DUA TEWAS DISAMBAR PETIR DI INHIL, DI AEK MATUA ROHUL ADA KORBAN TEWAS TENGGELAM

Antisipasi Dampak La Nina, Daerah Diminta Siap Siaga

Riau | Senin, 01 November 2021 - 10:31 WIB

Antisipasi Dampak La Nina, Daerah Diminta Siap Siaga
Pengendara sepeda motor menerobos guyuran hujan saat melintas di Jalan HR Soebrantas, Pekanbaru, baru-baru ini. Sepekan terakhir, Pekanbaru mulai sering diguyur hujan deras. (DEFIZAL RIAUPOS.CO)

Beberapa hal positif di antaranya bagi petani dan pekerja sektor kelautan. La Nina menyediakan pasokan air yang berpotensi meningkatkan produktivitas pertanian. Sementara bagi pekerja di sektor kelautan, La Nina membuat perluasan area pasang surut wilayah pesisir yang dimanfaatkan oleh nelayan tambak budidaya dan garam. Tidak hanya menggencarkan SLI dan SLCN, lanjut Dwikorita, BMKG juga membentuk "Brigade La Nina" bersama Kementerian Pertanian dan jaringan alumni SLI yang ada di seluruh Indonesia. Harapannya, seluruh update perkembangan cuaca dan iklim maupun peringatan dini dapat langsung tersebar dan diterima masyarakat guna meminimalisasi dampak kerugian yang dapat ditimbulkan. 

Kementerian PUPR juga menyusun beberapa rencana mitigasi untuk menghadapi La Nina pada akhir tahun 2021 yang membawa ancaman bencana banjir. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan Kementerian PUPR telah lama bekerja sama dengan BMKG dalam memanfaatkan data meteorologi, klimatologi dan geofisika. Data tersebut digunakan untuk melakukan prediksi banjir, pemutakhiran peta kejadian banjir dan peta prakiraan potensi banjir.  


"Data-data tersebut sangat penting bagi kami dalam proses pembangunan infrastruktur dan operasi pemeliharaannya," jelasnya. 

Beberapa langkah mitigasi yang disiapkan diantaranya mengaktifkan Satgas Penanggulangan Bencana Pusat dan di Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) maupun Balai Wilayah Sungai (BWS) untuk melakukan monitoring terhadap volume banjir yang bisa ditampung. Kedua melaksanakan standar operasional prosedur (SOP) siaga bencana. Meliputi, mengosongkan tampungan dengan membuka seluruh pintu pengeluaran di 205 bendungan dengan volume tampungan sebesar 4,7 miliar meter kubik. 

Tingginya curah hujan diduga akibat dampak La Nina juga dirasakan di Provinsi Riau. Sejak beberapa pekan terakhir, siang hari terasa lebih panas dengan suhu mencapai 36 derjat. Sementara malam hari, curah hujan turun dengan intensitas tinggi bahkan sampai pagi. Alhasil beberapa daerah terdampak banjir di beberapa kabupaten dan arus sungai juga naik.

Beberapa kejadian nahas pun terjadi akhir Oktober. Seperti seorang wisatawan asal Lintau, Sumatera Barat (Sumbar) bernama David (24) yang berdomisili di Pekanbaru meninggal dunia, karena tenggelam saat mandi di objek wisata Air Terjun Aek Matua di Desa Bangun Purba, Kecamatan Bangun Purba, Rokan Hulu (Rohul), Ahad (31/10) pukul 15.00 WIB.

Korban tenggelam saat mandi sekaligus menikmati wisata Air Terjun Aek Matua bersama temannya, dengan cara menaiki tebing dan meloncat dari ketinggian tiba-tiba tidak muncul di permukaan sungai. Kapolres Rohul AKBP Eko Wimpiyanto Hardjito SIK melalui Kapolsek Rambah Iptu Hasmin sat dikonfirmasi Riau Pos, Ahad (31/10) malam, membenarkan kejadian tersebut.

Peristiwa itu terjadi, berawal sekira pukul 08.30 WIB, korban David bersama rekan kerjanya (Dadi Harianto) dengan menggunakan sepeda motor dari Pekanbaru pergi menuju objek wisata Aek Martua dengan tujuan mandi dan berwisata. Kemudian sekira pukul 15.00 WIB setibanya di tempat wisata, korban dan rekannya mandi dengan cara naik ke tebing dan meloncat ke sungai. Akan tetapi setelah meloncat, korban tidak muncul-muncul lagi.

"Ternyata korban tenggelam ke dalam sungai dan pada saat itu juga. Rekan korban membantu, namun tidak terselamatkan dan tenggelam di dalam sungai tersebut," ujarnya.

Hasmin menjelaskan, rekan korban sempat meminta bantu kepada para pengunjung lain dan masyarakat yang ada di tempat wisata tersebut untuk membawa korban keluar dari objek wisata. Mengingat objek wisata Air Terjun Aek Matua hanya bisa dijangkau dengan berjalan kaki, sehingga para pengunjung lain membantu mengevakuasi korban dengan menggunakan tandu yang terbuat dari kain sarung. Setelah dibawa sampai di tempat yang bisa ditempuh oleh becak, korban dibawa menggunakan becak hingga ke jalan raya Tangun Desa Bangun Purba. 

Setelah korban dibawa sampai ke pinggir jalan raya, warga menghubungi ambulans milik Puskesmas Bangun Purba untuk mengantarkan korban ke Sumatera Barat. ‘’Saat ini korban dalam perjalanan menuju rumah keluarga di kampung halaman dengan mobil ambulans Puskesmas Bangun Purba," akunya.

Di sisi lain, dua warga Desa Sialang Panjang, Kecamatan Tembilahan Hulu, Inhil dikabarkan tewas disambar petir, Ahad (31/10) sekitar pukul 15.30 WIB. Adapun lokasinya di sekitar Parit 12 Kelurahan Sapat, Kecamatan Kuala Indragiri (Kuindra). Saat kejadian, Inhil sedang diguyur hujan dengan intensistas sedang dan disertai petir. Peristiwa tersebut dibenarkan Kepala Dusun Pandan Sari, Desa Sialang Panjang, Sulaiman. Kepada media dia mengatakan masing-masing korban yang memiliki hubungan keluarga ini bernama Rudi (41) dan Edi (41). 

"Kedua Jenazah sudah dijemput oleh pihak," ujarnya.

Menurut informasi di lapangan, kedua korban berangkat mencari kayu ke sekitar Sungai Murisi, Kecamatan Kuindra dengan menggunakan pompong. Di pompong lain juga ada teman korban bernama Ani. Karena kondisi cuaca dalam keadaan hujan, Ani sempat mengajak kedua korban untuk beristirahat. Hanya saja korban menolak dan tetap ingin melanjutkan perjalanan. Tak lama setelah itu kedua korban langsung disambar petir. 

Hal senada juga dibenarkan salah seorang petugas medis dengan nama Andon. Dia menjelaskan, sekitar pukul 18.00 WIB kedua jenazah sudah dibawa untuk langsung diserahkan kepada pihak keluarga.

"Kebetulan saya tim medis yang sempat memeriksa kedua korban," tutupnya.(egp/ind/epp)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook