SPOT TERBAIK SAKSIKAN GERHANA MATAHARI CINCIN 2019

Kampung Bunsur Mulai Bersiap dari Sekarang

Riau | Senin, 18 Februari 2019 - 09:53 WIB

Kampung Bunsur Mulai Bersiap dari Sekarang
MAINKAN KOMPANG: Bupati Siak H Syamsuar bersama pejabat Pemkab Siak dan pihak Lapan memainkan kompang saat peluncuran Gerhana Matahari Cincin 2019 di Kampung Bunsur, Sungai Apit, Siak, Jumat (15/2/2019). (HUMAS PEMKAB SIAK FOR RIAU POS)

Tahun ini, gerhana matahari cincin (GMC) bakal melintasi Tanah Air. Kejadian yang diprediksi terjadi pada 26 Desember 2019 itu juga bakal terlihat di Riau. Kampung Bunsur di Sungai Apit, Kabupaten Siak salah satu spot terbaik menyaksikan fenomena alam itu secara sempurna.

Laporan EKA G PUITRA, Siak Sri Indrapura
Baca Juga :Ketua DPRD Siak Berikan Bantuan untuk Warga Terdampak Banjir

RIAUPOS.CO - Selain Indonesia, GMC akan terlihat di Malaysia, Singapura dan Semenanjung Arab. Diprediksi terjadi pukul 10.34 WIB dan berakhir pukul 13.57 WIB. Puncaknya terjadi tepat pukul 12.17 WIB selama 3 menit 39 detik. Setiap manusia, kemungkinan hanya bisa menyaksikan fenomena ini sekali seumur hidup.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) sudah melakukan kunjungan ke seluruh kota di Indonesia yang bakal dilintasi GMC 2019. Berdasarkan data mereka, Siak atau tepatnya di Kampung Bunsur Kecamatan Sungai Apit yang berjarak 45 menit dari ibukota Siak Sri Indrapura menjadi spot terbaik.

“Siak merupakan tempat terbaik melihat fenomena alam yang bakal terjadi akhir tahun ini,” ujar peneliti muda Pusat Sains Antariksa Lapan Zamzam Nurzami.

Lapangan di tepi Selat Kampung Bunsur, sebuah desa yang bergelimpangan durian. Jumat (15/2) malam cuacanya cerah. Cahaya bulan redup separuh. Dari lapangan, terlihat di seberang temaram kerlip dari sebuah perusahaan. Menambah cantik malam akhir pekan di pertengahan Februari.

Masyarakat berkumpul, sudah pula meluber ke luar tenda yang disediakan. Berbagai seni dan teater tersaji. Juga ada pemutaran video berisi tentang GMC yang sudah-sudah. Memang indah. Lokasi ini merupakan tempat launching GMC 2019, atau 10 bulan jelang terjadinya anugerah Tuhan itu.

Gerhana cincin merupakan gerhana yang terjadi apabila piringan bulan ketika mencapai puncak gerhananya hanya bisa menutupi sebagian piringan saja. Gerhana jenis ini terjadi apabila piringan bulan ternyata lebih kecil dibandingkan piringan matahari. Sehingga tepat pada bagian sisi atau pinggirnya tidak tertutup sempurna dan membentuk layaknya cincin. Karena yang tidak tertutup adalah piringan matahari, maka sisinya bercahaya dan terlihat seperti cincin.

Gerhana matahari memang terjadi ketika matahari, bulan serta bumi berada di satu posisi yang sejajar atau segaris dan saat bulan sedang melintas di antara matahari dan juga bumi atau saat fase bulan baru. Akibatnya cahaya matahari menjadi terhalang dan menyebabkan adanya bayangan. Pengamat yang berada di kawasan penumbra tidak akan menerima perubahan karena sorot cahaya matahari dan tidak akan mengalami perubahan yang sangat drastis.

Namun cahaya yang diterima akan kurang dari 100 persen. Hal ini terjadi karena sebagian cahaya yang tertutup oleh benda langit si pembentuk bayang-bayang. Semakin dekat ke umbra maka semakin besar cahaya matahari yang terhalangi, namun tidak setiap gerhana matahari yang terjadi bisa membuat bumi gelap sempurna layaknya malam hari.

“Fenomena ini dapat disaksikan masyarakat, dan bisa hanya dinikmati sekali seumur hidup. Sebagai tempat terbaik, memang cara melihatnya tidak boleh langsung melihat ke matahari, harus menggunakan alat bantu, seperti kacamata matahari,” jelas Zamzam.

Menurut peneliti muda tersebut, pihak Lapan nantinya juga akan turun mengamati di Kampung Bunsur. Tentunya dengan membawa beberapa teleskop guna mengamati fenomena ini. Menurut Zamzam, nantinya bukan saja masyarakat sekitar dan tim Lapan yang bakal mengamati namun penikmat tata surya pun bakal hadir dari berbagai penjuru di kampung tersebut.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook