BATUAMPAR (RIAUPOS.CO) - Seorang anggota Polsek Batuampar Bripka Kristian Poltak Bosta Sitorus nekat bunuh diri dengan cara menembak kepalanya sendiri. Peristiwa itu terjadi saat korban berdinas di Polsek Batuampar, Rabu (13/2) sekitar pukul 13.00 WIB. Nyawa korban tidak dapat tertolong dan meninggal di tempat.
Saat ditangani polisi, Polsek Batuampar dijaga ketat. Polisi tidak memperkenankan awak media mendekati lokasi kejadian. Setelah melakukan olah TKP, jenazah korban dievakuasi dan dibawa ke rumah sakit Bhayangkara Mapolda Kepri untuk ditindak lanjuti.
Informasi yang didapat di lapangan, sebelum ditemukan meninggal dunia, korban diketahui masih bersama dengan rekannya di salah satu ruangan di lantai dua Polsek Batuampar. Saat itu keduanya ngobrol di dalam ruangan itu.
Sementara pegawai lainnya berada di beberapa ruangan lainnya. Saat mengobrol itu, Bripka Kristian Poltak meminjam senjata api rekannya karena mau mengajukan penggunaan senjata api dinas. ”Waktu minjam itu dia langsung tembakkan. Ada dengar suara, tapi kami kira itu suara barang yang jatuh, karena ada yang lagi kerja ngecat dinding di luar,” kata sumber di lokasi kejadian.
Aksi bunuh diri Bripka Poltak ini sangat mengejutkan bagi seluruh teman-teman di kesatuannya. Mereka tak menyangka sosok Poltak yang pendiam dan tenang itu bisa berakhir seperti itu. Selain pendiam, ia juga dikenal sebagai seseorang yang kerap menyembunyikan masalah dan jarang cerita masalah pribadinya kepada orang lain.
“Awalnya dari dia masuk setahu saya tidak ada masalah. Kalau di perkerjaan dia biasa-biasa saja orangnya, tidak ada masalah. Tapi tidak tahu kalau di rumah,” ujar seorang anggota Polsek Batuampar.
Menurut rekan-rekan kerjanya, selama ini Poltak dikenal sosok polisi yang pendiam dan selalu fokus dalam melaksanakan pekerjaannya. Ia diketahui baru saja dipindahkan menjadi seorang penyidik di Unit Reskrim Polsek Batuampar. Sebab, sebelumnya ia merupakan anggota opsnal di Satres Narkoba Polresta Barelang.
“Kalau yang beda dari dia tidak ada selama ini. Dia biasa-biasa saja. Apalagi dia baru pelatihan di (SPN) Tanjungbatu, karena baru belajar jadi penyidik. Tidak ada masalah selama ini,” ujar sumber itu lagi.
Selain masalah pekerjaan, Bripka Poltak diketahui pernah terserang virus Bell’s Palsy, yang membuat mulutnya tampak tertarik ke bagian samping atas alias ‘meletot.’ Di mana, berhubungan dengan suhu dan udara dingin seseorang yang terkena virus ini akan mengalami mata menjadi kering, telinga terasa bergemuruh, susah mengangkat alis, kelopak mata tidak bisa ditutup, dan bola mata memutar ke atas karena kelopak mata yang lumpuh dipaksa menutup.
“Tapi menurut cerita dia kemarin, sakitnya itu sudah sembuh dengan beberapa kali dilakukan terapi. Setelah itu dia sudah masuk kerja lagi seperti biasa dan normal lagi wajahnya,” tuturnya.
Meninggalnya Bripka Poltak menjadi fokus penyelidikan polisi. Beberapa pejabat utama Polda Kepri serta pejabat utama Polresta Barelang mendatangi lokasi kejadian. Wakapolda Kepri Brigjen Yan Fitri maupun Kapolresta Barelang Kombes Hengki tidak mau berkomentar mengenai kejadian ini.
Mereka kembali melakukan olah TKP untuk mengungkap penyebab kepastian kematian korban. Kegiatan polisi masih dilakukan secara tertutup sehingga tidak terpantau persis apa yang dilakukan di dalam rumah lokasi kejadian tadi.
Sementara tetangga korban, Iwan mengatakan jika korban merupakan sosok yang ramah dan aktif di setiap kegiatan di lingkungan perumahannya. Dan Bripka Poltak juga selalu menyampaikan imbauan Kamtibmas kepada tetangganya. “Dia sama warga sering negur kalau lewa, di lingkungan dia baik mudah bergaul juga. Kalau ada kegiatan warga atau kegiatan kepemudaan dia selalu ikut,” katanya.
Diakui Iwan, sebelum ditemukan meninggal, warga sempat melihat korban berangkat kerja Rabu (13/2) pagi. Menurut mereka, tidak ada kejanggalan dari Bripka Poltak pagi itu. Sehingga, warga melihat tidak ada masalah sama sekali di keluarganya. “Saya baca di media karena ada masalah keluarga. Setahu saya, tidak ada masalah sama keluarga. Baik saja dia selama ini sama keluarganya,” ujarnya lagi.
Pantauan RPG di rumah korban di Jalan Kangkung Blok III Nomor 54 Rt 02 Rw 11, beberapa isak tangis dari keluarga tampak terdengar dari luar rumah. Sementara beberapa orang warga di sekitar lokasi kejadian tampak sibuk memasang tenda di depan rumah korban.(das)