INFRASTRUKTUR PERTANIAN

Irigasi Sepanjang 35 Km Mulai Maksimal, Per Hektare Dapat 6,3 Ton Padi

Riau | Selasa, 28 Desember 2021 - 06:09 WIB

Irigasi Sepanjang 35 Km Mulai Maksimal, Per Hektare Dapat 6,3 Ton Padi
Juru Daerah Irigasi Gunung Paing M Kadri SE (kiri)foto bersama Kabid SDA Dinas PUPR Riau Abri MT (tengah) dengan latar belakang ribuan hektare padi, baru-baru ini. (PUPR RIAU FOR RIAUPOS.CO)

TEBERAU PANJANG (RIAUPOS.CO) – Irigasi  Seberang Gunung Paing yang dibangun sejak 1980-an hingga saat ini tetap berfungsi dan bisa mengairi ribuan petak sawah di dua kecamatan di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing). 

Irigasi sepanjang 35 kilometer yang saat ini pengelolaannya diambil Pemerintah Provinsi Riau sejak 2019-2021. Dengan perhatian maksimal, irigasi kebanggaan Kuansing ini kembali meningkatkan produktivitas padi di Kecamatan Kuantan Tengah dan Gunung Toar.


Berdasarkan data terakhir 2021, peningkatan gabah per hektare lahan meningkat mencapai 100 persen. 

’'Biasanya per hektare hanya 3,5 ton, namun terhitung 2019-2021 meningatkan menjadi 6,3 ton per hektare-nya. Ini dikarenakan irigasi yang sudah dimakan usia tersebut sudah dilakukan rehap atau perbaikan,’’ kata Juru Daerah Irigasi Seberang Gunung Paeng M Kadri SE kepada Riaupos.co, Selasa (28/12/2021).

Dikatakan Kadri, irigasi membentang di dua kecamatan ini mengairi 1.250 hektare sawah milik masyarakat. Bahkan saat ini sangat membantu masyarakat dalam pengairan sawahnya. Sebelumnya tidak maksimal karena banyak yang bocor dan air sedikit sampai di lahan sawah.

Sejak diambil alih Pemprov Riau, jelasnya  sudah banyak rehap atau perbaikan irigasi dilakukan. Terutama memperbaiki dinding irigasi yang keropos. Kemudian perbaikan pintu air, lantai serta dinding  irigasi.

 ‘’Alhamdulillah saat ini sudah 40 persen irigasi sudah direhab kembali. Hal ini dikarenakan sudah dikucurkannya anggaran rutin dan anggaran berkala dari Pemprov Riau,’’ jelas Kadri yang saat ini sangat fokus untuk peningkatan swasembada padi di dua kecamatan tersebut.

Dengan kondisi yang ada saat ini, kata Kadri, dirinya berharap sekitar 60 persen lagi dari panjang irigasi tersebut kembali mendapat perhatian dari Pemprov Riau. 

‘’Kami sangat berterima kasih kepada Pemprov Riau melalu Dinas PUPR. Karena dengan perhatian serius terhadap irigasi di Seberang Gunung Paeng ini, para petani kembali bisa memaksimalkan hasil padi mereka,’’ ucap Kadri yang baru-baru ini telah menyelesaikan perbaikan pintu irigasi.

Persoalan lain terjadi di irigasi ini terjadinya pendangkalan di waduk. Diperhitungkan kurang lebih 15 hektare waduk yang dangkal. Untuk itu, dirinya berharap di tahun 2022 nanti waduk yang terjadi pendangkalan dan tak mampu menampung debit air yang cukup ini segera dinormalisasikan.

 ‘’Semoga Pemprov Riau bisa memperhatikan persoalan ini dan bisa terealisasi di tahun 2022 nanti,’’ harap Kadri. 

Untuk diketahui, kata pemuda yang sangat memperhatikan petani ini, di dua kecamatan ini memiliki tiga daerah irigasi. Di antaranya  Daerah Irigasi Seberangan Gunung, mengaliri tiga desa. Kemudian Daerah Irigasi Paing, mengaliri tiga desa dan Daerah Irigasi  Seberang Teluk II, mengaliri desa soberoba. 

Dia berharap untuk tahun ke depannya, Pemprov Riau kembali memberikan perhatian serius ke irigasi ini. Paling tidak, kata Kadri, bisa meningkatkan produktivitas padi di Teluk Kuantan khususnya dan Riau pada umumnya. 

‘’Target kita tak muluk-muluk, dengan membaiknya irigasi ini bisa mengejar swasembada beras di Kabupaten Kuansing,’’ tutupnya.

Di tempat terpisah Kasi Operasional dan Pemiliharaan Daerah Irigasi dan Rawa PUPR Riau M Rofi mengatakan pihaknya akan berjuang maksimal untuk meningkatkan fungsi Daerah Irigasi Gunung Paeng, pasalnya irigasi ini menjadi penunjang utama berhasil tidaknya persawahan di dua kecamatan di Kuansing tersebut. 

‘’Kami akan berusaha maksimal memperhatikan berbagai hal diperlukan irigasi. Terutama meningkatkan fasilitas dan memperbaiki bagian yang rusak,’’ jelas Rofi.

Sementara itu Ketua Kelompok Tani Teberau Panjang Eva sangat berharap irigasi yang ada saat ini normal seperti sedia kala. Sebab saat ini belum maksimalnya irigasi yang ada membuat petani hanya bisa panen padi sekali setahun.

 ‘’Tapi jika normal, saya yakin bisa setahun dua kali panen. Kita berharap irigasi yang ada mendapat perhatian dari pemerintah provinsi. Kemudian kita bisa menanam padi dua kali dalam setahun,’’ tutupnya.

Laporan: Erwan Sani (Pekanbaru)
Editor: Eka G Putra









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook