Apresiasi Implementasi Digitalisasi WK Rokan

Riau | Kamis, 16 September 2021 - 12:00 WIB

Apresiasi Implementasi Digitalisasi WK Rokan
Komut PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (dua kiri) berbincang dengan anggota DPR RI Arsyadjuliandi Rachman (dua kanan) dan Danrem 031/Wira Bima Brigjen M Syech Ismed SE MHan (kanan) di Kedai Kopi Kimteng, Pekanbaru, Rabu (15/9/2021).

PEKANBARU, (RIAUPOS.CO) - Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengapresiasi penerapan digitalisasi di Wilayah Kerja (WK) Rokan, Riau. Dia menilai langkah progresif itu dapat mendukung operasi hulu migas yang selamat, andal, dan efisien sehingga memberikan devisa lebih besar bagi negara.

"Digitalisasi di WK Rokan bisa dijadikan acuan untuk memperluas penerapannya di seluruh operasi hulu Pertamina. Bahkan bisa juga untuk sektor hilir. Sistem di IODSC ini juga bisa diterapkan ke Pertamina Integrated Command Center agar dengan data


 

 

dan orang yang benar maka ada pengambilan keputusan yang tepat. Semua upaya kita bertujuan untuk optimalisasi devisa," ungkap Basuki ketika berkunjung ke fasilitas Integrated Optimization Decision Support Center (IODSC) di Minas yang dikelola Pertamina Hulu Rokan (PHR).

"Alih kelola WK Rokan bukan hanya tentang pengalihan wilayah kerja, namun juga tentang sistem dan keahlian orang-orangnya," tambah Basuki.

Kunjungan Komut PT Pertamina tersebut disambut oleh perwakilan direksi Subholding Upstream (SHU) Pertamina Taufiq Aditiyawarman dan manajemen PHR. Dalam paparannya, manajemen PHR menyampaikan peningkatan produksi WK Rokan didukung oleh beberapa faktor utama. Yakni kegiatan pengeboran sumur-sumur produksi minyak yang baru, menahan laju penurunan produksi alamiah (natural decline), dan menjaga keandalan fasilitas operasi produksi. Faktor-faktor tersebut sangat ditunjang oleh penerapan teknologi digital yang masif di WK Rokan.

Penerapan digitalisasi setidaknya memberikan empat manfaat utama. Yakni peningkatan kinerja keselamatan; penurunan signifikan dari potensi kehilangan produksi / LPO hingga sekitar 40 persen; optimalisasi kemampuan fasilitas produksi; dan peningkatan efisiensi.

Fasilitas IODSC merupakan sumber informasi atau ‘big data’ berkaitan dengan aktivitas sumur dan peralatan di lapangan. Setiap hari ada sekitar 4.000 hingga 5.000 data yang masuk. Data tersebut diolah agar menjadi informasi berharga yang diperlukan dalam pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. IODSC memanfaatkan transformasi digital dengan menyimpan pengetahuan dari para ahli dari berbagai bidang dan mengimplementasikannya untuk kinerja sumur dan peralatan. Keberadaan fasilitas IODSC juga dapat dikolaborasikan dengan Pertamina Integrated Command Center (PICC).

WK Rokan juga memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/ AI) untuk, antara lain, pengaturan jadwal perawatan ulang (workover) sumur secara otomatis untuk merencanakan pergerakan rig yang lebih optimal dan efisien; identifikasi kinerja pompa yang sudah tidak optimal; analisa dan pengukuran aliran minyak agar produksi optimal; serta pemantauan jarak jauh dan saling terintegrasi untuk kondisi tekanan fluida di dalam sumur minyak. Pemanfaatan teknologi seperti ini tentu sangat efisien sumber daya dan waktu jika dibandingkan dengan cara manual.

Data yang terekam juga dapat digunakan untuk menyusun prioritisasi pekerjaan kritikal dan perawatan sumur serta peralatan. Sehingga, mobilisasi logistik pendukung operasi migas dapat berjalan lebih sistematis dan efisien. Pergerakan kendaraan operasional Perusahaan juga dapat dipantau dari fasilitas IODSC. Lebih lanjut disampaikan oleh Basuki, kunjungannya kali ini bertujuan meninjau kinerja WK Rokan setelah satu bulan alih kelola dari operator sebelumnya pada 9 Agustus lalu, termasuk meninjau pilot project CEOR untuk melihat apakah sudah sesuai dengan prinsip efisiensi yang mengutamakan keuntungan bagi Pertamina dan Pemerintah. Dalam kunjungan tersebut Komisaris Utama berharap agar manajemen terkait bisa mengelola risiko dengan baik dan menggandeng strategic partner untuk mengembangkan metode CEOR atau metode terbaik lainnya dengan menerapkan performance based guna membantu PHR dalam meningkatkan produksi.

Minta PHR Tingkatan Kinerja

Pada bagian lain Ahok meminta PHR yang saat ini mengelola ladang minyak Blok Rokan, agar menjalankan perusahaan dengan baik dan benar. Hal tersebut agar nantinya PHR bisa memberikan devisa yang lebih besar bagi negara. Hal tersebut disampaikannya saat berbincang bersama anggota DPR RI asal Riau, Arsyadjuliandi Rachman usai melakukan kunjungan ke PHR, Rabu (15/9).

Menurutnya, masih perlu dilakukan penekanan terhadap Pertamina yang baru menjalankan Blok Rokan, untuk mengoptimalisasikan devisa.

"Kami mau memastikan bahwa pengambilalihan kelola ini bisa meningkatkan biaya, yang tujuan akhirnya adalah optimalisasi devisa," katanya.

Pada kesempatan itu, Ahok juga menegaskan kepada manajemen PHR untuk memberdayakan karyawan yang sebelumnya bekerja di Chevron, dan telah bekerja dalam pengelolaan Blok Rokan. Termasuk teknologi yang telah dipakai saat ini dipertahankan, termasuk menambah teknologi yang lebih tinggi.

"Kami ingin pastikan teknologi dan sumber daya manusia (SDM), bisa kita berdayakan dengan baik. Termasuk peningkatan teknologi," ujarnya.

Ahok juga menegaskan selama perjalanan pengelolaan Blok Rokan, PHR tidak bisa menjalankan sendiri perusahaan. Selain bersama BUMD Riau melalui participating interest (PI) 10 persen, PHR juga bisa menampung perusahaan-perusahaan lokal yang ada di Riau. Jangan sampai Pertamina membentuk anak perusahaan, sehingga kalah bersaing dengan pengusaha lokal.

"Kami juga ingin ratakan lapangan tanding, yang artinya setelah ambil alih, pengusaha-pengusaha lokal mereka harus ikut berpartisipasi. Saya harapkan Pertamina ini tidak membangun anak perusahaan, melainkan harus melibatkan pengusaha-pengusaha lokal sebagai rekanan," tegasnya

Bahas Isu Strategis di Kimteng

Komut PT Pertamina  Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dijamu Anggota DPR RI Fraksi Golkar Ir H Arsyadjuliandi Rachman MBA ngopi di Kimteng. Di warung kopi di Ibukota Provinsi Riau, yang terletak di Jalan Senapelan, Pekanbaru itu, saat ngopi bareng Rabu (15/9) pagi, juga membahas lobi-lobi beberapa isu strategis, salah satunya tambahan kuota vaksin untuk Riau dari BUMN yang bergerak di sektor Migas tersebut.

Beberapa isu yang jadi pembahasan saat ngopi pagi tersebut, selain vaksinasi, juga tentang optimalisasi Tol Pekanbaru-Dumai. Dan tentunya soal Blok Rokan yang dikelola PHR terhitung 9 Agustus lalu. Upaya lobi yang dilakukan Andi Rachman, sapaan akrab mantan Gubernur Riau tersebut mengingat keinginan Provinsi Riau untuk mencapai angka herd immunity 70 persen vaksinasi. Meminta kepada Komut PT Pertamina, karena perusahaan ini dan anak anak perusahaannya serta mitra bisnisnya banyak yang beroperasi di Riau.

Permintaan ini disampaikan usai kunjungan kerja Ahok ke PHR WK Rokan. Ahok dan Andi Rachman merupakan kawan lama. Mereka pernah satu fraksi di Golkar DPR RI periode 2009-2014. Oleh karena itu, Ahok pun akan membantu sekuat tenaga untuk masyarakat Riau. Ahok langsung merespons dengan meminta langsung khusus Kementrian Kesehatan untuk segera menambah vaksin bagi Provinsi Riau.

"Saya tadi sudah WA ke staf khususnya Menkes, mohon dibantu vaksin untuk  Provinsi Riau. Supaya segera mencapai herd imunity. Kalau hanya 25 sampai 26 persen kan nggak cukup," ujar Ahok, Rabu (15/9/2021).

Bincang hangat dan santai sahabat lama tersebut di kedai Kopi Kimteng, juga dihadiri Danrem 031 Wira Bima Brigjend Syekh Ismed. Berapa jumlah vaksin yang akan dikirimkan ke Provinsi Riau, mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan, tergantung dari Kementrian Kesehatan. Namun perlu peningkatan vaksinasi di Provinsi Riau karena masih rendahnya persentase vaksin bagi masyarakat. Karena kuotanya masih terbatas.

"Berapa jumlahnya, tergantung Kementrian Kesehatan. Yang penting saya sudah sampaikan," tegas Ahok.

Sementara itu, anggota DPR RI asal Riau, Arsyadjuliandi Rachman, mengatakan, sebagai anggota dewan, ia mempunyai kewajiban untuk membantu mendapatkan vaksinasi melalui berbagai jaringan yang dimiliki di pemerintah pusat. Sebelumnya Andi Rachman juga sudah mengkomunikasikan antara OJK, Kadin dan Polda Riau. Sehingga ketiga institusi itu bisa berkolaborasi dalam program vaksinasi dan pendistribusian peminjaman tabung oksigen.

 "Jadi memang karena masih rendahnya progres vaksinasi di Riau, saya mengajak kit semua untuk bersama dengan jalur masing-masing untuk mendukung program vaksinasi di Riau. Misalnya pimpinan organisasi profesi dan dunia usaha yang ada di Riau ikut serta melobi kementerian lembaga terkait. Agar mendapat lebih banyak kuota vaksin untuk Riau," kata Andi.

Andi sendiri tidak henti-hentinya menyampaikan kepada berbagai stake holder di pusat yang memiliki akses penambahan vaksin untuk Riau. Selain ke Ahok, sebelumnya Andi Rachman juga meminta penambahan vaksin untuk Riau melalui Junimart Girsang, rekan satu komisinya di DPR RI. Karena diperoleh informasi Junimart bisa mendatangkan 80 ribu fial vaksin untuk warga di Sumatera Utara.

"Pak Junimart siap bantu juga untuk Riau. Dia ajak kepala daerah ketemu Menteri Kesehatan," ungkapnya.

Dijelaskan mantan gubernur ini, Provinsi Riau termasuk salah satu daerah yang memberikan penghasilan negara yang besar. Serta memberi kontribusi pertumbuhan ekonomi yang besar baik bagi Sumatera maupun Indonesia. Dan sudah sewajarnya Riau meminta lebih untuk bantuan seperti penambahan kuota vaksin. Karena ini menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kekebalan tubuh komunal (herd immunity) dan menekan angka penyebaran Covid-19.

Riau ini, menurut Andi merupakan salah satu Provinsi yang memberi kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dari berbagi sektor yang ada di Riau. Seperti Migas, perkebunan, kehutanan.

"Saya rasa wajar kita meminta pemerintah pusat melalui menkes untuk menambah jatah vaksin untuk Riau. Sehingga dengan meningkatnya program vaksin di Riau, Insya Allah akan berdampak pada penurunan penyebaran covid di Riau. Sehingga pemulihan ekonomi lebih bisa dipercepat," jelasnya.

Terkait pemanfaatan ruas Tol Pekanbaru-Dumai, menurut Andi tentunya akan dapat memudahkan operasional Pertamina di wilayah kerja. "Optimalisasi tenaga kerja lokal, dan perusahaan-perusahaan lokal juga harus kompeten agar bisa terlibat bersama. Itu juga jadi pembahasan," ujar Andi.(hen/sol/egp)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook