RIAU (RIAUPOS.CO) - Tim Satgas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pusat meninjau penanganan dan pencegahan PMK di Kabupaten Kampar. Ini menindaklanjuti pertemuan dan Rakor Gubernur Riau Drs Syamsuar MSi diwakili Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution yang diadakan pada 17 Oktober 2022 lalu di Pekanbaru.
Rakor ini ditindaklanjuti dengan kunjungan ke Kabupaten Kampar untuk melihat secara langsung kondisi perkembangan penyebaran PMK di Riau.
Tim Satgas PMK yang dipimpin tenaga Ahli BNPB Kol Inf Firdaus Agustiana berama Tim Satgas PMK Pusat melakukan peninjauan ke beberapa lokasi di antaranya ke Kantor Dinas Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan, check point di XIII Koto Kampar dan kelompok ternak di Desa Suka Mulya Kecamatan Bangkinang, Selasa (18/10).
Selain itu ikut berkunjung ke Kampar anggota tim Satgas PMK Pusat di antaranya Tim Pakar Satgas PMK Yohanes Berlian, Badan Karantina Pertanian (Berantan) DR drh Risma IPS MSi, Tim Satgas PMK Pusat Panji Satrio Widagdo dan Helen Romauli serta Satgas Provinsi Riau dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sub Kor KSKH drh Revalita.
Ikut menyambut kedatangan Tim Satgas PMK Pusat di antaranya Ketua Satgas PMK Kabupaten Kampar Drs HbYusri MSi diwakili Sekretaris Satgas PMK Kampar Agustar yang juga Kepala Pelaksana BPBD Kampar Agustar, drh Deyus Herman Kabid Pengawasan Lalu Lintas Ternak dan sebagainya.
Tenaga Ahli PMK Pusat Kol Inf Firdaus menyampaikan, Kampar terpantau masih berada pada zona merah, vaksinasi hewan tidak lengkap karena banyak terdapat hewan liar, ada lima check point tapi masih bisa lewat.
Dikatakannya, sebagaimana Satgas lainnya, Satgas PMK dapat bekerja sebagai satgas bukan dinas. Harapan maka seluruh Satgas PMK dapat melakukan tugas sesuai tupoksi yang sudah ditetapkan, lakukan koordinasi dan komunikasi antar Satgas.
"SK sudah jelas maka laksanakanlah sesuai dengan tugas dan wewenang dengan maksimal, walau hasilnya tidak akan sempurna tapi kita sudah lakukan dengan maksimal," jelas Firdaus.
Firdaus menambahkan, ada lima strategi nasional dalam penanganan PMK ini yakni vaksinasi, testing, biosecurity, pengobatan, potong bersyarat.
"Setelah kita lakukan komunikasi ternyata di Kampar ternyata penyakit yang berjangkit septicaemia epizootica (SE) atau ngorok menjadi salah satu penyakit yang mengakibatkan kerugian ekonomi biasanya penyakit ini menyerang hewan ternak sapi dan Kerbau yang sifatnya akut bahkan sampai fatal. Penyakit ini sering terjadi terutama saat musim hujan tiba," jelas Firdaus.
Sekretaris Satgas PMK Kampar Agustar yang juga Kalaksa BPBD Kampar menyampaikan, setelah mengetahui adanya gejala mewabah Satgas PMK Kampar langsung melakukan penyekatan dan mendirikan pos check point di lima lokasi jalur masuk ke Kampar.
"Kita telah membentuk posko, Kampar merupakan daerah lintasan yang berbatasan dengan beberapa Provinsi, sehingga ini menyebabkan masuknya virus PMK di Kampar, sehingga ada beberapa kecamatan zona penyebaran yakni Tapung Hulu, XIII Koto Kampar, Salo dan Tambang," katanya.
Tim Satgas Pusat dari Kemendagri Adinda Laily Mardiyansyah mengatakan, bersama melakukan monev, ini bentuk keseriusan terhadap penanggulangan PMK, beberapa hal yang diinstruksikan yaitu pembentukan satgas, dengan dasar koordinasi dengan instansi terkait.
"Tim Satgas PMK Pusat yang berkunjung terdiri dari tim pakar Satgas PMK Nasional, Tenaga Ahli BNPB, Satgas PMK Nasional, Satgas PMK Provinsi dan Satgas PMK Kabupaten /Kota sesuai dengan locus, kesungguhan dan komitmen kita dalam penanggulangan penyebaran PMK ini," jelasnya.(gem)