(RIAUPOS.CO) -- Pelaksanaan Kampar International Dragon Boat Festival (KIDBF) 2019 yang diikuti tim dari 10 negara asing dan dari Indonesia, menjadi pengalaman berharga. Perdana di Riau, pengurus Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Kampar kewalahan. Kondisi pelayanan dan hospitality masih mendapat kritik dari atlet. Namun, kehadiran ratusan atlet dari 11 negara mendapat pujian dari Senior Official Internasional Dragon Boat Federation Mr Dick Lim.
Ketua PODSI Kampar, yang juga Dandim 0313/KPR Letkol (Inf) Aidil Amin, merasa sangat lega. Begitu haru, dirinya berulangkali mengucap syukur karena acara tersebut bisa dibuka tepat waktu sesuai rencana. Aidil mengakui ada banyak kekurangan dan kritikan yang diterima dari para atlet dan juga official tim.
Namun dirinya meminta pemakluman akibat dua hal. Pertama mengakui kurang pengalaman dan kedua, masih kurangnya dukungan untuk tim pelaksana.
‘’Kami sangat berterima kasih kepada Gubernur Riau yang menjadi penyelamat kami. Bapak bagai pelita di tengah kegelapan. Kami bekerja keras penuh keringat, bahkan ada tim yang bekerja selama dua bulan tapi tidak dapat apa-apa. Acara ini terlaksana karena semangat sekelompok anak muda Kampar yang kerja ikhlas untuk acara ini. Karena memang dukungan sangat minim,’’ sebut Aidil.
Terus terang Aidil menyebutkan, dukungan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kampar tidak sepenuh hati. Maka saat memberikan sambutan, dirinya membacakan list semua pihak, baik perusahaan maupun perorangan yang mendukung logistik pelaksanaan acara. Tidak ada Pemkab Kampar dalam list tersebut. Aidil menyebutkan, koordinasi dan rapat bersama dilaksanakan. Namun tidak ada dukungan anggaran. ‘’Mungkin karena keterbatasan anggaran,’’ singkatnya.
Masalah rendahnya standar hospitality ini disebutkan secara implisit dinyatakan langsung oleh Senior Official Internasional Dragon Boat Federation Mr Dick Lim. Lim, yang terjun langsung ikut menyukseskan acara, punya standar tinggi dalam perbandingannya. Dia menyatakan, standar Hongkong atau Penang yang sudah lebih dari 30 tahun melaksanaan acara serupa dengan Kampar, sangat jauh berbeda.
‘’Kalau standar memang jauh berbeda. Kami memaklumi ini, begitu juga soal pengalaman, ini juga yang pertama. Tapi kami salut, untuk ukuran baru pertama kali, bisa menghadirkan sampai 11 negara dan ratusan atlet. Hongkong itu, dibuat pertama hanya tiga negara. Tapi memang mereka punya hotel bagus. Kita perlu ingat, acara adalah bisnis wisata. Atlet datang mereka ingin menikmati olahraga sekaligus wisata, mereka makan-makan, ini harus jadi perhatian,’’ sebut Lim.
Lim juga menjelaskan, di Penang yang sudah berpengalaman tahun menggelar International Boat Festival, menganggap para atlet sebagai konsumen. Maka atlet adalah yang utama diperhatikan. Maka penginapan mereka, transportasi semua ditanggung panitia. Mereka, kata Lim, benar-benar mendapat layanan maksimal.
‘’Bedanya kami di Penang dapat dukungan penuh Kerajaan (Pemerintah Provinsi, red). Sementara pelaksananya adalah asosiasi. Jadi biaya lebih ringan. Di Penang ini jadi iven wisata andalan dan mendatangkan banyak buang. Karena atlet ini mereka juga berwisata. Kampar beruntung, pemandangannya indah, kulinernya banyak,’’ sebut Lim.
Terkait jumlah atlet dan negara yang berpartisipasi di KIDBF 2019 ini, Deleget Official Eri Barlian. Eri yang telah melaksanakan acara serupa selama delapan tahun berturut-turut di Sumatera Barat memuji keberanian dan kegigihan Aidil Amin dan kawan-kawan.
‘’Untuk jumlah peserta luar negeri, 13 tim dari 10 negara ini, untuk acara yang baru pertama kali digelar saya acungi jempol. Kenapa tak banyak peserta lokal dari Indonesia, karena saya yang larang. Kita ini mengedepankan pariwisata, banyakkan luar negeri. Jadi langkah pertama ini sudah bagus. Tinggal meningkatkan hospitality saja,seperti kualitas home stay. Lalu kebersihan, terutama toilet. Ini adalah hal-hal sensitif yang jadi perhatian atlet seperti dari Singapura,’’ sebut Eri.
Memang, sejumlah negara maju ambil bagian pada KIDBF 2019 ini. Sebuah hal yang diapresiasi Eri. Ada atlet dari Amerika Serikat, Kanada, Australia, China, Singapura, Hong Kong, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Kenya. Total atlet asing dan official yang hadir ke Kampar pada acara mencapai 514 orang yang terbagi dalam 13 tim. Sementara dari lokal Indonesia, yang didominasi Riau dan Sumatera Barat berjumlah 270 orang yang terbagi ke dalam 10 tim.
Gubernur Beri
Dukungan Penuh
Mendengar dan melihat fakta pelaksanaan KIDBF 2019 ini, Gubernur Riau Syamsuar memberikan apresiasi tinggi pada PODSI Kampar. Syamsuar menyebutkan, usaha Aidil Amin untuk menghadirkan iven internasional dengan orientasi promosi wisata sebagai sebuah inspirasi. Dirinya memuji semangat Ketua PODSI Kampar yang juga Dandim 0313/KPR tersebut bersama timnya berjuang di tengah keterbatasan.
‘’Saya yakin dengan semangat Pak Dandim, semoga acara sukses pelaksanaan dan sukses pelaksanaan. Yang pertama memang berat, serba kekurangan, Saya pengalaman ketika buat Tour de Siak. Usaha putra-putra Kampar yang ikhlas ini layak diapresiasi. Kita bawa nama baik bangsa, nama baik Riau dan Kampar, di homestay jaga kebersihan dan kenyamanan. Ini sangat sensitif,’’ pesan Gubernur.
Pada kesempatan itu Aidil juga menyampaikan permintaan khusus kepada Gubernur agar Kampar mendapat kebijakan khusus terkait pengembangam wisata. Karena salah satu tujuan IKDBF 2019 ini selain olahraga, juga promosi wisata. Apalagi menurut Aidil, Kampar mewarisi peradabatan tua Candi Muara Takus, yang tidak begitu jauh dari pusat pelaksanaan acara.
Acara resmi dibuka dengan pemukulan gong oleh Gubernur Riau, disaksikan Ketua PODSI yang juga Ketua Pelaksana Aidil Amin, Plh Bupati Kampar Yusri dan sejumlah Forkompimda Kampar dan Provinsi Riau.(izl)
Laporan Hendrawan kariman, Bangkinang