PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Gerhana Matahari Cincin (GMC) bakal terjadi, Kamis (26/12) besok. Menariknya, fenomena astronomi langka ini bisa disaksikan langsung di sejumlah kota di Indonesia. Deputi Bidang Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Muhamad Sadly mengatakan, ada 25 kota di tujuh provinsi yang mendapat kesempatan menyaksikan langsung GMC 26 Desember 2019 secara jelas. Di antaranya, Sinabang dan Singkil di Aceh; Tanjungredep, Kalimantan Timur, serta Siak, Selatpanjang dan Bengkalis, Riau.
Sebetulnya, untuk gerhana matahari sendiri bakal terjadi di semua wilayah. Hanya saja, di luar 25 kota tersebut hanya dapat melihat dalam bentuk gerhana sebagian. Nah, jika ingin menyaksikan GMC dengan durasi cincin terlama, Anda disarankan untuk menuju ke Riau.
”Durasi cincin terlama dan magnitudo terbesar akan terjadi di sana selama 3 menit 38,9 detik,” ujarnya, Selasa (24/12).
Bagi Anda yang tak mau ketinggalan momen langka ini, harus dipersiapkan dengan matang ya. Tidak boleh asal dengan menatap langsung fenomena yang terjadi dengan mata telanjang.
”Itu dilarang. Karena sinar ultra violet dari matahari yang tajam dapat menyebabkan sakit mata sampai dengan buta,” tegasnya.
Oh, jangan pula coba mengakali dengan menggunakan kacamata hitam, pakai film foto, film rontgen, atau alat optik apapun tanpa filter matahari. Karena risiko yang ditimbulkan sama seperti menatapnya dengan mata telanjang.
”Untuk melihat, diharuskan pakai kacamata gerhana. Kalau pun mau pakai film rontgen, harus rangkap lima dan sebentar saja,” ungkapnya.
Lebih jauh dia menjelaskan, GMC merupakan peristiwa ketika matahari, bulan, dan bumi tepat segaris. Pada saat itu piringan bulan yang teramati dari bumi lebih kecil daripada piringan matahari. Akibatnya, saat puncak gerhana, matahari akan tampak seperti cincin yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya. Biasanya, saat fase cincin terjadi kecemerlangan langit akan meredup sehingga seperti fajar atau senja.
Secara umum, gerhana dapat diprediksi waktu dan tempat kejadiannya. Untuk memprediksi keberulangannya secara global, gerhana dikelompokkan ke dalam suatu kelompok yang disebut siklus Saros tertentu. Meski demikian, peristiwa tersebut tidak berulang di lokasi tersebut dengan siklus tertentu. Dia mencontohkan fenomena GMC yang teramati di Indonesia. Pada GMC sebelumnya, GMC 22 Agustus1998, jalur cincin yang dilewati yakni Sumatera bagian utara dan Kalimantan bagian utara. Kemudian, pada GMC 26 Januari 2009, jalur cincinnya melewati Sumatera bagian selatan dan Kalimantan.
Lalu, GMC yang akan datang dapat diamati di Indonesia pada 21 Mei 2031, jalur cincinnya melewati Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. GMC 14 Oktober 2042 pun sama, jalur cincinya beda. Diprediksi, jalur cincin GMC 14 Oktober 2042 bakal melewati Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Timur.(mia/jpg/rir/ted)
>>>Selengkapnya baca Harian Riau Pos