Subayang Bio Festival Digelar Tiga Hari Tiga Malam

Riau | Jumat, 22 Maret 2019 - 09:14 WIB

Subayang Bio Festival Digelar Tiga Hari Tiga Malam

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Generasi Pesona Indonesia (Genpi) Kabupaten Kampar bersama Bengkel Seni Rantau Kampar Kiri  (RKK) akan meggelar Subayang Bio Festival akhir bulan ini selama tiga hari tiga malam, tepatnya 29-31 Maret. Kegiatan yang mengusung tema Sound of Rimbang Baling ini juga diwarnai dengan berbagai perlombaan dan kegiatan yang bertumpu pada tradisi.

Kegiatan tersebut antara lain, lomba mewarnai tingkat TK, lomba pighaw (sampan) kajang hias, lomba menganyam, gong kolosal 21 kecamatan, pagelaran seni budaya, field trip Rimbang Baling, lounching program Subayang Bersih, edukasi lingkungan dan pariwisata serta panen Lubuk Larangan. Ribuan wisatawan baik lokal maupun nasional dan internasional diperkirakan akan memenuhi lokasi kegiatan yang dipusatkan di tepi Sungai Subayang, Desa Gema, Kampar Kiri.


Festival ini memang digagas dan dilaksanakan Genpi dan Bengkel Seni RKK, tapi tidak lepas dari dukungan pemerintah Kabupaten Kampar melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kampar. ‘’Festival Subayang ini sudah dilaksanakan sejak beberapa tahun terakhir. Tahun kemarin namanya juga sudah Festival Subayang Bio. Yang menariknya, tahun ini ada gong kolosak di seluruh kecamatan di Kampar, yakni 21 kecamatan,’’ kata Ketua Genpi Kampar, Dodi Rasyid Amin.

Kegiatan ini juga akan dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan seni. Antara lain, music tradisi 21 kecamatan, gong klasik Kabupaten Kampar, Rabab Pangkalan Serai, music komposisi Kampar Kiri, Tari ‘Musim Baladang’ Toeroba, Robbana Batimang Ujung Bukit, Musikaliasi Puisi STIC Kabupaten Siak, teater Bengkel Seni RKK, Icamp Akustik Pelalawan, Te Ty Aziz solois Ocu Kampar, Shalawat Gubano POndok Syekh Kuntu dan beberapa lainnya.

‘’Kami mengajak seluruh masyarakat Riau, moh samo-samo ke Kampar Kiri menayksikan Festival Subayang Bio. Banyak rangkaian acara menarik yang bermuara dari tradisi dan alam karena ini merupakan salah satu cara kami merawat tradisi dan lingkungan,’’ sambung Dodi.(kun)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook