PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Ratusan peserta seri seminar role model numedia cyber menuju era virtual memenuhi ruangan bedah buku lantai III Perpustakaan Wilayah (Puswil) Soeman Hs, Sabtu (17/11). Kegiatan tersebut turut menghadiri penggiat bisnis daring tingkat nasional.
Yakni pemimpin redaksi kumparan.com Arifin Asydhad dan Direktur Pemberitaan & Produksi Ayo Media Network Rahim Asyik. Sedangkan pemateri lokal diisi oleh CEO sekaligus Pemred riauonline.co.id Fakhrurrodzi.
Pemred kumparan.com Arifin Asydhad memaparkan bagaiamana role model media siber, eksplorasi jurnalistik di new platform. Ia sempat bercerita bagaimana kumparan.com mampu bersaing dan menembus pasar media nasional. Diakui dia modal besar dalam pendirian kumparan.com menjadi salah satu yang diperlukan.
“Memang butuh modal besar. Saya sewaktu membangun kumparan.com itu menghabiskan Rp15 miliar,” ungkapnya di hadapan peserta seminar. Namun untuk membuat sebuah media besar dan skala nasional uang segitu termasuk jumlah yang kecil. Lantas apa saja kuncinya untuk membuat besar?
Kata Arifin, salah satu yang membuat kumparan.com mampu bersaing dengan media nasional lainnya adalah dengan menjadi berbeda (diferensiasi) dan memiliki konsep serta inovasi. Tanpa dua kata kunci diatas sulit rasanya bisa menyaingi media yang telah memiliki nama sejak puluhan tahun lalu.
Selanjutnya, Arifin juga berbicara bagaiamana dia merekrut sumber daya manusia (SDM) yang memiliki potensi.
“Seperti saya punya potensi di bidang jurnalistik. Kemudian saya rekrut ahli di bidang IT. Saya juga gandeng orang yang paham dengan bisnis media siber,” paparnya.
Bahkan saat ini, untuk menunjang kompetensi, pihaknya mengikutkan seluruh wartawan kumparan.com dalam uji kompetensi wartawan (UKW). Dengan dibiayai oleh perusahaan.
“Kami ingin semua SDM punya kompetensi,” tukasnya.
Selain Arifin, Direktur Pemberitaan & Produksi Ayo Media Network Rahim Asyik dan CEO sekaligus Pemred riauonline.co.id Fakhrur Rodzi juga berkesempatan memberikan pemaparan.
Adapun topik yang diangkat Rahim dalam kesempatan itu adalah bagaimana kreatifitas dan inovasi potensi lokal di era virtual. Sedangkan Fakhrur Rodzi memaparkan bagaimana memanfaatkan kolaborasi media nasional dan menciptakan konten yang berkualitas.(nda)
