Rp30 Miliar Perbaikan Jalan Koto Gasib Proses Lelang

Riau | Rabu, 20 Februari 2019 - 14:45 WIB

SIAK (RIAUPOS.CO) - Ruas jalan provinsi yang rusak dan berbahaya di Koto Gasib, sekitar simpang Maredan ke KM 11 yang menghubungkan empat kabupaten, sebenarnya sudah diusulkan perbaikan secara permanen sejak 2017. Hanya saja karena keterbatasan anggaran, mengakibatkan perbaikan hanya sebatas fungsional saja selama bertahun-tahun.

Namun, mulai April nanti, pekerjaan fisik perbaikan permanen terhadap ruas jalan tersebut bakal dimulai. Dengan anggaran yang digelontorkan senilai Rp30 miliar, sekarang pekerjaan fisik jembatan dan ruas jalan rigid di titik rusak Jalan Koto Gasib tersebut sudah mulai lelang.

Baca Juga :Warga Dambakan Perbaikan Jalan Desa Sokoi

Informasi tersebut disampaikan Kepala Dinas PUPR Riau Dadang Eko Purwanto, baru-baru ini. “Sudah proses lelang di ULP,” ujarnya.

Dijelaskan Dadang, pekerjaan perbaikan ruas jalan tersebut memang sudah disiapkan sejak 2017. Namun karena keterbatasan anggaran memang diperlukan langkah pembahasan yang cukup alot serta koordinasi yang lebih optimal bersama Pemkab Siak melalui Dinas PU Kabupaten.

“Jadi sekarang lelang konsultannya. Kira-kira bulan April fisiknya sudah bisa jalan,” sambungnya.

Memang di sepanjang jalan lurus sekitar 16 kilometer tersebut terdapat titik-titik jalan berlubang. Beberapa di antaranya bergelombang, dan terdapat dua jembatan dengan oprit yang juga sudah jauh turun. Pengendara yang melintas jika tak waspada tingkat tinggi, siap-siap dengan persoalan seperti pecah ban, terjatuh atau tabrakan.

Dijelaskan Dadang, khusus ruas Jalan Koto Gasib, anggaran sebesar Rp30 miliar telah disiapkan. Sehingga pekerjaan permanen, khususnya pada ruas jalan tersebut pada titik yang bergelombang dan hancur akan dikerjakan dengan rigid.

“Disiapkan perencanaan untuk konstruksi pile on slab atau kaki seribu sepanjang 200 meter pada bagian yang bergelombang di sekitar jembatan dengan anggaran sekitar Rp30 miliar,” jelas Dadang.

Lokasi yang bakal dipasang dengan konstruksi kaki seribu tersebut nantinya berada pada posisi tengah jalan sepanjang 16 KM dari simpang Maredan-KM 11 tersebut. Perencanaan sedang dilakukan PUPR Riau melalui kajian, karena memang pada ruas gelombang tersebut selain digenangi air juga selalu rusak.

Sebelumnya, Pemkab Siak melalui Dinas PU Tarukim Siak mengaku sudah meminta peningkatan ruas jalan provinsi tersebut. Bahkan menurut Kadis PU Siak Irving Kahar, sejak awal 2017 juga diminta kembali. Hanya saja menurut Kadis PU Provinsi Riau Dadang Eko Purwanto, keterbatasan anggaran jadi kendala.

‘’Sejak awal tahun 2017 telah kami (PU Siak, red) sampaikan, terkait dengan trase jalan tersebut artinya sangat penting bukan saja bagi Siak, namun ada tiga kabupaten lain yang melintasinya,” ungkap Irving.

Dijelaskannya seperti pada awal 2017 lalu diminta peningkatan ruas jalan permanen di Koto Gasib. Karena mengingat akan digunakan sebagai rute iven internasional Tour de Siak. “Tapi Dinas PUPR Provinsi hanya mengandalkan pemeliharaan saja. Sehingga kondisi jalan tersebut hanya bertahan sebentar,” sambungnya.

Adapun akibatnya karena tidak dibenahi permanen, berdampak pada rute TDSi tahun 2017 hanya 3 etape saja. Kemudian pada 2018 juga  PU Siak menegaskan kembali mengingatkan. Hanya saja menurut Irving tetap belum ditangani dengan serius.

“Sehingga ujung rute TDSi yang menuju Perawang juga ditiadakan karena kondisi jalan tak memungkinkan untuk dilalui oleh pembalap sepeda,” paparnya.

Terlebih, sambungnya, jalan ini merupakan jalan poros menuju jalan nasional, tentu seharusnya bisa segera ditangani. “Setidaknya dari UPT pemeliharaan dinas PUPR Riau harus menjaga kondisi fungsional jalan tersebut, karena jalan ini juga menghubungkan Siak, Meranti dan Bengkalis, bahkan kota Dumai juga,” bebernya.

Prinsipnya kalau soal koordinasi kata Irving Kahar, sudah dilakukan berkali-kali. Hanya saja tindaklanjutnya belum ada. Ia juga mendengar memang kemungkinan 2019 ini akan dikerjakan PUPR Provinsi Riau dengan konstruksi slab on pile.

Perihal penanganan ini dijelaskannya, tahun 2018 PUPR Provinsi hanya memperbaiki jembatan, namun bukan badan jalan. “Informasinya mereka melakukan kajian untuk menyelesaikan permasalahan dengan menggunakan konstruksi slab on pile yaitu konstruksi seperti jembatan dengan pile atau tiang yang berbaris atau istilahnya kaki seribu,” papar Irving.

Arti penting ruas Jalan Koto Gasib dimaksud, kata Kadis PU Siak lagi, di mana sebagai Kota Istana, Siak Sriindrapura merupakan salah satu kawasan cagar budaya. Serta pusat pemerintahan kesultanan yang sudah diakui. Karenanya sebagai kawasan cagar budaya peringkat nasional berdasarkan SK Mendikbud nomor 164/M/2018. Tentunya menjadi salah satu destinasi wisata.

‘’Sebagai kabupaten yang merupakan daerah wisata di Provinsi Riau perlu didukung termasuk infrastrukturnya, hal ini sesuai dengan Nawacita yang telah disampaikan oleh pemerintah pusat,” jelas Irving.(adv)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook