SIAK (RIAUPOS.CO) -- Kantor PLN Sungai Apit di Jalan Hang Tuah, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, digeruduk ratusan warga. Kaca tampak pecah dan beberapa fasilitas pun rusak.
Kejadian spontan dampak aksi tiga ratusan massa dari berbagai kampung, Rabu (27/3) malam yang mendatangi PLN tersebut akibat pemadaman listrik yang terlalu sering terjadi (byarpet).
“Bahkan bisa puluhan kali seharian tadi, belum kemarin-kemarin,” ujar salah seorang warga bernama Tri menginformasikan.
Ratusan massa di ibukota Kecamatan Sungai Apit, berkumpul dan mendatangi kantor PLN sekitar pukul 20.00 WIB. Mereka meminta kejelasan perihal pemadaman listrik yang terlalu sering terjadi.
Sayangnya tidak ada pihak PLN berwenang yang bisa menjawab protes warga. “Banyak barang elektronik warga rusak karena listrik mati hidup ini,” sambung Tri.
Menurut seorang tokoh masyarakat Sungai Apit, Hazlan, kehadiran warga dari berbagai kampung ke kantor PLN Rabu malam adalah sikap spontan. Akibat kejadian selalu padamnya listrik dan berulang ulang.
“Kami tak bisa menemui pihak yang berwenang. Kami harap bisa duduk bersama untuk menyelesaikan ini,” katanya.
Disinggung aksi spontan warga yang merusak fasilitas PLN, menurutnya bisa dikarenakan massa yang sampai ratusan orang tidak mendapatkan penjelasan sehingga aksi perusakan pun terjadi.
“Besok ada mediasi di kantor camat perihal ini, semua dilibatkan kabarnya,” jelasnya melalui sambungan telepon saat kejadian geruduk kantor PLN Sub Rayon Sungai Apit tersebut.
Manajer PLN Rayon Siak Heru yang dikonfirmasi Riau Pos perihal aksi ratusan massa yang menggeruduk kantor PLN Sungai Apit, Rabu (27/3) malam belum berkomentar. Ia juga belum memberikan penjelasan perihal kerusakan yang terjadi di sana dan mengaku baru akan bergerak menuju lokasi. “Ya, ada gangguan,” singkatnya sambil menginformasikan dalam perjalanan menuju lokasi dari Siak Sri Indrapura.
Kamis (28/3) siang, Heru yang kembali dikonfirmasi Riau Pos perihal kejadian mengatakan, pihaknya sudah melakukan pertemuan dengan masyarakat bersama pihak Kecamatan dan Mapolsek Sungai Apit dan Koramil setempat. Dari hasil pertemuan tersebut, beberapa poin pun disepakati.
“Hasil pertemuan Kamis pagi, PLN minta waktu sampai Ahad untuk melakukan perbaikan PLTD Sei Apit. Dengan demikian dapat beroperasi jika diperlukan,” jelasnya.
Artinya PLTD Sei Apit yang sudah tidak berfungsi sejak awal tahun ini, kemudian daya untuk kecamatan tersebut mengambil dari jaringan PLTMG Koto Gasib. Jika terjadi kembali gangguan dalam tempo waktu lama nantinya, maka PLTD yang sudah diperbaiki akan standby.
“Kalau gangguan lama maka PLTD dipakai,” jelasnya.
Perihal perusakan oleh warga, Manajer PLN Rayon Siak tampak enggan mengomentari. Sementara itu Camat Sungai Apit Wahyudi ketika dikonfirmasi Riau Pos kemarin sore senada mengakui mesin PLTD diaktifkan kembali.
“Sudah ada kesepakatan bersama PLN dan diharapkan dapat mengantisipasi supaya listrik di Sungai Apit dengan beban daya 3,2 megawatt yang selama ini melalui jaringan PLTMG Koto Gasib dapat terpenuhi ketika ada kerusakan,” ugkap Wahyudi.
Sebelumnya diceritakan camat, pemindahan jaringan dilakukan dari PLTD ke PLTMG sejak awal 2019 ini untuk pemenuhan keperluan daya Sungai Apit. Kemudian beban daya sebesar 3,2 megawatt juga diharapkan dapat ditingkatkan oleh PLN.
“Ya, karena aksi spontan warga, PLN juga memaklumi. Karena kejadian mati listrik ini memang tak bisa masyarakat menerimanya di Sungai Apit,” pungkasnya.(egp)
(Laporan EKA GUSMADI PUTRA, Siak)