PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Ketua Dewan Kehormatan DPP Demokrat Hinca Panjaitan mendatangi Mapolda Riau, Selasa (19/9/2023). Kedatangan Hinca didampingi Wakil Bupati Indragiri Hilir Syamsudin Uti yang juga merupakan Ketua DPC Demokrat Inhil, Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Demokrat M Nasir, Anggota DPRD Inhil Fraksi Demokrat Aswan hingga Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Freddy Anwar.
Hinca Panjaitan yang juga Anggota Komisi III DPR RI bidang hukum tersebut mengatakan, kedatangan pihaknya guna melaporkan akun Tiktok dengan nama @hauskeadilann. Di mana akun tersebut memposting tudingan adanya keterlibatan beberapa kader Demokrat dalam jual beli BBM bersubsidi. Akun tersebut di antaranya menyebut nama Syamsudin Uti, M Nasir hingga Aswan.
"Karena yang disebutkan di dalam Tiktok itu kader kami Pak Uti, Pak Aswan serta Pak Nasir serta ada juga nama Pertamina di situ. Di mana pihak Pertamina sendiri sudah membantah semua tuduhan yang ada di dalam postingan tersebut adalah fitnah dan tidak benar adanya," ungkap Hinca usai membuat laporan di Mapolda Riau.
Postingan diduga fitnah tersebut, kata Hinca sangat merugikan Partai Demokrat karena telah ditonton lebih dari 300 ribu tayangan. Apalagi, momentum tahun politik saat ini dirasa dia benar-benar telah merugikan Partai Demokrat. Atas dasar itu dia bersama-sama kader Demokrat melaporkan akun tersebut ke Polda Riau atas dugaan pelanggaran UU ITE dan pencemaran nama baik.
"Saat tahun politik seperti ini kami menengarai ada niat jahat. Kami mengakjak kader kami menempuh jalur hukukm. Teman-teman ini sudah melaporkan, kami rasa ini sangat mudah mendapatkan pelakunya. Jadi kami harap paling lambat 7 hari dari sekarang kami minta ini dibongkar siapa pelakunya," pinta Hinca.
Ia pun menjelaskan kronologi bagaimana awal mula postingan tiktok itu beredar. Berawal dari temuan Anggota Komisi VII DPR RI M Nasir yang melaksanakan fungsi pengawasan sesuai bidang komisinya di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil). Di mana, M Nasir kala itu menemukan adanya dugaan penyelewengan BBM bersubsidi. Atas temuan itu, ia kemudian membahas di tingkat rapat Komisi VII DPR RI bersama Pertamina.
"Kenapa bisa konten tersebut muncul, itu berawal dari fungsi pengawasan kader kami Bang Nasir melakukan tugasnya di lapangan melihat sendiri pada saat itu dugaan penyelewengan BBM bersubsidi. Dia panggil Kasat Serse Inhil menyaksikan di lokasi. Tercatatlah alat bukti lengkap semuanya. Pada saaat seperti itu, Bung Nasir melakukan fungsi pengawasan dibukalah di Komisi VII. Tiba-tiba dua hari lalu keluar Tiktok ini menyerang," paparnya.
Sementara itu Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Freddy Anwar mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan kroscek terhadap beberapa SPBU yang disebutkan di dalam postingan Tiktok dimaksud. Pihaknya bahkan sudah melakukan validasi dan mendapati bahwa yang disebutkan di postingan tersebut tidak benar adanya.
"Di dalam postingan ada 3 SPBU dan 1 SPBN. Kami telah turunkan tim kesana dan ternyata tidak benar. Bahwa penyaluran BBM disana sudah sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku," ungkap Freddy.
Laporan: Afiat Ananda (Pekanbaru)
Editor: Edwar Yaman