MENKO AIRLANGGA DORONG AKSELERASI PERTUMBUHAN GREEN ECONOMY DAN PENGEMBANGAN SUSTAINABLE FOREST MANAGEMENT

Tinjau Realisasi Investasi Produk Kemasan Berkelanjutan Senilai Rp33,4 Triliun

Riau | Rabu, 30 Maret 2022 - 10:52 WIB

Tinjau Realisasi Investasi Produk Kemasan Berkelanjutan Senilai Rp33,4 Triliun
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Dr (HC) Ir Airlangga Hartarto MBA MMT bersama Menteri Perindustrian (Menperin) Dr Agus Gumiwang Kartasasmita MSi melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Pelalawan, Selasa (29/3). (MUHAMMAD AMIN/RIAUPOS.CO)

PANGKALANKERINCI (RIAUPOS.CO) - Kunjungan kedua pejabat dari Pemerintah Pusat tersebut guna melakukan peninjauan realisasi proyek investasi produk kemasan berkelanjutan senilai Rp33,4 triliun oleh Asia Pacific Resources International Limited (APRIL) Group di Riau Kompleks Kecamatan Pangkalankerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.

Mereka disambut langsung Managing Director Royal Golden Eagle (RGE) Anderson Tanoto bersama Dirut RAPP Sihol Aritonang dan COO APRIL Eduward Ginting. Dalam kunjungan tersebut, Menko Airlangga melakukan peninjauan ke KCN 2 yang merupakan salah satu tempat nursery atau pembibitan pohon eukaliptus dan akasia dan dibangun sejak 2015 di atas lahan seluas 14 hektare. Hingga kini telah memiliki kapasitas 300 juta bibit per tahun.


Kunjungan diawali dari mother plant house atau tempat tanaman induk. Bagian ini dilengkapi dengan selang penyiram otomatis yang akan keluar setiap 5 menit sekali dengan durasi 15 detik. Selanjutnya, Menko Airlangga menyusuri bagian cutting, production house area, dan rooting house area untuk melihat langsung proses penyuntingan bibit dan perawatan akar, hingga ke open house area sebagai tempat berkembangnya bibit sebelum dipindahkan ke bagian plantation.

Pada akhir kunjungannya, Menko Airlangga juga melakukan penanaman pohon eukaliptus sebagai bentuk dukungan atas pelaksanaan Green Economy serta dukungan dalam pelaksanaan Sustainable Forest Management.

Dalam penyampaiannya, Dirut RAPP Sihol Aritonang mengatakan APRIL Group tengah melaksanakan diversifikasi bisnis baru di sektor hilir dengan total nilai investasi mencapai Rp33,4 triliun. Proyek yang berjalan sejak akhir 2021 lalu ini ditargetkan rampung pada 2023. Nantinya, 70 persen dari nilai investasi ini dialokasikan untuk pembangunan fasilitas produksi paperboard (kertas kemasan) berkelanjutan berkapasitas 1,2 juta ton per tahun. Sementara itu, sisanya digunakan untuk pembangunan fasilitas pendukung lainnya, salah satunya yakni power plant.

"Jadi, investasi ini merupakan bentuk dukungan APRIL terhadap program prioritas pemerintah melalui hilirisasi guna meningkatkan nilai tambah yang dapat memacu peningkatan pertumbuhan ekonomi. Kami berharap investasi ini juga menjadi optimisme untuk mencapai pemulihan ekonomi yang lebih kuat setelah dua tahun terakhir dunia diterpa pelemahan akibat pandemi Covid-19," terangnya.

Diungkapkannya bahwa, sejauh ini, investasi tersebut merupakan investasi terbesar yang dilakukan APRIL sejak perusahaan berdiri. Pihaknya akan memperkuat komitmen untuk investasi jangka panjang di Provinsi Riau.

"Investasi ini juga sejalan dengan komitmen satu dekade kami, APRIL 2030 untuk memberikan dampak positif kepada iklim, alam dan masyarakat sembari kami tumbuh menjadi perusahaan yang berkelanjutan pada 2030 nanti," bebernya.

Terbuat dari pulp yang berkelanjutan, lanjut Sihol, produk kertas kemasan ini akan bersifat biodegradable (mudah terurai) dan recyclable (mudah di daur ulang), sejalan dengan komitmen APRIL dalam mendorong bioeconomy. Apalagi saat ini, tren permintaan dunia akan produk kemasan yang dapat didaur ulang dan biodegradable semakin meningkat. Hal ini dipacu oleh fokus global untuk mengurangi penggunaan plastic, polyester dan material berbasis energi fosil yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable sources).

"Tren produk kertas kemasan sendiri diperkirakan akan meningkat 3 persen secara global tahun ini, yang juga didorong oleh meningkatnya produksi makanan seiring dengan bertambahnya populasi dan perubahan gaya hidup yang banyak melibatkan packaging pada food delivery," paparnya.

Dalam jangka panjang, sambung Dirut RAPP, permintaan global untuk kertas dan kemasan diprediksi akan tumbuh dari 410 juta ton di 2019 menjadi 488 juta ton pada 2035. Khusus untuk jenis kertas tisu, karton papan container (containerboard) dan kertas kemasan diperkirakan akan meningkat antara 1,7 persen-2,6 persen per tahun.

Dan selama 2019-2035, pangsa pasar kertas kemasan dari total permintaan kertas dan karton papan diperkirakan akan tumbuh dari 63 persen menjadi 72 persen.

"Proyeksi yang positif ini semakin menguatkan kami untuk berinvestasi di kertas kemasan. Bahkan untuk di negara berkembang di Asia dan Afrika, permintaan kertas kemasan diperkirakan tetap tumbuh kendati sedikit," sebutnya.

Dijelaskannya bahwa, mengenai sumber bahan baku pabrik, pihaknya menjamin pasokan bahan baku APRIL berasal dari 100 persen pengelolaan hutan tanaman industri (HTI) yang berkelanjutan. Dan pasokan untuk pabrik baru ini akan dipenuhi dari rantai pasok yang ada, utamanya melalui optimasi lahan eksisting dalam meningkatkan produktivitas (yield) produksi serat kayu perusahaan.

Selama enam tahun terakhir, APRIL berhasil meningkatkan produktivitas serat (fiber yield) sebesar 29 persen dari area penanaman eksisting perusahaan. Sampai 2030, pihaknya menargetkan adanya penambahan produktivitas hingga 50 persen dengan memaksimalkan fungsi R&D dalam intensifikasi lahan.

"Kami juga menjamin, diversifikasi produk hilir yang bernilai tambah ini compliance dengan kebijakan APRIL terkait pengelolaan hutan yang berkelanjuan SFMP 2.0 (Sustainable Forest Management Policy). Dan kami menjamin produk ini berasal dari pengelolaan hutan yang lestari dan tanpa deforestasi," jelasnya.

Sementara itu, Gubernur Riau (Gubri) Drs H Syamsuar MSi mengatakan bahwa, Pemerintah Provinsi Riau berkomitmen untuk mendorong masuk investasi dari berbagai sektor. Yakni memberikan pelayanan penanaman modal sebaik-baiknya untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif serta jaminan kepastian hukum.

"Dengan adanya upaya ini, maka kita telah berhasil melampaui target investasi di 2021. Yakni sebesar Rp49,1 triliun dan target tersebut bisa diraih bahkan melampaui yakni senilai Rp53,08 triliun. Bahkan, capaian target investasi ini juga telah mengantarkan Riau menempati peringkat pertama di Sumatera dan peringkat kelima nasional. Investasi ini sebagian sumbangan terbesar dari APRIL Group," tuturnya.

Ditambahkannya bahwa, dengan adanya investasi dari APRIL Group, juga telah memberikan dampak positif menurunnya angka pengangguran terbuka di Riau. Sebelumnya angka pengangguran terbuka sebesar 6 persen, tapi saat ini menjadi 4 persen atau terserap sebanyak 61.31 ribu warga yang telah mendapatkan pekerjaan. Sehingga pihaknya optimis dengan investasi terbesar di Pulau Sumatera akan memudahkannya untuk mencapai target investasi Riau pada 2022 sebesar Rp63 triliun.

Di tempat yang sama, Menko Perekonomian, Dr (HC) Ir Airlangga Hartarto MBA MMT mengatakan bahwa, pemerataan pembangunan menjadi salah satu bagian vital dalam mewujudkan pemerataan ekonomi suatu bangsa. Seiring perkembangan waktu, pembangunan yang dilakukan tak lagi hanya berfokus pada bangkitnya perekonomian, namun juga menelisik lebih jauh mengenai dampaknya pada lingkungan terkait penggunaan sumber daya alam.

"Untuk itu, pemerintah terus berkomitmen untuk menerapkan konsep Green Economy sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan yang menitikberatkan adanya integrasi antara pertumbuhan perekonomian, penggunaan sumber daya alam dengan bertanggung jawab dan berkelanjutan, serta penciptaan eskalasi kesejahteraan masyarakat," paparnya.

Lanskap, sambung Airlangga, menjadi salah satu sektor yang menjadi fokus dalam Green Economi. Namun, adanya deforestrasi seolah menjadi momok dalam kelestarian ekosistem. Sehingga Pemerintah telah mengambil langkah dengan melakukan reforestrasi. Langkah tersebut dinilai cukup berhasil, dilansir dari laman BPS tercatat ada penurunan nilai deforestrasi netto yang sebesar 75 persen yang semula sebesar 462.458,5 pada tahun 2018-2019 menjadi 115.459,8 di tahun 2019- 2020.

"Pemberlakuan SFM juga dipandang mampu menjadi solusi dalam mengelola ketersediaan sumber daya tanpa mengurangi produktivitas kinerja industri masa depan. Salah satu implementasinya yaitu nursery atau penyemaian benih untuk menjaga kelangsungan hidup tanaman yang belum mampu beradaptasi dengan lingkungannya," sebutnya.

Ditambahkan Airlangga bahwa, dalam kurun waktu dua tahun lalu, Indonesia telah dilanda pendemi Covid-19. Namun, wabah virus berbahaya ini tidak menyurutkan APRIL Grup untuk menjalankan investasi. Ini terbukti awalnya perusahaan ini hanya pabrik rayon, namun saat ini investasinya telah ditingkatkan pada angka yang lebih besar lagi yakni Rp33,4 triliun.

"Ini bagus sekali bagi Pemerintah Provinsi Riau dan Kabupaten Pelalawan. Karena target investasinya pada Maret tahun 2022 ini telah terbantu mencapai 50 persen," sebutnya.

Dijelaskannya bahwa, saat ini, industri kertas menjadi salah satu industri andalan Indonesia. Di mana pertumbuhannya saat ini berada pada angka 87,03 persen. Dan enam tahun terakhir, industri ini selalu positif, dan di tahun 2020 lalu surplus 41 miliar. Bahkan ekspor di tahun lalu mencapai 11,8 juta ton, sehingga Indonesia menempati peringkat delapan mengekspor pulp and paper di dunia.

"Dengan adanya investasi ini, maka tahun 2021, Indonesia telah mencapai target investasi sebesar Rp900 triliun. Sedangkan pada tahun 2022 ini, targetnya 1.100 triliun," ujarnya.

Ditambahkannya bahwa, investasi APRIL Grup ini, bernilai dengan total Rp33,4 triliun. Rinciannya yakni investasi di hulu Rp13,5 triliun dan investasi di hilir Rp19,54 triliun. Selain itu, investasi ini juga telah menciptakan tenaga kerja langsung sebanyak 1.300 orang dan tidak langsung 8 ribu orang yang hidup dari pabrik ini.(amn)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook