PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Sebanyak 13 orang mahasiswa Program Studi (Prodi) S2 Ilmu Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan (PKP) Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat (Sumbar) menggelar studi lapangan ke Riau Pos, Jumat (16/9).
Kunjungan Prodi S2 Ilmu PKP Unand ini disambut Direktur Utama Riau Pos Ahmad Dardiri, Direktur yang juga Pemimpin Redaksi Riau Pos Firman Agus, Direktur Asmawi, Manager Iklan Sumariono, Manager Pemasaran Abdul Kadir Bey dan Manager Event Organizer Lismar Sumirat.
Koordinator Prodi S2 Ilmu PKP Unand Dr Ir Hery Bachrizal Tanjung MSI mengatakan, tujuan kunjungan ini dalam rangka studi lapangan.
"Kami ingin mahasiswa yang berprofesi sebagai penyuluh dan sebagai koordinator pembangunan bisa mengerti fungsi Riau Pos sebagai media pembangunan, khususnya di Provinsi Riau," ujarnya.
Dilanjutkannya, kunjungan ini juga dalam pengembangan masyarakat dan pemberdayaan masyarakat di Provinsi Riau. Pihaknya mendapatkan pengalaman yang luar bisa yang telah disampaikan Direktur Utama Riau Pos, Ahmad Dardiri.
"Luar bisa penjelasan-penjelasan dan diskusi tadi. Kami mendapatkan pengalaman yang luar biasa" ungkapnya.
Bahkan untuk tantangan digital sekalipun Riau Pos telah mampu memberikan jawaban yang luar biasa dan tetap bertahan di era digital yang katanya sebagai ancaman. Ternyata Riau Pos bisa mengelola ancaman tersebut menjadi sebuah peluang dan prestasi yang luar biasa.
"Kami berharap Riau Pos agar terus maju berkiprah dan secara tegas saya mengatakan Riau Pos adalah mengelola isu lokal se-Provinsi Riau yang untuk pengembangan masyarakat dan bahkan ikut di dalam nilai-nilai lokal dari Riau sendiri dengan berbahasa lokal," terangnya.
Direktur Utama Riau Pos Ahmad Dardiri menjelaskan, Riau Pos sebenarnya sebagai media cetak tidak boleh menjadi provokator di publik. Kalau seandainya ada media yang menjadi provokator atau menjadi "kompor" di publik maka itulah media yang ke luar dari jalur komunikasi yang betul.
"Karena tugas kita yaitu menjadi jembatan komunikasi antara pemerintah dengan rakyatnya, termasuk rakyat mungkin dengan rakyatnya. Artinya mungkin publik dengan publik," ujarnya.
Kemudian, Riau Pos juga mempunyai kewajiban misalnya salah satunya menyosialisasikan keputusan-keputusan maupun kewajiban-kewajiban pemerintah kepada masyarakat. "Itu komunikasi yang kita jalankan untuk menyampaikan kepada public," ujarnya.
Ahmad Dardiri juga menjelaskan perbedaan Riau Pos sebagai media lokal dengan media nasional. Karena Riau Pos adalah media lokal, maka segmentasi Riau Pos adalah segmentasi lokal.
"Makanya, kami Istiqomah sebagai media lokal ya bermain di lokal, isu nasional tetap ada meskipun dari persentasenya tidak lebih dari 15 persen," katanya.
Selanjutnya, komposisi berita Riau pasti akan lebih banyak, baik Riau secara provinsi maupun Riau secara kabupaten/kota karena itu yang akan dibaca orang lokal.
"Itu yang saya sampaikan ada jembatan antara pemerintah dengan rakyatnya seperti menyampaikan berkaitan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah kepada rakyatnya atau publik," pungkasnya.(dof)