BENGKALIS(RIAUPOS.CO)-----Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) H Amrizal, mengingat kan isu-isu aktual, hoak, fitnah, hate speech atau ujaran kebencian, akan menggangu kesatuan dan persatuan.
Saat ini ada fenomena, masyakarat masyakarat cenderung bermuamalat di dunia maya daripada dunia nyata.
Bahkan ada sebuah cerita dalam satu keluarga bisa bercerai gara-gara dunia maya. Dikatakan Amrizal, akhir-akhir ini ada informasi yang bernuansa hoax, sara, ujaran kebencian, kondisi ini sampai ke dunia nyata, sehingga menyebabkan perpecahan.
Selain itu, adanya ekstrimis bernuansa agama, yang menggiring bahwa pemilu sebuah yang bertentangan dengan agama. Jika sudah menyangkut agama, jika ada orang yang tidak shalat, maka orang tersebut akan sanggup mengangkat senjata.
Kondisi ini tentu tidak inginkan, Seperti di Negara Timur tengah, pertentangan dan gesekan itu terjadi pada masa suksesi. Tentu hal ini kita tidak inginkan. "Kami ingin mengajak semua agar tidak mudah percaya hoax dan jangan mudah menyebarkan isu-isu yang belum benar. Hal itu bisa memecah belah. Apalagi berkaitan dengan masalah agama," ujar Amrizal Jum’at (15/2)2019 ketika Wirid dan Pengajian di Masjid Agung Istiqomah Bengkalis.
Amrizal mengatakan sebagian besar dari kita lebih banyak berinteraksi di dunia maya yakni media sosial, ketimbang dari dunia nyata. Pikiran dan waktu habis terkuras untuk berinteraksi di media sosial dan sibuk dengan Handphone atau gadget.
“Akhir-akhir ini banyak sekali informasi yang berbau hoax dan fitnah yang bernuansa sara, suku agama dan ras yang telah mempengaruhi masyarakat sekitar 70 persen pengguna media sosial, akibatnya akan muncul kegaduhan dan akan berpotensi dikehidupan nyata sehingga menimbulkan perpecahan sesama kita,” kata Amrizal.
Menanggapi hal itu, Sekda Bengkalis H Bustami HY mengakui bahwa kebersamaan semakin berkurang. Mestinya kemajuan teknologi bisa memperkuat silaturahmi, tapi sebaliknya
Bahkan di lingkungan keluarga, mestinya setelah sibuk seharian bekerja, pada malam hari bisa saling berkomunikasi.
Tapi sebaliknya, anggota keluarga malah sibuk bermain android. Sekda juga mengajak seluruh segenap masyakarat untuk ikut memerangi hoaks, jangan mudah terpancing dengan berita bohong. Apalagi ujaran kebencian yang menyesatkan dan memecah belah persatuan.
Terlebih pada tahapan pesta demokrasi, banyak sekali hoaks yang mengarah kepada SARA dan ujaran kebencian. Kondisi ini harus segera ditanggulangi, agar tidak mengganggu keharmonisan masyarakat.(evi)