Lestarikan Tradisi Mandai Ulutaon

Riau | Kamis, 26 April 2018 - 12:14 WIB

Lestarikan Tradisi Mandai Ulutaon
Bupati Rohul Sukiman memakai ulos saat memberikan sambutan dalam acara Mandai Ulutoan (makan bersama), yang berlokasi di Bagas Rarangan Boru Namora Suri Andang Jati, Huta Haiti Desa Rambah Tengah Barat (RTB) Kecamatan Rambah, Rabu (25/4/2018).

ROKANHULU (RIAUPOS.CO)----PEMERINTAH daerah akan menjadikan acara Mandai Ulutoan (makan bersama, red) yang berlokasi di Bagas Rarangan Boru Namora Suri Andang Jati, Huta Haiti Desa Rambah Tengah Barat (RTB) Kecamatan Rambah, sebagai iven tahunan dan kalender pariwisata Rohul.

Baca Juga :Pascabanjir, Aspal Jalan Banyak Terkelupas

Tak hanya itu, perjuangan dari Boru Namora Suri Andang Jati sebagai bukti peninggalan sejarah yang kedepannya harus dilestarikan, sekaligus dijadikan sebagai objek wisata sejarah di Kecamatan Rambah Kabupaten Rokan Hulu (Rohul).

Karena, saat ini masih ada peninggalan berupa bagas Godang, jejak terakhir Boru Namora Suri Andang Jati dan Makam Sutan Laut Api.

Pernyataan tersebut diungkapkan Bupati Rohul H Sukiman, Rabu  (25/4) usai menghadiri acara Mandai Ulutaon di Bagas Rarangan Boru Namora suri Andang Jati Huta Haiti Desa RTB Kecamatan Rambah.

Dalam acara tersebut turut hadir Ketua DPRD Rohul Kelmi Amri SH, Forkopimda, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) para kepala desa dan Lurah se Kecamatan Rambah.     

Turut hadir Ketua Panitia Damri Nasution, Tokoh Masyarakat yang juga mantan Sekda Rohul H Syarifuddin Nasution, para raja-raja Napituhuta, Tokoh Pemuda dan ratusan masyarakat Desa RTB dan sekitarnya.

Sukiman mengatakan, pemerintah daerah menyambut baik kegiatan Mandai Ulotoan yang digelar selama ini oleh masyarakat Desa RTB, usai mereka menuai padi. Tentunya sejarah dan kegiatan makan bersama ini harus dilestarikan dimasa mendatang, untuk mengingatkan kembali sejarah dan budaya yang ada di Rohul kepada generasi penerus agar tidak hilang begitu saja.

Disebutkannya, kegiatan Mandai Ulotoan mengandung banyak arti, selain menjalin silaturrahim, juga sebagai bentuk rasa syukur atas rezeki yang diberikan sang pencipta.(adv)

, usai mereka menuai padi.

‘’Tradisi Mandai Ulutoan yang diperingati saat ini harus dilestarikan, karena itu sebagai ciri khas dan tradisi secara turun temurun dari Napituhuta,’’ ujarnya.

Menurutnya, tradisi yang dilaksanakan ini, sebagai bentuk solidaritas dan adat yang diwarisi oleh masyarakat Napituhuta, sejak dari nenek moyang Boru Namora Suri Andung Jati.

Selain kegiatan ini, katanya mengingatkan kembali sejarah perjuangan anak seorang Raja Mandailing  yakni Boru Namora Suri Andung Jati. Sehingga tradisi adat di Napituhuta kedepannya akan dijadikan agenda tahunan, khususnya bagi masyarakat Napituhuta.

‘’Kita harapkan tradisi masyarakat Desa RTB ini tetap dilestarikan ke anak cucu, sehingga sejarah yang ada mereka mengerti akan budaya nenek moyangnya yang sudah ada sejak dulunya,’’ terang Mantan Dandim Inhil itu.

Berdasarkan laporan Ketua Panitia Damri Nasution menyebutkan,  Mandai Ulutoan digelar atas peran serta seluruh masyarakat Napitu Huta. Kegiatan itu sendiri, sebagai bentuk syukur ke Sang Pencipta setiap tahunnya agar meningkat hasil pertanian masyarakat. Dihadapan Bupati Rohul, tokoh masyarakat tersebut membacakan sejarah singkat kedatangan Boru Namora Suri Andung Jati di Huta Haiti. (adv)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook