PANGKALANKERINCI (RIAUPOS.CO) -- Sebagai sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan, keberadaan Palang Merah Indonesia (PMI) perlu didukung dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai untuk menjalankan aktivitas kemanusiaan terutama dalam memenuhi keperluan darah serta penyalurannya.
Begitu juga kondisi yang dialami PMI Kabupaten Pelalawan yang hingga saat ini masih sangat kekurangan sarana dan prasana. Pasalnya, memiliki tugas kemanusian yang berhubungan dengan kesehatan manusia, organisasi tersebut masih belum dilengkapi peralatan medis yang memadai dan kendaraan operasional maupun ambulans yang standar.
“Ya, hingga saat ini, kita masih sangat minim sarana dan prasarana, sehingga tentunya diperlukan adanya dukungan dari Pemkab Pelalawan dan juga Pemrov Riau untuk membantu pengadaaan sarana dan prasarana yang kami perlukan. Dengan demikian, maka kita dapat menjalankan aktivitas kemanusiaan ini dengan maksimal,” terang Ketua PMI Kabupaten Pelalawan Marhadi MR, Senin (24/6).
Diungkapkannya, bahwa hingga saat ini PMI Kabupaten Pelalawan hanya memiliki satu unit armada ambulans. Apalagi, ambulans yang merupakan bantuan dari Provinsi Riau pada 2017 lalu dalam kondisi sangat memprihatinkan dan tidak sesuai standar atau tak layak pakai, sehingga pihaknya sangat kesulitan dalam menjalankan aktivitas kemanusiaan.
“Keberadaan ambulans ini merupakan salah satu fasilitas yang sangat vital bagi kami. Tapi ya itu tadi, kondisinya sudah dalam keadaan tidak layak pakai karena sudah tua, sehingga kita sangat kesulitan untuk menjalankan aktivitas dengan maksimal,” ujarnya.
Selain kendaraan ambulans, sambung Marhadi, saat ini peralatan kesehatan seperti tandu dan fasilitas medis dasar untuk pertolongan pertama di lapangan, juga masih dirasa kurang, sehingga sangat perlukan adanya penambahan.
Kemudian, minimnya anggaran yang diterima PMI, dikarenakan kesulitan keuangan, juga berdampak pada penyediaan sarana medis lainnya. Seperti pada unit transfusi darah, PMI masih kekurangan kantong darah dan kapasitas ruangan penyimpanan darah khususnya lemari (kulkas, red) penyimpan darah.
Apalagi sejauh ini animo masyarakat untuk melakukan donor darah di Kabupaten Pelalawan khususnya melalui kelompok donor darah (KDD) perusahaan seperti KDD PT RAPP, sangat tinggi, sehingga pihaknya sangat kesulitan melayaninya. Dan salah satu solusinya, maka PMI terpaksa harus menjadwalkan atau antrean para KDD dan juga masyarakat lainnya untuk melakukan donor darah.
“Untuk itu, dengan kondisi minimnya sarana dan prasarana yang dimiliki, maka tentunya perlu dukungan dari Pemkab Pelalawan dan juga Pemprov Riau untuk membantu memenuhi sarana dan prasarana yang memadai. Maka kami dapat lebih maksimal dalam menjalankan aktivitas kemanusiaan khususnya untuk memenuhi keperluan darah bagi masyarakat di Negeri Seiya Sekata ini yang memerlukan,” tutupnya.(amn)