PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit periode 23 Februari -1 Maret 2022 mengalami kenaikkan pada setiap kelompok umur. Kenaikkan terbesar terjadi pada kelompok umur 10 - 20 tahun sebesar Rp114,39 per Kg dari harga pekan lalu. Sehingga harga pembelian TBS petani untuk periode sepekan ke depan naik menjadi Rp3.680,16 per Kg.
Kepala Dinas Perkebunan Riau Zulfadli mengatakan, kenaikkan harga TBS ini disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal naiknya harga TBS periode ini disebabkan oleh terjadinya kenaikkan harga jual CPO dan harga kernel dari beberapa perusahaan yang menjadi sumber data.
"Untuk harga jual CPO, PTPN V mengalami kenaikkan harga sebesar Rp515,94 per Kg dari harga pekan lalu, Sinar Mas Group mengalami kenaikkan harga sebesar Rp477,66 per Kg dari harga pekan lalu, PT Asian Agri mengalami kenaikkan sebesar Rp589,84 per Kg dari harga pekan lalu. PT Citra Riau Sarana mengalami kenaikkan sebesar Rp481,80 per Kg dari harga pekan lalu," katanya.
Sedangkan untuk harga jual Kernel, PT Citra Riau Sarana mengalami kenaikkan harga sebesar Rp46,37 per Kg dari pekan lalu. Sementara dari faktor eksternal, Harga minyak sawit mentah Crude Palm Oil (CPO) melonjak cukup tajam pada perdagangan pagi jelang senin siang kemarin. Pada Senin (21/2/2022) pukul 09:48 WIB, harga CPO di Bursa Malaysia tercatat MYR 5.644 per ton melonjak 2,49 persen.
"Harga CPO berhasil membukukan kenaikan secara bulanan sebanyak 8,1 persen. Harga CPO diprediksikan menunjukkan tetap stabil naik di mana harga CPO menyentuh rekor tertinggi di 6 bulan terakhir dalam reli yang didorong oleh kombinasi faktor fundamental. Kebijakan dari produsen dan importir minyak kelapa sawit mendorong harga CPO dunia naik," ujarnya.
Di Januari, pemerintah Indonesia membuat kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) yang mewajibkan produsen minyak kelapa sawit untuk memasok permintaan dalam negeri sebanyak 20 persen, setelah itu produsen baru boleh mengekspor minyak kelapa sawit ke luar negeri. Selain itu, permintaan minyak kelapa sawit meningkat karena CPO menjadi bahan dasar utama untuk membuat biodiesel yang digadang-gadang akan dijadikan bahan bakar masa depan oleh Kementerian Pertanian Indonesia.
"Biodiesel menjadi energi alternatif bahan bakar fosil. Tidak hanya itu, Kementerian Pertanian Indonesia melakukan lompatan besar dalam inovasi biodiesel dengan tipe B20, B30, dan B100. Namun, B100 adalah tipe yang menggunakan 100 persen minyak kelapa sawit sebagai bahannya dan tidak dicampur oleh bahan bakar fosil sama sekali. B100 diprediksikan akan menjadi bahan bakar yang ramah lingkungan dan dapat digunakan untuk jarak tempuh yang lebih lama dibanding tipe lainnya," jelasnya.
Laporan: Soleh Saputra (Pekanbaru)
Editor: Erwan Sani