TUTUP RUTE PENERBANGAN KE MALAYSIA

44 RS Bisa Tampung 93 Pasien Suspect

Riau | Rabu, 18 Maret 2020 - 10:26 WIB

44 RS Bisa Tampung 93 Pasien Suspect
Gubernur Riau H Syamsuar saat dicek suhu tubuhnya ketika memasuki ruangan Gedung Daerah Provinsi Riau dalam upaya mengantisipasi merebaknya Covid-19, Selasa (17/3/2020).(Diskominfo Riau for Riau Pos)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- VIRUS corona mewabah di Indonesia. Menyikapi hal itu Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau telah menyiagakan 44 rumah sakit yang bisa dijadikan rujukan masyarakat untuk penanganan pasien suspect corona.

Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, dari 44 rumah sakit itu bisa menampung 93 pasien suspect. Untuk mendukung perawatan pasien yang memerlukan ruangan khusus, di rumah-rumah sakit rujukan itu juga sudah disiapkan sarana serta prasarananya.


"Rumah sakit rujukan itu, tiga merupakan penunjukan pusat dan 41 di antaranya adalah penunjukan Pemprov Riau melalui SK gubernur. Dan bagi masyarakat yang memerlukan sarana kesehatan itu bisa menghubungi call center 119," ujar Mimi.

Sebagai langkah cepat dalam hal penanganan virus corona, lanjut Mimi, saat ini pihaknya sedang menjajaki penggunaan laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Riau sebagai laboratorium untuk penelitian swab pasien suspect di Riau. Hal ini agar tidak terlalu lama menunggu hasil laboratorium di Jakarta.

"Itu yang saat ini masih kami jajaki, karena sebagian alatnya sudah ada. Tapi perlu pengkajian lagi termasuk juga sumber daya manusianya. Jadi masih berproses," sebut Mimi.

Sedangkan pasien suspect yang hingga saat ini masih dirawat, Mimi menjelaskan ada sembilan pasien. Dari sembilan tersebut, sudah ada satu yang dinyatakan negatif, namun belum diperbolehkan pulang karena menunggu persetujuan tim dokter. "Jadi untuk delapan pasien lainnya, masih menunggu hasil uji sampel dari Jakarta," jelasnya.

Sebagai upaya antisipasi penyebaran virus corona di Riau, Gubernur Riau (Gubri) H Syamsuar memerintahkan Dinas Perhubungan untuk menutup rute penerbangan dari Pekanbaru ke Malaysia dan Singapura, terhitung Selasa (17/3).

"Informasi yang saya dapat dari pihak Pemerintah Malaysia, mereka akan melaksanakan lockdown untuk antisipasi penyebaran virus corona. Untuk itu, saya juga sudah perintahkan kepala dinas perhubungan untuk menutup penerbangan ke Malaysia," kata Syamsuar.

Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan Riau Taufiq Oesman Hamid mengatakan, pihaknya juga sudah meminta kepada Angkasa Pura II di Bandara Sultan Syatif Kasim II Pekanbaru, agar maskapai dengan rute Malaysia dan Singapura tidak lagi menjual tiket dari dan ke Pekanbaru. Termasuk juga pesawat carteran.

"Kami sudah menginformasikan ke manajer Angkasa Pura II agar tidak ada lagi penerbangan Pekanbaru-Malaysia dan Singapura. Sesuai perintah Pak Gubernur," katanya.

Selain pesawat, lanjut Taufiq, pihaknya juga telah meminta pengelola pelabuhan di Riau untuk tidak mengizinkan kapal-kapal dari dua negara tersebut bersandar di pelabuhan Riau. "Untuk kapal-kapal angkutan barang juga sementara ini dilarang masuk ke Riau," sebutnya.

Upaya lain yang dilakukan Pemprov Riau yakni dengan memberlakukan sistem kerja dari rumah untuk pegawai yang mengalami sakit, sedang hamil, sedang menyusui dan ketika ke kantor menggunakan kendaraan umum. Hal ini juga sesuai dengan perintah presiden.

"Jadi pegawai yang memiliki kriteria seperti di atas, diperbolehkan untuk bekerja dari rumah. Laporannya akan disampaikan langsung oleh kepala OPD kepada sekretaris daerah," kata Kepala BKD Riau Ikhwan Ridwan.

Satu Pasien Suspect Pulang
Satu dari dua pasien suspect corona yang dirawat di ruang isolasi RSUD Bengkalis diperbolehkan pulang. Ini setelah hasil lab terhadap sampel swab dinyatakan negatif. Pasien itu sudah meninggalkan RSUD Bengkalis sejak Senin (16/3). Hal itu disampaikan Plt Direktur RSUD Bengkalis dr Ersan Saputra kepada wartawan saat jumpa pers di ruang pertemuan Lantai IV RSUD Bengkalis, Selasa (17/3).  "Alhamdulillah, hasil labnya negatif, dan yang bersangkutan kemarin sudah pulang," kata Ersan.

Didampingi Wakil Direktur (Wadir) Bagian Umum dan Keuangan, Heri Pratikno dan Wadir Pelayanan, Rita Puspa, Ersan mengatakan dengan sudah keluarnya 1 pasien suspect, maka saat ini di RSUD Bengkalis tinggal 1 pasien suspect yang masih menunggu hasil lab.

"Pasien yang  satu ini sudah memasuki hari ke-9, dan kami masih menunggu hasil labnya. Namun demikian, dapat saya sampaikan kalau pasien tersebut saat ini berada dalam kondisi stabil," kata Ersan.

Di samping pasien suspect yang berada dalam ruang isolasi, Ersan juga menjelaskan ada beberapa orang yang saat ini berada dalam pemantauan. Jumlahnya tidak lebih dari 10 orang, namun belum bisa dikategorikan suspect. Menurut Ersan yang juga menjabat Kadis Kesehatan ini, tidak semua orang yang memiliki gejala-gejala seperti batuk, sesak napas, dan demam tinggi bisa langsung dikategorikan suspect. Sebab, harus melalui pemeriksaan klinis serta riwayat perjalanannya.

"Misalnya kadar leukositnya bagaimana, hasil pemeriksaan rotgen parunya seperti apa. Termasuk juga riwayat perjalanannya, pernah tidak melakukan perjalanan ke daerah yang terjangkit. Misalnya ke Malaysia. Jadi ada tahapan-tahapannya," kata Ersan lagi.

Menurut Ersan, mulai hari ini (18/3), RSUD Bengkalis akan meniadakan jam berkunjung. Hal itu dilakukan sebagai langkah untuk mengurangi risiko penularan Covid-19. "Sesuai imbauan pemerintah untuk mengurangi risiko penularan Covid-19 manajemen RSUD Bengkalis memberlakukan peniadaan jam berkunjung. Hal ini akan berlaku sampai batas waktu yang akan ditentukan kemudian," ujar Ersan.

Kemudian, sambung Ersan, terhadap pasien yang dilakukan rawat inap, hanya boleh ditunggu satu orang. Satu orang tersebut, dipastikan harus dalam keadaan sehat dan akan diberikan kartu penunggu pasien. "Sedang pasien rawat jalan (poliklinik) ketika memasuki gedung rawat jalan hanya boleh ditemani pendamping satu orang untuk mengurangi risiko," katanya lagi.

Dua Pasien RSUD Meranti Diisolasi
Selain seorang suspect yang telah dirujuk ke RSUD Arifin Achmad, ternyata di RSUD Kepulauan Meranti telah mengisolasi dua warga setempat yang diduga pandemi corona. Informasi tersebut dibenarkan Bupati Kepulauan Meranti Irwan Nasir kepada Riau Pos, Selasa (17/3) siang.

"Iya benar. Satu orang telah dirujuk ke Arifin Achmad Pekanbaru," ungkapnya.

Dikatakan Irwan, saat ini Pemkab Meranti masih menunggu hasil lab dari pasien tersebut. "Mudah-mudahan hasilnya negatif," ungkap Irwan saat di Pelabuhan Tanjung Harapan.

Ditambahkan Irwan adapun dua orang yang sedang menjalani pemeriksaan tersebut merupakan warga yang habis bepergian dari Malaysia.

Di sisi lain setelah Pemprov Riau menetapkan siaga darurat, Pemkab Kepulauan Meranti resmi menetapkan status siaga pandemi corona. Hal itu dilontarkan Bupati Irwan Nasir usai memberi pemaparan dan pemahaman tentang wabah Covid-19 kepada ratusan penumpang kapal laut dari Kepri menuju Selatpanjang di Pelabuhan Tanjung Harapan.  "Kami melakukan rencana aksi bahwa, mulai hari ini kami telah menetapkan Kepulauan Meranti dalam keadaan siaga darurat terhadap Covid-19," ungkap Irwan.

Dengan ditetapkan status tersebut, hendaknya seluruh gugus tugas pengawasan dan penanggulangan wabah virus tersebut dapat tanggap darurat. Terutama dapat memperketat pengawasan kepada setiap orang yang masuk melalui pelabuhan Tanjung Harapan.

Libur Terkait Corona, Jangan Plesiran
Kebijakan pemerintah untuk meliburkan seluruh kegiatan belajar mengajar di sekolah, untuk semua jenjang baik negeri maupun swasta harus disikapi dengan tepat. Kebijakan itu bukan justru dimanfaatkan untuk plesiran atau berjalan-jalan. Hal ini ditegaskan Bupati Rohil H Suyatno AMp menyikapi keputusan pemerintah, khususnya Gubernur Riau (Gubri) yang telah mengeluarkan keputusan agar seluruh aktivitas sekolah diliburkan terhitung 16 sampai 30 Maret mendatang.

Langkah itu untuk mengurangi terjadinya penyebaran virus Covid19, yang belakangan ini terus meningkat di Tanah Air. "Jadi jangan karena ibur itu disalah artikan, malah dimanfaatkan pula untuk bepergian, kalau demikian ya sama saja," kata Suyatno.

JKPI dan Festival Kota Pusaka Ditunda
Pemkab Siak menunda pelaksanaan rapat kerja nasional Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) dan Festival Kota Pusaka Nusantara yang rencananya dilaksanakan April mendatang. Di mana Kabupaten Siak menjadi tuan rumah selama tiga hari, 3-6 April 2020.

Penundaan kegiatan tersebut disampaikan Penjabat Sekda Kabupaten Siak Jamaluddin usai rapat koordinasi antisipasi corona bersama forkopimda, OPD serta camat, dinas terkait di ruang Zamrud Siak Sri Indrapura, Selasa (17/3).

"JKPI yang akan digelar awal April di tunda. Kegiatannya direncanakan dilaksanakan seusai Idulfitri. Sedangkan pemberitahuan penundaan secara tertulis sudah ditandatangani oleh Bupati Siak," ujar Jamaluddin. (sol/esi/wir/wik/fad/ted)

Laporan: TIM RIAU POS

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook