PENAMBAHAN KASUS POSITIF MASIH TINGGI, PPKM KETAT HARUS DITERAPKAN

Sudah 3.155 Pasien Covid-19 Meninggal di Riau

Riau | Sabtu, 14 Agustus 2021 - 11:30 WIB

Sudah 3.155 Pasien Covid-19 Meninggal di Riau

PEKANBARU, (RIAUPOS.CO) - Pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia di Riau per hari Jumat (13/8) bertambah 30 orang. Dengan demikian, total sudah lebih 3.000 atau tepatnya 3.155 orang yang meninggal sejak Covid-19 ditemukan di Riau.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, selain angka kematian yang terus bertambah, angka penambahan pasien harian di Riau juga terus mengalami peningkatan. Karena itu pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) harus benar-benar diterapkan.


"Salah satu cara untuk memutus rantai penularan Covid-19 yakni dengan menerapkan PPKM ketat. Terutama di Pekanbaru yang belakangan ini tinggi penambahan pasiennya," kata Mimi.

Lebih lanjut dikatakannya, meningkatnya pasien Covid-19 di Riau beberapa hari terakhir akibat banyaknya pemeriksaan swab. Terutama orang yang masuk kontak erat.

"Banyak juga di antara yang diperiksa merupakan kontak erat tersebut hasilnya positif Covid-19," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Mimi juga menginformasikan ada penambahan 1.071 pasien positif Covid-19 di Riau per Jumat (13/8). Dengan demikian, total pasien

positif Covid-19 di Riau hingga saat ini sebanyak 112.491 orang.

"Kemudian pasien sembuh bertambah 842 sehingga total 94.491 orang sudah sembuh, pasien meninggal dunia bertambah 30 orang sehingga total 3.155 meninggal dunia," katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, dari total pasien Covid-19 di Riau, saat ini yang masih menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak 1.301 orang, isolasi mandiri 11.544 orang.

"Suspect yang menjalani isolasi mandiri 3.385 orang, isolasi di rumah sakit 213 orang. Selesai menjalani isolasi 98.544 dan meninggal dunia 411 orang," sebutnya.

Dalam kesempatan itu, Mimi juga berpesan, dengan terus bertambahnya pasien positif Covid-19 di Riau, pihaknya mengajak masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan.

"Mari kita sama-sama dapat menjaga diri dan orang sekitar kita dengan terus menerapkan protokol kesehatan. Mencuci tangan, jaga jarak dan menggunakan masker," ajaknya.

Indonesia Kedatangan 5 Juta Vaksin

Indonesia kembali mendatangkan vaksin Covid-19, sebanyak 5 juta dosis vaksin CoronaVac produksi Sinovac dalam bentuk vaksin jadi dalam kemasan vial 1 mililiter (2 dosis). Tambahan vaksin ini diharapkan dapat membantu memenuhi keperluan stok vaksin Covid-19 di Indonesia.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Dr Penny K Lukito mengatakan, dengan kedatangan vaksin, total vaksin yang telah didatangkan ke Indonesia mencapai lebih dari 185 juta atau mendekati angka 200 juta dosis.

 "Hal ini sekaligus menegaskan bahwa pemerintah berupaya keras memenuhi kebutuhan stok vaksin Covis-19 untuk digunakan dalam program vaksinasi nasional," kata Penny dalam keterangannya, Jumat (13/8).

Dia menambahkan, mulai Agustus 2021 program vaksinasi nasional telah diperluas dan dipercepat dengan target 2 juta dosis per hari. Hingga hari ini, lebih dari 50 juta orang di Indonesia telah mendapatkan vaksinasi.

"Itu artinya program vaksinasi kita sudah mencapai sekitar 25 persen dari target atau sasaran vaksinasi yang mencapai 208 juta penduduk Indonesia untuk bisa membangun herd immunity atau kekebalan kelompok," ucap Penny.

Penny juga mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanaan vaksinasi, khususnya kepada Kementerian Kesehatan, Kementerian Luar Negeri, Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Tenaga Kesehatan dan para relawan yang ikut mendukung percepatan vaksinasi di Indonesia. Dia juga mengajak seluruh elemen bangsa terus bangun optimisme bersama dengan terus mendukung langkah-langkah strategis pemerintah dalam percepatan penanganan pandemi Covid-19.

 "Sehingga kita dapat segera mencapai herd immunity dan keluar dari pandemi COVID-19," ajak Penny.

"Semua vaksin yang akan digunakan dalam program vaksinasi Covid-19 di Indonesia harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Badan POM, yaitu izin penggunaan pada masa darurat atau Emergency Use Authorization (EUA)," sambungnya.

Dia menjelaskan, dalam proses pengkajian untuk menilai khasiat dan keamanan vaksin Covid-19, Badan POM melakukannya bersama Tim Ahli Komite Nasional Penilai Obat, Indonesian Technical Advisory on Immunization (ITAGI), dan para Ahli terkait lainnya.

Terkait dengan EUA, lanjut Penny, hingga saat ini, Badan POM telah memberikan persetujuan penggunaan pada masa darurat kepada 6 (enam) jenis vaksin Covid-19, yaitu CoronaVac, Vaksin Covid-19 (produksi Bio Farma – Sinovac), AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, dan Comirnaty (Pfizer). Sebelum didistribusikan dan digunakan, Badan POM melakukan pengawalan mutu terhadap setiap batch vaksin yang sudah mendapatkan EUA tersebut melalui sampling dan pengujian di Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan dalam rangka lot release.

Tidak hanya itu, Penny mengatakan, Badan POM juga terus mengawasi jalannya vaksinasi di Indonesia agar pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dapat berjalan lancar dan aman, melalui kegiatan pengawasan pasca disetujui suatu EUA vaksin Covid-19.

"Kami melakukan kegiatan pengawasan di jalur distribusi hingga pelayanan kesehatan dan juga melakukan sampling dan pengujian dalam rangka pengawasan mutu serta surveilan keamanan vaksin atau pemantauan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) bersama Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan seluruh Indonesia," papar Penny.

Karenanya, dia meminta, masyarakat agar tidak ragu untuk melakukan vaksinasi yang sangat penting untuk mencegah infeksi Covid-19. Kalaupun terinfeksi, lanjutnya, vaksinasi dapat mengurangi risiko sakit berat yang bisa diakibatkan virus Covid-19 yang terus bermutasi ini.

"Selain vaksinasi, yang tidak boleh dilupakan adalah disiplin pada protokol kesehatan dengan menjalankan protokol kesehatan, terutama memakai masker dan mematuhi aturan pembatasan mobilitas yang ditetapkan pemerintah," pungkas Penny

Capaian Vaksinasi 91 Persen, Prokes Tetap Diperketat

Penurunan kasus penularan Covid-19 di Provinsi Bali belum mencapai hasil signifikan. Kendati bersama-sama menerapkan status PPKM dengan Jawa, capaian Bali masih tertinggal. Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan kemarin (13/8) memberikan instruksi agar target penurunan kasus di Bali bisa tercapai.

Menurut data satgas Covid-19, Bali menunjukkan penurunan kasus terendah dibandingkan enam Provinsi Jawa. Yakni, hanya minus 7,04 persen. Itu termasuk rendah dibandingkan provinsi lain yang berhasil menurunkan 20 persen kasus aktifnya. Dalam kunjungannya, Luhut meminta langkah mitigasi penanganan Covid-19 di Bali harus dioptimalkan. Bali sudah memiliki modal, yakni capaian vaksinasi paling baik dibandingkan provinsi lain.

"Bali itu 91 persen sudah vaksin, harusnya sudah bagus. Tapi, ini (data kasus) masih stagnan, belum turun, sementara tempat-tempat lain sudah turun," kata Luhut.

Menurut pria kelahiran Sumatera Utara itu, yang masih perlu ditingkatkan dalam penanganan Covid-19 di Provinsi Bali adalah 3T (testing, tracing, treatment). Termasuk kedisiplinan dalam penerapan protokol kesehatan. Luhut memberi contoh upacara keagamaan di Bali harus diperketat prokesnya.

"Selalu ada laporan setelah acara tersebut, angka Covid-19 langsung meningkat signifikan karena berkerumun," ujarnya.

Luhut menekankan bahwa penanganan pandemi di Bali sangat penting. Sebab, itu berkenaan dengan citra Pulau Dewata sebagai destinasi pariwisata internasional. Dia juga meminta seluruh kabupaten/kota di Bali bisa menyediakan fasilitas isolasi terpusat (isoter) lengkap.

"Buleleng saya kira bisa dibuat menjadi model. Dari sekian ratus orang yang sudah masuk isoter, belum ada yang meninggal satu pun, success rate-nya tinggi," ungkapnya.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjamin persediaan obat di Bali cukup. Bali juga tidak perlu ragu-ragu dalam menggencarkan 3T. Jika ada warga yang positif, sebaiknya langsung dibawa ke isoter supaya tidak menular.

"Jangan takut tes dan jangan takut melaporkan hasil tes. Justru semakin banyak yang melapor akan semakin bagus," jelasnya.

Terpisah, menyambut Hari Ulang Tahun Ke-71 Provinsi Jawa Tengah, Gubernur Ganjar Pranowo memiliki strategi baru dalam menghadapi pandemi. Dia menyiapkan target untuk merawat anak yatim piatu yang terdampak korona, mempercepat vaksinasi pelajar, dan menggenjot UMKM. Ganjar khawatir pada nasib anak-anak yang ditinggal orang tuanya akibat Covid-19. HUT Jateng bisa jadi momen tepat untuk membantu mereka. Idenya adalah memasukkan target tersebut dalam program APBD 2022.

"Jangan-jangan kita bisa menjadi orang tua asuh. Atau kita bantu mereka dengan infak, sedekah," tuturnya kepada Jawa Pos Radar Semarang (JPG). Hingga 5 Agustus, tercatat 2.104 anak di Jateng kehilangan orang tua. Data itu masih terus di-update. Di samping itu, Ganjar berencana menggenjot perekonomian Jateng dengan mendorong UMKM untuk bangkit. Selama ini dia getol mempromosikan produk lokal untuk naik kelas melalui media sosial miliknya. Percepatan vaksinasi untuk pelajar juga terus diupayakan agar target herd immunity terbentuk. Tujuannya, mereka dapat melaksanakan pembelajaran hybrid. Gabungan antara daring dan luring.(tau/taf/ida/c6/jpg/ted)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook