(RIAUPOS.CO) -- Dalam dua bulan terakhir ketersedian obat untuk layanan pasien umum maupun BPJS Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rokan Hulu, sangat terbatas. Kondisi itu dikeluhkan oleh pasien yang harus membeli obat diluar dari RSUD Rohul.
Menyikapi keluhan pasien terhadap minimnya ketersedian obat-obatan itu, Direktur RSUD Rokan Hulu dr Novil Raykel membenarkan keterbatasan ketersedian obat-obatan untuk kebutuhan pasien yang berobat ke RSUD Rohul.
Alasannya, untuk pembelian obat-obatan tersebut, saat ini RSUD Rokan Hulu bergantung kepada pembayaran dari BPJS Kesehatan yang tidak tepat waktu.
‘’Keterbatasan obat-obatan untuk pasien umum maupun pasien BPJS Kesehatan di RSUD Rohul, dikarena pembayaran BPJS Kesehatan tidak tepat waktu. Jadi stok obat-obatan di RSUD Rohul tergantung pembayaran BJPS Kesehatan,’’ ungkap Direktur RSUD Rokan Hulu dr Novil Raykel, Jumat (26/7), terkait keterbatasan obat-obatan yang dibutuhkan pasien yang berobat di RSUD Rohul.
Menurutnya, setiap tahun kunjungan pasien yang berobat di RSUD Rohul terjadi peningkatan. Untuk saat ini, 82 persen pasien yang berobat di RSUD Rohul merupakan pasien BPJS. Kendati keterbatasan obat-obatan, namun untuk pelayanan terhadap masyarakat atau pasien tetap dilayani dengan baik.
‘’Jadi tunggakan BPJS Kesehatan yang belum dibayarkan ke RSUD Rokan Hulu terhitung April sampai sekarang. Kita berharap masyarakat atau pasien mengetahui kondisi yang ada di RSUD Rohul. Apalagi saat ini, daerah mengalami defisit, tidak bisa mendukung penuh. Untuk pembayaran tunggakan Maret 2019 baru dibayar oleh BPJS kesehatan kemarin,’’ tuturnya.(adv)