi dan pusat terus bersinergi untuk eksistensi bakar tongkang. Sehingga ke depan dapat tercapai sasaran pengembangan wisata yang baik, di mana tumbuh kemandirian yang baik dan tumbuh proses kesadaran untuk menjaga kegiatan tersebut.
Dijadwalkan Deputi dari Kementerian Pariwisata turut hadir pada puncak bakar tongkang nanti. Selain itu hadir juga beberapa pejabat provinsi dan pemerintah kabupaten.
Wakil Bupati (Wabup) Rohil mengharapkan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan bisa berjalan dengan baik sesuai dengan yang telah ditentukan. Pemkab, terang dia, telah melakukan serangkaian persiapan secara matang bersama dengan elemen terkait. “Sebagai tuan rumah, kita ciptakan kenyamanan. Perlihatkan wajah yang ceria, semoga berjalan dengan lancar,” ucapnya.
Sementara Gubernur Riau (Gubri) H Arsyadjuliandi Rachman mengajak masyarakat kembali meramaikan bakar tongkang tahun ini. Sehingga pelaksanaannya sukses seperti tahun sebelumnya.
Ajakan tersebut disampaikan Gubri dua hari jelang pelaksanaan bakar tongkang akan digelar hari ini (30/6). “Ayo ramaikan kembali Festival Bakar Tongkang yang sudah turun-temurun digelar,” ajaknya.
Dikatakan Gubri, dengan kunjungan yang terus meningkat ke Bagansiapiapi itu, tentunya akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat Rokan Hilir khususnya.
“Sesuai program prioriotas kami, salah satunya pariwisata berbasis budaya. Tak bisa dipungkiri sudah memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat. Mudah-mudahan Bakar Tongkang tahun ini juga dipadati wisatawan sehingga perekonomian masyarakat juga bergerak,” sambungnya.(fad/egp)