BENGKALIS (RIAUPOS.CO)--- - Bisnis itu tak semata mencari bekal untuk kehidupan di dunia, namun juga bisa menjadi ‘’jembatan’’ untuk bekal akhirat. Barangkali karena prinsip bisnis yang dianutnya inilah, sosok wanita yang tanggal lahirnya beda satu hari dengan kelahiran Ibu Kartini ini, tetap setia melayani pelanggannya terutama jajaran pemerintah Kabupaten Bengkalis, kendati terkadang ia menemui kendala dalam pembayaran seperti terlambat dibayar, namun semua itu dimaklumi. Baginya kepuasan pelanggan adalah yang utama.
Layani dulu pelanggan dengan baik adalah harga mati. Soal rezeki, semua sudah diatur oleh Allah SWT. “Membuat orang senang dan puas adalah pahala. Tak harus bisnis itu muaranya keuntungan semata. Namun bagaimana supaya dari berbisnis itu, ada pahala yang bisa kita raih,” begitu tutur wanita kelahiran 22 April 1965 ini.
Bagi masyarakat Kota Bengkalis, wanita dua anak bernama lengkap Hj Linda Mulyani ini sudah sangat dikenal. Selain pengusaha katering yang tak banyak “kesah”, dermawan, ia juga aktif di berbagai organisasi. Di lingkungan pemerintah kabupaten Bengkalis sendiri ia tak pernah “absen” menyiapkan konsumsi setiap ada kegiatan. Sudah beberapa kali Bupati Bengkalis berganti, namun kateringnya tetap menjadi langganan, dan ia dengan setia melayani semua permintaan apapun menunya.
Malang melintang di usaha katering yang dirintisnya mulai dari nol sejak puluhan tahun lalu, hingga kini usaha kateringnya tak pernah redup, meski semakin banyak bermunculan usaha katering. Demikian pula sejumlah ibu-ibu yang perlu pekerjaan, bergabung dengannya dan banyak membantu kelancaran usahanya.Bahkan saat dirinya tak berada di Bengkalis pun, dia masih bisa menerima orderan, karena memang para pekerjanya sudah terlatih dan mahir menyiapkan orderan sesuai pesanan pelanggan.
“Kalau saya lagi tak berada di tempat, usaha katering tetap lancar. Di samping ada anak saya yang membantu, pekerja saya juga sudah terlatih menerima dan menyiapkan pesanan pelanggan,” ujar ibu dari Fatma dan Dewi. Nama dua anaknya inilah yang dijadikan brand atau nama usaha katering Fatma Dewi yang beralamat di Jalan Sri Pulau Bengkalis ini.
Sibuk mengurus usaha katering dan meski jarang istirahat karena pesanan makanan terus saja ada, tak membuat Lin begitu ia akrab disapa, melupakan lingkungan dan sosial kemasyarakatannya. Ia aktif di banyak organisasi profesi maupun organisasi sosial kemasyarakatan. Bahkan di lingkungan tempat tinggalnya di Jalan Sri Pulau, ia dipercaya menjadi ketua Rukun Tetangga (RT).
Caleg
Dari kegesitan perempuan yang suka membantu sesama ini, sejumlah partai politik pun pernah mengajaknya bergabung untuk menjadi calon politisi di DPRD Bengkalis. Namun kala itu, belum terpikir olehnya untuk menjadi anggota dewan. Ia masih fokus menjalankan usaha kateringnya, karena ada sejumlah ibu-ibu yang menggantungkan kehidupan di usaha katering tersebut.
‘’Dulu saya memang sempat terpikir untuk menerima pinangan parpol untuk menjadi caleg, tapi waktu itu saya belum begitu siap. Setelah saya pikirkan lebih matang, kalaupun akan jadi caleg, nanti setelah umur saya 50-an. Makanya saat ini ketika ada beberapa parpol yang mengajak saya menjadi caleg, saya bersedia. Apalagi peluang perempuan untuk duduk di legislatif cukup besar,’’ ujar wanita yang pernah kuliah di AKBP (Akademi Keuangan dan Perbankan Padang) ini.
Dan setelah menimbang-nimbang, pilihannya jatuh ke Partai Nasdem sebagai perahunya untuk melaju menjadi caleg di DPRD Bengkalis. Tak banyak yang diungkapkannya kenapa ia memilih Partai Nasdem, namun katanya ia senang saja bergabung dengan Nasdem. “Soal peluang saya duduk nantinya dengan perahu Nasdem ini, saya serahkan saja pada Allah SWT. Yang jelas saya memang berangan-angan pada usia 50 tahun ke atas saya bisa duduk menjadi anggota DPRD. Bukan sekadar mencari popularitas. Tapi jika saya diizinkan Allah menjadi angggota dewan, saya ingin memperjuangkan apa-apa yang diinginkan masyarakat, yang mungkin selama ini belum terwujudkan, apalagi bagi kaum perempuan,” ulasnya.
Menyinggung suka dukanya melayani pasokan makanan untuk pemerintahan, ia hanya tersenyum . Namun yang pasti katanya, apapun usaha yang dilakoni, pasti ada suka dukanya. Tinggal bagaimana melakoninya dengan ikhlas dan sabar. ”Lancar atau tidaknya sebuah usaha, itu adalah biasa. Namanya juga usaha, tentu tidak selalu lancar saja, pasti ada kendala yang dihadapi. Namun jadikan kendala itu sebagai semangat untuk lebih maju, bukan malah sebaliknya. Dan yang perlu disadari lagi,semuanya Allah yang mengatur,”ungkap nenek satu cucu ini.(evi/ifr)