PEKANBARU, (RIAUPOS.CO) - Antrean panjang di berbagai SPBU terjadi di Kota Pekanbaru, khususnya bagi masyarakat yang mengantre untuk membeli bahan bakar jenis premium. Bahkan antrean beberapa SPBU sempat mencapai badan jalan.
Menurut pengawas SPBU di Jalan Soekarno Hatta, Doni, antrean tersebut disebabkan oleh pengurangan kuota premium dari pihak Pertamina. Dikatannya, jatah biasanya 16 ribu liter per hari, namun mulai awal Februari lalu kuota premium dikurangi hingga 8 ribu liter per hari.
"Semua SPBU mengalami pengurangan, bahkan ada yang tidak dapat jatah. Jadi masyarakat beralih ke SPBU yang masih menjual premium," katanya, Jumat (26/2).
Doni menjelaskan, pengurangan tersebut dilakukan agar masyarakat secara perlahan beralih ke pertalite, guna mendukung program langit biru, yaitu program untuk mengajak masyarakat merasakan langsung penggunaan bahan bakar minyak (BBM) dengan kualitas yang lebih baik dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan dengan udara yang bersih dan sehat.
"Kalau pertalite tidak ada pembatasa kuota, semampu kita beli," ujarnya saat dijumpai Riau Pos di SPBU 14282636 Riau Sumber Lestari ini.
Sementara itu, untuk mengurai antrean panjang, Doni mengatakan pihaknya mengarahkan agar antrean hanya terjadi di lokasi SPBU atau tidak sampai menganggu arus lalu lintas.
"Kami juga lakukan pembatasan, misalnya antrean panjang kita batasi. Kita juga tidak mau konsumen yang sudah mengantre lama tidak kebagian," ucapnya.
Selain itu, Doni tidak memungkiri jika perbedaan harga pertalite dengan premium cukup jauh. Ia mengharapkan Pertamina membuat harga yang seimbang agar tidak memberatkan konsumen. "Kita harap pertalite harganya imbang-imbang sama premium, diambil jalan tengahnya," kata Doni.
Salah seorang pengendara mobil yang turut mengantre di SPBU di Jalan HR Soebrantas, Susan mengaku harus bersabar karena mengantre cukup panjang.
Dikatakan Susan, selain memakan waktu, pihak SPBU juga membatasi penjualan premium per mobil, yakni maksimal Rp200 ribu. "Ga ngitung berapa jam, tapi lumayan lama karena antrean panjang," tukasnya.
Susan berharap, kuota untuk premium ditambah, dan tersedia di semua SPBU. Menurutnya, sebagai provinsi penghasil minyak, sangat ironis jika masih kekurangan. Saat ditanya terkait penggunaan pertalite, Susan mengaku perbedaan harga sangat kontras, sehingga cukup memberatkannya untuk beralih ke pertalite.
"Harga premium dan pertalite lumayan jauh, apalagi mobil tangkinya besar. Kalau pakai motor nggak terlalu lah," imbuhnya.
Sebelumnya, pihak Pertamina pernah membantah jika melakukan pengurangan kuota untuk BBM premium di SPBU.
"Tidak ada pengurangan sama sekali," kata Officer Communicatipn Relation Pertamina Sumbagut Haris Yanuanza, Selasa (23/2).(anf)