MELIHAT LEBIH DEKAT KEGIATAN PHR WK ROKAN

​​​​​​​“Tekad Beroperasi Massif dan Berikan Kemanfaatan bagi Masyarakat”

Feature | Selasa, 31 Oktober 2023 - 07:03 WIB

​​​​​​​“Tekad Beroperasi Massif dan Berikan Kemanfaatan bagi Masyarakat”
Wartawan mengabadikan momen sembari mendengarkan penjelasan dari Team Manager Dumai Operation Achmad Ubaydillah. (ZULFADLI/RIAUPOS.CO)

PHR-WK Rokan memiliki dedikasi yang panjang bagi Indonesia. Kiprahnya berjalan sepanjang waktu dengan inovasi yang terus berkembang seiring dengan tantangan zaman.

Laporan: ZULFADHLI, Dumai

PULUHAN wartawan yang berpakaian alat pelindung diri (APD) lengkap layaknya perwira Pertamina, dengan tulisan visitor di bagian punggung, mendengar dengan serius, sembari memperhatikan tayangan sebuah slide yang menampilkan area operasional Wilayah Kerja (WK) Rokan PT Permina Hulu Rokan (PHR).

Ilustrasi yang menyajikan bentangan WK Rokan tersebut nampak berupa anasir berwarna merah pupus, kuning serta dilengkapi dengan adanya gambar pompa angguk, tangki pengumpul produksi minyak (tank farm) serta beberapa fasilitas lainnya.

Bila diperhatikan sejenak bentangan itu terlihat seperti bayangan seekor kanguru. Hewan yang terkenal tangguh dan memiliki lompatan kuat, dengan kantong khusus untuk menggendong anak.

“Ya, bentuk wilayah operasional Rokan memang nampak seperti kanguru,” ujar Team Manager Dumai Operation, Achmad Ubaydillah pada saat memaparkan sekilas tentang Operasi Dumai (Dumai Operation Overview) PHR WK Rokan. Jumat (25/8/2023) di Dumai. 

Hari itu sejumlah wartawan dari berbagai media cetak, media online dan elektronik mendapatkan kesempatan berharga untuk mengenal lebih dekat, bahkan melihat langsung ‘dapur’ kerja WK Rokan –PHR yang terdapat di Duri dan Dumai.

 

Jaringan Pipa Setara Bolak Balik Sabang-Merauke

Ubay, panggilan akrabnya terus menerangkan, bentukan kanguru itu merupakan gambaran dari bentangan daerah operasi seluas 6.200 kilometer persegi (km²), yang mencakupi tujuh wilayah kabupaten/kota di Bumi Lancang Kuning. 

Antara lain Kabupaten Rokan Hulu, Rokan Hilir, Bengkalis, Siak, Kampar, Pekanbaru, dan Dumai.

Blok Rokan ditandai dengan anasir warna merah pupus sedangkan PHE Siak ditandai dengan anasir warna kuning muda.

Jejaringan itu menyatukan antarberbagai rupa teknis kerja yang berkaitan dengan pengoperasian minyak mentah, upstream subholding yang berujung pada shipping subholding sebuah proses pengangkutan minyak mentah mengunakan tanker.

WK Rokan dijelaskan Ubay merupakan Operasi Onshore (operasi di wilayah daratan) terbesar di Indonesia. Di mana terdapat kegiatan injeksi uap terbesar di dunia dan injeksi air terbesar di Asia Tenggara yang memiliki dua jenis tipe minyak Sumatra Light Crude dan Duri Crude.

Untuk menopang operasi itu terdapat 35 stasiun pengumpul, 13.200 km jaringan pipa alir dan 500 km jaringan shipping line.

Secara spesifik, area industri mencakup bentangan 183 hektare (ha) sementara marine terminal seluas 30,59 ha.

PHR WK Rokan memiliki dua lokasi tangki dengan kapasitas berbeda, di Dumai sebanyak 16 tangki dengan kapasitas 5,1 juta barel dan di Duri sebanyak 10 tangki dengan kapasitas 0,7 jura barel.

Secara garis besar, terang Ubay, untuk sistem produksi WK Rokan berawal dari proses penaikan minyak bumi dari pompa angguk di lapangan minyak, diteruskan ke statiun pengolahan dan pengumpul.

Seterusnya disimpan di tangki pengelolaan, selanjutnya dimuat ke kapal tanker untuk dikirim ke kilang minyak di Balongan, Jawa Barat dan Cilacap, Jawa Tengah.

Rangkaian kegiatan atau proses itu mungkin terkesan sederhana, namun dalam praktiknya melibatkan sekumpulan sistem yang kompleks, serba mekanis, memerlukan akurasi tinggi dan kecermatan serta melibatkan perangkat serbacanggih dengan risiko tinggi bagi keselamatan.

Selaras dengan itu diterangkan Executive Vice President  (EVP) Upstream Business PHR WK Rokan, Edwil Suzandi minyak yang diproduksi dari bawah tanah itu selanjutnya diolah, dalam arti sederhana dipisahkan antara liquid dan gas, baru memisahkan lagi antara air dan minyak.

“Semua proses itu dilakukan di 34 stasiun pengumpul,” katanya.

Pipa angguk menjadi elemen vital dalam hal menarik minyak yang terdistribusi melalui jaringan pipa.

“Jaringan pipa itu sekitar 13.200 km, jadi lebih dari bolak-balik Sabang-Merauke jaraknya,” tutur Edwil.

Dengan kenyataan itu maka menurut Edwil ada pemahaman sama mesti dibangun bahwa tugas yang dilakukan PHR secara khusus memang penting disisi lain ada yang juga perlu mendapatkan dukungan bersama untuk dijaga yakni aset atau fasilitas yang berkaitan dengan setiap kegiatan produksi yang dilakukan.

“Ini salah satu aset penting yang kami jaga, dan tergolong risiko tinggi karena itu di dalam operasi sesuai dengan aturan yang ada itu tidak boleh ada aktivitas atau pemukiman yang berada di sekitar jalur pipa lebih kurang 100 meter,” katanya.

 

Dukungan Digital dan Pusat Inovasi

Dengan kompleksnya tantangan kerja yang ada, tak pelak diperlukan pelibatan sarana prasana yang terintegrasi guna memastikan setiap proses yang ada berjalan dengan lancar.

Team Manager Dumai Operation, Achmad Ubaydillah menyebutkan guna mendukung operasi yang handal dan efisien, terdapat pengunaan Digital dan Innovation Center (DICE) dan Production Reliability and Innovation Management (PRIME).

DICE sendiri menjadi pusat kendali operasional dan big data yang memantau kegiatan di lapangan secara real time.

Digital dashboard berperan menjadi media untuk pemantauan aktivitas pengeboran, penyiapan lokasi pengeboran dan pembangunan fasilitas sumur minyak, pengelolaan kegiatan produksi maupuan perawatan peralatan.

Dengan dukungan data tersebut maka keputusan strategis dapat diambil dalam waktu yang singkat dan akurat.

“Sehingga setiap keputusan dibuat berdasarkan basis data,” ujar Ubay.

Keberadaan basis data memastikan supaya informasi cepat diperoleh, dibantu dengan aplikasi sistem dan teknologi digital maka penanganan lebih tepat dan cepat.   

Penerapan sistem yang serba canggih ini memang menjadi bagian yang tak terpisahkan dari industi migas pada umumnya. Hal itu juga sebagai penopang terhadap langkah strategis pada upaya-upaya eksplorasi sumber daya dengan langkah-langkah penemuan ladang minyak dan pengeboran sumur baru

 

Terapkan Operasi Massif dan Agresif

Blok Rokan sendiri dalam rentang waktu yang lama, sejak 1951 sampai saat ini 72 tahun lebih masih berproduksi dengan prima. Dengan rentang waktu yang tak singkat itu tentu banyak pencapaian yang telah dilakukan.

Saat ini terdapat 84 lapangan aktif dengan lebih 11.300 sumur dan memproduksi 9 juta barel fluida per-hari.

Sebagai Operasi Onshore terbesar di Indonesia melibatkan 2.300 pekerja dan lebih dari 37.000 kontraktor, dengan 445 sumur pengembangan, dan tiga sumur eksplorasi.

“PHR WK Rokan memberikan kontribusi yang signifikan dalam mendukung ketahanan energi nasional serta perekonomian nasional dan daerah melalui kegiatan operasi yang massif dan agresif,” kata EVP Upstream Business Edwil Suzandi pada saat menyampaikan pemaparan kepada wartawan di Duri, Kamis (24/8/2023).

Total produksi subholding Upstream bertengger sebagai penyumbang 26 persen dari total produksi secara nasional.

Dari kegiatan operasi yang massif dan agresif itu pula menurut Edwil, dihasilkan Rp63 triliun penerimaan negara melalui PNBP dan pajak sejak awal alih kelola sampai Juni 2023.

Kenyataan ini pula memberikan dampak baik terhadap semakin banyaknya masyarakat yang mendapatkan manfaat dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang telah menyasar 21.000 lebih penerima.

Pada awal Agustus 2023 lalu, PHR mencapai produksi tertinggi minyak di Indonesia. Di mana produksi minyak Blok Rokan tersebut mencapai 172.000 barel per-hari (bph).

“Produksinya tertinggi dan hal itu terjadi dalam waktu dua tahun alih kelola dari Chevron ke Pertamina,” kata Edwil.

Terasa istimewa tambahnya karena terjadi dalam kurun waktu baru dua tahun sejak alih kelola 9 Agustus 2021. Dimana ada dua momen penting pada bulan itu, yakni Hari Jadi Riau ke-66 tahun dan HUT RI-ke78 tahun. 

Produksi pada pertengahan Agustus yang menembus lebih kurang 168 MBOPD merupakan 30 persen dari total produksi Subholding Upstream atau 26 persen dari total produksi nasional.

Edwil menjelaskan dengan gambaran yang ada maka secara zonasi PHR itu aktivitas terbesarnya ada di Riau yang berada di Regional I : Sumatera.  

Dengan pencapaian yang ada hemat Edwil tentu tidak boleh berpuas diri begitu saja melainkan harus ada intropeksi juga agar lebih baik lagi ke depan.

Pencapaian produksi yang terjadi pada dasarnya tidak terlepas dari kegigihan dan kesabaran yang dilakukan terus menerus.

“Ibaratnya, mengumpulkan ikan teri sehingga akhirnya menjadi banyak dan berat,” kataya.

 

Keselamatan Kerja Hal Utama

Sementara inovasi demi inovasi terus dilakukan dengan tetap mengedepankan unsur keselamatan kerja sebagai hal yang utama. 

Merawat semua fasilitas terang Edwil agar memastikan keamanan terjaga dan fasilitas tersebut beroperasi dengan baik. Memastikan bahwa semua berfungsi baik tegasnya tidak kalah penting dengan upaya-upaya produksi mengingat bahwa aktifitas yang telah lama berjalan, sekitar 72 tahun.

Penjagaan maupun pengelolaan terhadap setiap fasilitas dilakukan dengan teliti. “Harus dipastikan baik dan benar setiap harinya,” kata Edwil. 

Memang tambahnya sebagai penyangga agar produksi terjaga tidak terlepas dari investasi. Namun tidak melulu bergantung pada investasi saja, tak kalah penting bagaimana menjaga setiap fasilitas yang dimiliki dengan baik sehingga untuk jangka panjang kemanfaatannya dapat terus dirasakan.

Pengawasan secara berkelanjutan lewat control room menjadi aspek penting untuk penanganan yang tepat dan cepat.

“Sehingga jika terjadi kerusakan, suatu kebocoran misalnya lewat control room akan diketahui di titik mana terjadi,” katanya.

Dengan begitu petugas dapat segera ke lapangan untuk penanganan, namun secepat apa ke lokasi kejadian tentunya dipengaruh dari faktor kondisi akses jalan dan fasilitas yang tersedia.

Isu keselamatan kerja terangnya harus menjadi hal yang pertama disadari oleh setiap pekerja.

Tidak ada kerja besar sekalipun akan berhasil jika mengabaikan atau membuat keselamatan jiwa terancam.

“Bagaimana di dalam upaya yang dilakukan, seluruh pekerja bisa bekerja dengan aman, selamat dan kembali ke rumah dengan bahagia,” cetusnya.

Kepada mitra kerja juga ditekankan memperhatikan dengan baik soal keselamatan kerja. Secara rutin terangnya PHR menyampaikan kepada pimpinan mitra kerja untuk peduli dengan isu ini.

“Sehingga diharapkan dukungan ini, baik dari keluarga, perusahaan atau atasan itu sama-sama memiliki visi terhadap keselamatan kerja,” katanya.

Tren positif keselamatan kerja terus terjadi, yang dibangun dengan kesadaran bila terdapat dua pilihan antara produksi dengan keselamatan jiwa maka yang diutamakan adalah keselamatan terlebih dahulu.

Mengingat bahwa setiap pekerjaan di area operasi migas itu termasuk pekerjaan dengan risiko tinggi.

Menumbuhkan kesadaran untuk peduli dengan cara kerja yang peduli keselamatan, terangnya, tidak hanya ditekankan bagi pekerja saja tapi juga melibatkan agar ada kepedulian yang sama dari keluarga pekerja agar turut memberikan dukungan terciptanya suasana kerja yang baik.

“Bagaimanapun produksi yang kami capai, tapi jika ada kecelakaan kerja yang terjadi maka kebanggaan itu bisa langsung sirna dengan adanya insiden, karena itu soal keselamatan kerja ini sangat penting,” ungkapnya.  

 

Komitmen terhadap Lingkungan

Selain itu terkait dengan komitmen untuk menjaga lingkungan yang dikaitkan dengan aktifitas yang dilakukan tetap menjadi prioritas Pertamina.

Komitmen itu dibangun sejak dari hulu, seperti dari proses saat minyak di sedot ke permukaan yang dikenal sebagai fluida. Fluida sendiri merupakan campuran minyak, air, pasir dan gas. Yang seterusnya dimasukkan ke tempat pengumpul atau central gathering station (CGS).

Bila ada sembilan juta fluida, jelas Edwil, maka terdapat berbagai proses yang dilakukan termasuk uji ke reservoir di mana sebagian kecilnya sekitar 10 persen dibuang ke permukaan.

Pembuangan itu melibatkan fasilitas yang baik, yang menjamin bahwa baku mutu air yang dibuang ke permukaan itu lebih baik dari air yang ada di sungai.

“Itu bisa dibuktikan dengan data, sehingga air yang kami olah itu sudah mendekati standar air minum. Itu adalah komitmen kami untuk menjamin bahwa apa yang kami buat untuk permukaan itu adalah sesuatu yang tidak menganggu ekosistem,” katanya.

Komitmen yang sama jelas Edwil menjadi perhatian untuk sekitar 40.000 orang yang bekerja di Pertamina.

Mulai dari pekerja 2.300 dan mitra 37.000 lebih. Menjaga lingkungan turut diwujudkan dengan mempertahankan setiap fasilitas yang dimiliki dengan baik.

Areal operasi umumnya masih mempertahankan keberadaan lingkungan dan tanaman alam, seperti tampak di pelabuhan terminal Dumai yang membentang seluas 29,8 ha, keberadaan vegetasi masih dipertahankan.

“Lebih dari 70 persen areal vegetasi, berupa tanaman hutan, alami itu masih bertahan,” tambah Team Manager Dumai Operation Achmad Ubaydillah.

Komitmen terhadap lingkungan ini diperluas dalam bentuk dukungan terhadap upaya-upaya pelestarian, konservasi alam dan sebagainya.  

Lewat dukungan investasi, performa kinerja serta keberadaan semua infrastruktur diharapkan kedepan WK Rokan terus berkontribusi maksimal dalam pencapaian target secara nasional.

 

Kemanfaatan bagi Masyarakat

Selaras dengan itu, memberikan perhatian keberlangsungan lingkungan yang baik diharapkan menimbulkan hubungan imbal balik yang selaras, seperti disampaikan Corporate Secretary PHR WK Rokan Rudi Ariffianto, pada wartawan di Duri Camp.

“Bagaimana masyarakat bisa menerima positif WK Rokan, dan sebaliknya, Insya Allah kami juga akan memberikan kontribusi positif di tengah masyarakat,” tutur Rudi.

Sebagai sebuah perusahaan tentunya kata Rudi, memiliki target profit oriented, yakni bagaimana berusaha mencari keuntungan sebesar-besarnya.

Konsep dasar dunia usaha ini dimbangi dengan kesadaran yang baik untuk tak hanya mencari untung saja tapi juga berperan menebarkan manfaat bagi masyarakat, daerah maupun negara secara luas.

“Jadi di samping tugas utama mencari profit, kami juga melakukan aktivitas sosial. Kami ikut berkontribusi lewat CSR, yang merupakan bagian dari tanggungjawab sosial,” ujar Rudi.

CSR yang disalurkan disamping materi juga disertai dengan pemahaman bagaimana memastikan terciptanya dampak yang nyata di tengah masyarakat.

Ia menerangkan terkait dengan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) ada yang bersifat sustainable, berkelanjutan.  Artinya ketika program itu diluncurkan maka harus bisa memberikan dampak yang berproses terus-menerus.

Seperti Program Desa Wisata yang ada di Kampung Patin, Kampar. Tak hanya bantuan berupa bibit, namun juga pembekalan pengetahuan mengenai seluk beluk budidaya, pemanfaatan atau pengembangan produk lain dari patin dan sebagainya.

Hal itu menimbulkan multiefek dengan terus bertumbuh kembangnya produksi patin mencapai 15 ton per hari, keberadaan usaha pakan ikan, homestay, menjamurnya pengiat UMKM, tumbuhnya sentra ekowisata dan sebagainya.

Kini Kampung tersebut tersertifikasi sebagai Desa Wisata Berkelanjutan dari Lembaga Sertifikasi Dewan Desa Wisata Berkelanjutan Indonesia (2021), meraih juara II pada Anugerah Desa Wisata Kategori Suvenir oleh KemenParekraf RI (2021) dan juara 1 Lomba Desa 2023.

Pengembangan desa lainya di Pulau Rupat melibatkan penerima manfaat puluhan UMKM dan ratusan penerima manfaat.

Selanjutnya ada Bukit Batu yang menyabet Juara I Apresiasi Desa Wisata Riau (2022).

Berikutnya, terang Rudi, Program Pemberdayaan Nelayan menjangkau 260 anggota kelompok perikanan di Kecamatan Bangko Pusako dan Tanah Putih (Rohil) serta 200-an warga yang menerima pelatihan pembuatan pakan ikan, bantuan alat, pelatihan pengolahan ikan, di Kecamatan Dumai Selatan, Dumai Timur dan Medang Kampai (Dumai).

Seterusnya pengembangan Sentra Budaya Ekonomi Kreatif (Ekraf), untuk wilayah cakupan se-Riau dengan mitra pelaksana UIN Suska Riau dengan penerima manfaat 300 UMKM di 12 kabupaten/kota se-Riau.

Pemberdayaan berkelanjutan juga berhasil dilakukan seperti dengan melibatkan organisasi KNPI di Bengkalis.

Dimana disediakan semacam los sebanyak 35 unit yang dimanfaatkan oleh UMKM.

Di mana salah satu yang cukup fenomenal keberadaan Rumah Jahit Lestari (RJL) yang digagas oleh seorang ibu rumah tangga bernama Suci di Duri, Bengkalis. Mitra binaan PHR ini terus berkembang dan kini mendulang omset Rp600juta per bulannya.

“Selain itu ada program vokasi dan sertifikasi angkatan kerja,” kata Rudi. Sebanyak 120 masyarakat kurang mampu di Kabupaten Rohil telah mendapatkan pelatihan dan sertifikat keterampilan dari lembaga keterampilan swasta (LPKS) binaan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Rohil untuk bidang keterampilan menjahit, komputer dan bahasa Inggris. 

Vokasi dan sertifikasi juga menyasar ke 100 lebih siswa, tenaga pendidik, pimpinan SMK, dan lain-lain.

“Pendidikan vokasi merupakan hal yang penting karena bisa dimanfaatkan, sebagai bekal bagi penerima manfaat ketika masuk pada dunia kerja,” katanya.

Sementara ada Program Pemberdayaan Ekonomi dan Pemuda, dimana terdapat 18 UMKM binaan diberikan pendampingan, penyediaan 26 gerai unit UMKM dan pendampingan UMKM binaan Rumah Jahit Lestari (RJL) yang menyerap tenaga kerja 60 orang.

PHR memberikan beasiswa prestasi, di mana saat ini ada 10 orang penerima beasiswa prestasi S1 dan dua kandidat penerima beasiswa prestasi PHS S2 dari Riau, terpilih kuliah S2 di Amerika Serikat.

Berikutnya ada beasiswa Sakai dan Inkubasi Karir, di mana 97 mahasiswa Sakai mendapatkan beasiswa penuh pendidikan S1, berikutnya Program Kompetensi STEM dengan penerima manfaat 300 guru dan 3.500 siswa.

Ada juga program Desa Energi Berdikasi Berbasis Biogas.

“Termasuk upaya pelestarian lingkungan, misalnya konvervasi gajah yang tadinya terancam punah kemudian dengan dukungan kita akhirnya habitatnya kembali berkembang dan mencegah terjadinya konflik antara hewan tersebut dengan manusia,” katanya.

Pada 2022 lalu, PHR meraih Gold Award pada Indonesian Sustainable Development Goals Award (ISDA) lewat program konservasi gajah.

Kategori program berikutnya, terang Rudi, ada yang bersifat tidak berkelanjutan, hal ini lebih kepada aksi sosial yang bersifat langsung.

 “Seperti kegiatan pasar murah di sekitar wilayah operasi, itu bagaimana membantu daya beli masyarakat,” katanya.

Disamping mendukung tetap terjaganya daya beli masyarakat disisi lain juga mampu memberikan pengaruh positif dengan mendorong keberadaan peredaran barang-barang kebutuhan masyarakat di pasaran.

Ditambahkan Rudi, kegiatan sosial juga berfokus pada bidang kesehatan dan pendidikan, tak terkecuali turut berperan dalam pencegahan tengkes atau stunting.  

Upaya memerangi tengkes tidak semata-mata pemberian nutrisi secara singkat namun berkelanjutan. Yang dimulai dengan pemberian gizi kepada calon ibu dilanjutkan dengan pemberian makanan tambahan bagi anak sampai dengan usia 1000 hari. Dimana nantinya anak-anak tersebut diharapkan tumbuh dan berkembang dengan normal serta memiliki kecerdasan yang baik.

Di luar dari beragam program yang digelontorkan dari TJSL itu, adalah adanya dukungan bagi daerah penghasil berupa dana participating interest (PI.

Ditegaskan EVP Upstream Business Edwil Suzandi dengan keberadaan TJSL sekaligus PI maka dipastikan manfaatnya lebih luar biasa berdampak positif bagi masyarakat.***

Editor: Edwar Yaman

 

Baca Juga :Pertamina Hulu Rokan Temukan Cadangan Migas Baru di Lapangan Blok Rokan







Tuliskan Komentar anda dari account Facebook