PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Tim Resceu Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau mengevakuasi satwa dilindingi jenis kera, Owa Ungko (Hylobates Agilis) dari kebun karet warga Desa Sungai Keranji, Kecamatan, Singingi, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing).
Plh Kepala BBKSDA Riau Hartono pada Senin (27/12/2021) menjelaskan, kera langka dan dilindungi itu diperkirakan sudah berusia 14 tahun.
Hartono menjelaskan, Tim Rescue BBKSDA Riau melakukan evakuasi satwa Owa Ungko usai mendapatkan laporan dari warga yang ingin menyerahkan satwa tersebut. Informasi dari warga tersebut, satwa itu pertama kali ditemukan masih bayi di kebun karet di belakang rumahnya.
Ketika mengetahui Owa Ungko itu ternyata dilindungi, Desri langsung melaporkan ke BBSKDA Riau.Tim, kata Hartono, langsung berangkat menuju Desa Sungai Keranji untuk menindaklanjuti laporan tersebut langsung melakukan evakuasi pada Jumat (24/12/2021).
''Satwa dalam keadaan sehat dan tidak ada ditemukan cacat atau pun luka dibagian tubuhnya. Jenis satwa betina dengan kondisi sehat, lincah dan agresif. Umur satwa diperkirakan sekitar 14 tahun,'' kata Hartono.
Berdasarkan penjelasan Desri, lanjut Hartono, hewan tersebut ditemukan ketika masih bayi. Saat itu Desri sedang menyadap karet di belakang rumahnya ketika mendengarkan sesuatu jatuh. Dari arah suara benda jatih itu, ditemukan dua bayi satwa Owa ungko, jantan dan betina, yang masih lemah. Satwa tersebut langsung dibawa ke rumahnya untuk di rawat.
Setelah tiga pekan dirawat bayi satwa berjenis kelamin jantan mati. Bayi yang masih hidup terus dipeliraha hingga belakangan Desri mengetahui bahwa satwa tersebut merupakan salah satu satwa yang dilindungi. Diapun berinisiatif untuk menyerahkan satwa dilindungi tersebut ke BBKSDA Riau.
''Tim kemudian turun ke lokasi untuk memindahkan satwa dari batang pohon ke kandang evakuasi untuk dibawa ke kandang transit satwa BBKSDA Riau di Pekanbaru untuk observasi sebelum dilakukan tindakan selanjutnya. Kami mengucapkan terikasih kepada Pak Desri Aria yang telah berinisiatif melaporkan keberadaan satwa dilindungi tersebut,'' kata Hartono.
Laporan: Hendrawan Kariman (Pekanbaru)
Editor: E Sulaiman