(RIAUPOS.CO) -- Sejumlah akademisi di Bengkalis berpendapat, Pulau Bengkalis dan Pulau Padang dihubungkan dengan sebuah bangunan atau insfrastruktur jembatan akan lebih berdampak positif luar biasa, jika dibandingkan dengan dermaga penyeberangan untuk penguhubung kedua pulau tersebut.
Selain itu, pembangunan jembatan juga sejalan dengan Visi Misi Pemerintah Provinsi Riau masa kepemimpinan Gubernur Riau (Gubri) H Syamsuar dan Wagubri Edi Afrizal Natar Nasution. Hal itu dikemukakan Alfansuri, Ketua Akademi Komunitas Negeri (AKN) Bengkalis, Ahad (16/6) petang.
Menurutnya, ada beberapa alasan mengapa lebih ke pembangunan jembatan daripada dermaga penyeberangan. Yaitu, pembangunan jembatan merupakan janji Gubri. Sebaliknya jika pilihannya dermaga penyeberangan maka ini bukan programnya Gubri. Karena Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI sudah merencanakan penyeberangan yang belum ditindaklanjuti oleh daerah, maka gubernur hanya meneruskan saja.
Jika dermaga penyeberangan yang bangun, maka masyakakat Bengkalis, tidak akan memanfaatkan ini sebagai alternatif ke daratan Sumatera (Mengkapan) atau ke Pekanbaru. Sebab akan melewati dua kali penyeberangan dan membutuhkan waktu lebih lama.
‘’Asumsinya jika dibangun jembatan, harus berbayar maka beban masyarakat akan lebih rendah karena ongkos penyeberangan hampir dipastikan lebih mahal. Dan jika jembatan, maka mempermudah akses masyarakat Bengkalis tidak hanya ke daratan Sumatera. Juga akan mempermudah menuju Selatpanjang, Kepulauan Meranti, karena tinggal membangun pelabuhan penyeberangan di Belitung dengan tujuan Insit Laut Meranti,‘’ ungkapnya.
Alfansuri menambahkan, dampak ekonomi dari jembatan lebih besar, mobilisasi barang, jasa/orang antara Pulau Bengkalis dan Pulau Padang tidak lagi dibatasi waktu. Jarak relatif lebih dekat. ‘’Perbandingan biaya antara pembangunan dermaga dengan jembatan diperkirakan satu banding empat. Namun benefit dan dampaknya berpuluh kali lipat,” sarannya.(zed)
Laporan Erwan Sani, Bengkalis