PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mendapat penghormatan mewakili gubernur se-Indonesia menerima Perpres Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi di Hotel Shangri-La Jakarta, Selasa (21/2).
Perpres terkait diserahkan langsung Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto disaksikan Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim dan Menaker Ida Fauziyah serta sejumlah pejabat dari Kantor Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI.
Sebagaimana diketahui, Pemprov Riau di bawah kepemimpinan Gubri Syamsuar telah lebih dulu menerbitkan Peraturan Gubernur Riau (Pergubri) Nomor 6 Tahun 2022 tentang Penguatan Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Melalui Kemitraan dengan Industri, Dunia Usaha, dan Dunia Kerja.
Tentu saja Perpres No 68/2022 yang diluncurkan saat ini sejalan dengan Pergubri No 6/2022. Artinya, Pemprov Riau telah lebih maju selangkah, sehingga Gubri Syamsuar mendapat penghormatan menerima Perpres No 68/2022 saat acara peluncuran mewakili gubernur se-Indonesia.
Untuk diketahui, pendidikan vokasi memiliki peran strategis untuk menghasilkan tenaga kerja terampil yang diperlukan oleh industri, dunia usaha, dan dunia kerja. Sebab itu, Gubri Syamsuar menerbitkan Pergubri No 6/2022 sebagai wujud komitmen Pemprov Riau dalam mewujudkan pendidikan vokasi yang selaras atau link and match dengan keperluan industri, dunia usaha, dan dunia kerja.
Sebelumnya, Pergubri ini juga telah mendapat apresiasi mulai dari Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim, Menaker Ida Fauziyah hingga Menkeu Sri Mulyani karena dianggap sebagai sebuah terobosan. Gubri Syamsuar mengucapkan terima kasih usai menerima perpres ini.
“Terima kasih atas apresiasi ini. In sya Allah kami sangat berkomitmen atas pendidikan vokasi ini agar kami memiliki angkatan kerja yang kompeten di bidangnya,” ucap Syamsuar.
Sementara itu, Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam sambutannya menyebutkan Perpres tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi sangat diperlukan bangsa Indonesia. Apalagi Indonesia akan mengalami bonus demografi pada 2030 mendatang. Artinya, Indonesia akan memiliki lebih banyak angkatan kerja produktif.
“Tapi tidak semua negara berhasil memanfaatkan bonus demografi ini. Untuk Asia, hanya Singapura dan Korsel yang berhasil sehingga menempatkan ekonomi kedua negara tersebut menjadi negara yang maju,” ulasnya.
Itu sebabnya, Indonesia sangat memerlukan angkatan kerja yang berkompeten dan siap kerja. Jika tidak, kesempatan kerja yang terbuka luas akibat pembangunan infrastruktur di mana-mana akan dimanfaatkan oleh negara lain. “Bayangkan saja, di sektor digital saja, setahun tidak kurang kita perlu 600 ribu tenaga kerja. Ini belum sektor yang lain,” sebutnya.
Makanya tegas Airlangga, vokasi unggul akan membuat Indonesia unggul. “Tidak ada jalan lain, melalui vokasi ini kita harus siapkan SDM yang siap kerja,” tegasnya.(adv/sol)