PANGKALANKERINCI (RIAUPOS.CO) - Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan salah satu pilar terpenting dalam perekonomian Indonesia karena berkontribusi terhadap 60,51 persen Produk Domestik Bruto (PDB) dan mampu menyerap hampir 96,92 persen dari total tenaga kerja nasional.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2022, jumlah UMKM saat ini mencapai 9,11 juta unit usaha, dimana 5,4 juta atau 59,19 persennya terkonsentrasi di Pulau Jawa. Di Sumatra sebanyak 2,2 juta atau sebesar 24,10 persen, di kawasan timur Indonesia yaitu di Pulau Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua sebanyak 1,5 juta atau sebesar 16,71 persen.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut sebagian besar UMKM masih mengalami berbagai tantangan, seperti kesulitan naik kelas, kekurangan layanan finansial, minim akses digitalisasi, dan sulit menembus pasar. Peningkatan kualitas pelaku UMKM bukan hanya tugas pemerintah semata, namun harus ada peran aktif pihak lainnya, termasuk dari pihak swasta.
Salah satu perusahaan yang terbukti menjalankan komitmen mendukung pengembangan UMKM adalah PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP). RAPP terus berupaya mendorong peningkatan daya saing UMKM melalui peningkatan kapabilitas dan literasi keuangan. Hingga saat ini terdapat 87 UMKM mitra bina RAPP yang tersebar di lima kabupaten daerah operasional perusahaan. RAPP kerap memfasilitasi pelatihan kepada UMKM mitra bina.
Di tahun 2023 ini, RAPP telah menggelar empat pelatihan untuk UMKM mitra bina, yakni pelatihan pembuatan bolu gulung di Desa Penyengat, Siak. Pelatihan optimalisasi digital marketing di Pangkalan Kerinci, Pelalawan. Lalu, workshop sukses berwirausaha dan pelatihan pembukuan sederhana untuk pelaku usaha mikro yang digelar di Pangkalan Kerinci.
Dukungan RAPP untuk pengembangan UMKM sejalan dengan komitmen APRIL 2030. Dimana salah satunya adalah mendorong kemajuan inklusif masyarakat melalui inisiatif transformatif untuk memerangi kemiskinan ekstrem. Membantu meningkatkan kapabilitas dan pendapatan pelaku UMKM adalah contoh nyatanya.
Seperti pada Kamis (23/11/2023), lewat program Community Development (CD), perusahaan kertas terbesar di Indonesia yang beroperasi di Riau ini mengundang 25 orang pelaku UMKM mitra bina di sekitar operasional perusahaan.
Para pelaku UMKM ini mengikuti Workshop Motivasi Usaha Bagi Pelaku UMKM dengan tema "Bangkitkan Semangat Wirausaha". Pemateri yang dihadirkan adalah pelaku UMKM sukses, Evi Arneti, owner Viera Oleh-Oleh yang sudah terkenal sebagai toko pusat oleh-oleh khas Riau dan saat ini sudah memiliki empat cabang toko.
Evi mengisahkan, saat merintis usahanya di 2013 silam banyak tantangan dan penolakan yang ia hadapi. Bahkan pernah dikecewakan dan ditipu. Tapi tekadnya kuat dan dukungan dari suami membuatnya tak mudah menyerah.
"Kiatnya adalah kemauan! Kita juga harus konsisten dan evaluasi terhadap brand image yang sudah dibangun. Selanjutnya, kita harus punya inovasi dan terus mengupdate ilmu. Yang tak kalah penting adalah fokus pada satu peluang bisnis," urainya di hadapan para peserta workshop.
Dia juga menegaskan pentingnya marketing, untuk di awal, marketing dari mulut ke mulut pengaruhnya luar biasa. Kemudian penggunaan sosial media dan packaging yang menarik adalah unsur penting dalam berwirausaha.
"Ibu-ibu di-support, didukung oleh RAPP, termasuk soal packaging, beruntunglah ibu-ibu semua. Hebat ini RAPP," katanya mengapresiasi.
Mewakili manajemen RAPP, CD Strategic Planning Manager Amal Fatullah Randy mengungkapkan, RAPP memiliki misi untuk tumbuh dan berkembang bersama masyarakat.
"Kita kerap menggelar workshop untuk mendorong pelaku UMKM mitra binaan untuk lebih inovatif dan kreatif dalam mengemas dan memasarkan produknya. Juga terkait literasi keuangan yang dibutuhkan semua pelaku UMKM untuk menunjang usahanya dalam menghadapi tantangan keuangan yang semakin kompleks," sebutnya.
Dia juga berharap, dari workshop yang digelar, para peserta bisa langsung mempraktekkan ilmu yang didapat, serta terus terjaga semangatnya dalam menjalankan usahanya masing-masing.
Salah satu peserta workshop, Syahniar, pelaku usaha Salai Ikan, Lapis Pelangi, dan Banana Karamel, mengungkapkan workshop ini telah memberinya perspektif baru dalam menjalankan bisnis UMKM.
"Saya jadi semakin yakin, bahwa dalam menjalankan usaha, dukungan keluarga betul-betul diperlukan. Selain itu inovasi dan kreativitas harus terus ditingkatkan. Saya juga bertekad untuk fokus pada pengembangan produk saya," tuturnya.
Sehari sebelumnya, (22/11/2023), juga digelar pelatihan pembukuan sederhana untuk 12 pelaku usaha mikro. Kegiatan ini dalam upaya membantu pemerintah dalam program pengentasan kemiskinan ekstrem. Kadisperindag Pelalawan, Hanafi mengungkapkan apresiasinya kepada RAPP yang selama ini telah banyak membantu pelaku UMKM di Pelalawan.
"Dalam mengembangkan UMKM tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah daerah, tapi juga harus ada bantuan pihak ketiga, misalnya RAPP yang selama ini aktif membantu UMKM di Pelalawan untuk naik kelas," jelasnya.
Katanya lagi, Disperindag dan tim CD RAPP terus bersinergi untuk kemajuan pelaku UMKM. RAPP kerap memfasilitasi hingga ada yang bisa mengikuti pelatihan ataupun pameran hingga ke tingkat provinsi dan nasional.
"Harapan kita, kerja sama untuk terus meningkatkan dan menggali potensi UMKM di Pelalawan terus terjalin. Kita dari dinas akan terus support kegiatan-kegiatan dari tim CD RAPP," tutupnya.
Untuk diketahui, CD RAPP memiliki program pengembangan UMKM dengan tiga sasaran utama. Yang pertama adalah peningkatan kapasitas, seperti pelatihan, baik teknis maupun manajerial. Yang kedua peningkatan kualitas, berupa bantuan perizinan usaha, seperti sertifikasi halal, membuat standar operasional produksi, dan lainnya. Yang terakhir adalah perluasan pasar, seperti membantu dalam digital marketing, mengarahkan untuk memasukkan produk ke ritel, dan lainnya.
Tim CD RAPP juga rutin setiap bulan melakukan pendampingan kepada pelaku UMKM binaan dengan secara langsung mendatangi rumah masing-masing. Saat monitoring mereka dibantu sesuai kebutuhan, misalnya dalam pencatatan omset atau pemasaran produk.
Laporan: Hary B Koriun
Editor: Eka G Putra