(RIAUPOS.CO) -- Pacu jalur adalah pesta rakyat kebanggaan masyarakat Kuantan Singingi yang menjadi turun menurun hingga kini. Menurut sejarah, awal mula pacu jalur di Kuansing sudah ada sejak tahun 1903. Jalur yang terbuat dari sebatang kayu besar dengan panjang berkisar 30-40 meter itu didayung oleh 50 sampai 60 orang.
Menurut Sekda Kuansing, Dr H Dianto Mampanini SE MT saat didampingi Kadis Kominfo Kuansing Ir Samsir Alam menyebutkan, bahwa pada saat ini agenda pacu jalur dilaksanakan pada Agustus setiap tahunnya.
“Kalau mengacu kepada sejarah, pacu jalur sudah ada sejak seabad yang lalu. Saat itu pacu jalur awalnya adalah kegiatan yang digunakan untuk merayakan hari ulang tahun Ratu Wilhelmina, penguasa Belanda. Namun saat Indonesia merdeka, pacu jalur lantas digelar pada hari raya Islam seperti saat Idulfltri,” ujar Dianto Mampanini.
Belakangan, lanjut Dianto, pacu jalur sudah menjadi angenda rutin masyarakat Riau khususnya Kabupaten Kuansing dalam rangka memeriahkan HUT RI setiap tahun. Pacu jalur tersebut, terus dipopulerkan hingga ke kabupaten lain seperti Inhu, Kampar, Pelalawan, Pekanbaru dan Inhil.
“Kita akan terus berupaya untuk menarik wisata mancanegara untuk sampai ke Kuansing. Belakangan ini kami sudah mencoba mempublikasikan dalam bahasa Inggris dan jenis selebaran lainya. Dengan demikian, para turis bisa langsung datang ke Kuansing untuk menonton pacu jalur 21-25 Agustus ini,” kata Dianto Mampanini.
Dianto meminta masyarakat Riau, terutama masyarakat Kuansing untuk bisa menjadi tuan rumah yang baik terhadap para tamu yang akan berkunjung ke Kuansing selama prosesi pacu jalur diadakan.
“Jadilah tuan rumah yang rama kepada semua pengunjung yang akan menyaksikan pacu jalur. Dan berikan kesan yang bisa membuat pengunjung untuk kembali lagi berkunjung. Salam Kayuah,” lanjut Dianto.
Dianto menambahkan, untuk 21 Agustus akan diagendakan pembukaan oleh Menteri Pariwisata Republik Indonesia. Seterusnya baru dilanjutkan prosesi lain seperti menarik jalur dan atraksi seni.(adv)