PELALAWAN (RIAUPOS.CO) - Tepat tanggal 12 Oktober 2015, Kabupaten Pelalawan genap berusia 16 tahun. Sebagai daerah yang banyak memiliki potensi, salah satunya disektor perkebunan, maka kabupaten yang memiliki motto Tuah Negeri Seiya Sekata ini terus menggeliat memposisikan diri sejajar dan bahkan terdepan di antara daerah otonom lainnya di negeri ini.
Hal ini sesuai dengan visi Kabupaten Pelalawan 2011-2016 dibawah duet kepimpinan HM Harris-Marwan Ibrahim, yakni pembaharuan menuju kemandirian pemerintah dan masyarakat Kabupaten Pelalawan, dimana Pemkab Pelalawan berkomitmen terus meningkatkan produktifitas hasil perkebunan melalui pembinaan pada masyarakat pekebun dengan pemberian bantuan peralatan, bibit, memperluas lahan perkebunan demi suksesnya kemandirian produktifitas perkebunan di daerah ini.
Sektor Perkebunan di Kabupaten Pelalawan untuk pengembangan usaha perkebunan, memiliki luas lahan yang relatif cukup luas yakni 473.623 hektare. Dan dari luas tersebut, baru dimanfaatkan seluas 349.478,99 hektare dengan komoditas utama yakni kelapa sawit, kelapa, karet dan aneka tanaman lain (antan) seperti kakao.
Pengambangan usaha perkebunan di Pelalawan dilaksanakan melalui dua bentuk yakni usaha perkebunan rakyat dan usaha perkebunan besar swasta. Dan usaha pengambangan perkebunan rakyat, dilaksanakan melalui tiga pola pengambangan yakni pola swadaya (swadaya murni maun swadaya bantuan), pola unit pelayanan dan pengembangan (UPP) dan pola PIR-BUN (perusahaan inti rakyat perkebunan) baik PIR-Trans yang memiliki luas 21.760 ha dengan jumlah petani 102.781 KK. Serta PIR-Kemitraan berupa kebun plasma yang memiliki luas 38.291 hektare dengan jumlah petani 7.840 KK.
Pembangunan perkebunan ditujukan kepada kelestarian fungsi dan manfaatnya dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat yang diarahkan pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan, pemberdayaan, kemandirian, kapasitas dan akses masyarakat dalam proses pembangunan berkelanjutan dan berkebudayaan industri maju dan efisien melalui peningkatan kualitas, kuantitas produksi dan distribusi serta keanekaragaman, pemanfaatan IPTEK untuk mengembangkan agroindustri dan agrobisnis.
Tanaman perkebunan kepala sawit merupakan aset yang terluas pada kegiatan usaha tani pekebun yang tingkat produktivitasnya di atas standar potensi produksi.
Pasalnya, saat ini terdapat lebih kurang 334.600 hektare lahan perkebunan sawit di Kabupaten Pelalawan dengan produk akhir yang dihasilkan berupa minyak mentah sawit (Crude Palm Oil/CPO) lebih kurang 1,5 juta ton per tahun yang diolah melalui 24 pabrik kelapa sawit (PKS).
Untuk meningkatkan produktivitas hasil perkebunan kelapa sawit di Pelalawan, maka Pemkab Pelalawan melalui Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) telah menetapkan program rutinitas melalui pemberbedayaan kelompok tani (Poktan) dengan memberikan bantuan kecambah serta bibit kelapa sawit unggul siap taman dengan sumber bibit yang jelas asal usulnya, serta dilengkapi sertifikat. Bantuan tersebut merupakan upaya untuk membantu dan meningkatkan perkonomian masyarakat, khususnya para kelompok tani kelapa sawit.
“Ya, untuk 2015 ini, kami telah kembali memprogramkan pemberian bantuan bibit kelapa sawit siap tanam sebagai upaya Pemkab untuk membantu dan meningkatkan perkonomian masyarakat, khususnya para kelompok tani kelapa sawit. Dan bantuan ini didistribusikan kepada empat kelompok tani yang ada di Kabupaten Pelalawan pada awal November mendatang yang kami berikan secara lengkap beserta pupuk dasar, pupuk pemeliharaan dan pengendalian hama,” terang Bupati Pelalawan HM Harris melalui Kepala Dishutbun Pelalawan Ir H Hambali MM didampingi Kabid Pengembangan Tanaman Perkebunan Abdul Rahman.