PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Petani di Kepenghuluan Bangko Bakti, Rokan Hilir, berhasil mengubah lahan gambut menjadi lahan produktif. Pada Selasa (12/1), Kelompok Tani (Poktan) Serumpun Tani melakukan panen perdana tiga ton mentimun dari lahan gambut percontohan (demplot) yang mereka kelola.
Tak hanya itu, mereka membersihkan lahan gambut tanpa melakukan pembakaran sehingga ramah lingkungan. Poktan Serumpun Tani merupakan peserta binaan dari Program Pengelolaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) yang dijalankan PT. Chevron Pacific Indonesia (PT CPI) bersama Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM). Selain mentimun, mereka juga menanam berbagai tanaman holtikultura lainnya seperti cabai, semangka, labu air, kangkung, jahe merah, dan kencur.
PLTB dijalankan di 10 desa di Kabupaten Siak dan Rokan Hilir, salah satunya Kepenghuluan Bangko Bakti. Para petani dilatih dan didampingi untuk penerapan teknik budidaya pertanian ramah lingkungan dan pembersihan/pembukaan lahan gambut tanpa menggunakan api.
"Selain dapat membantu perekonomian masyarakat pada masa pandemi, program ini merupakan upaya PT CPI mendukung upaya pemerintah dalam mengurangi kebakaran hutan dan lahan serta menjaga keutuhan ekosistem gambut," ungkap Manager Corporate Communications PT CPI Sonitha Poernomo dalam keterangan tertulisnya.
Kegiatan panen perdana di Kepenghuluan Bangko Bakti kemarin dihadiri oleh Penghulu Bangko Bakti Husni Tamrin, Penghulu Sintong Pusako Zulpami, Danramil Bangko Pusako Sugianto, tokoh masyarakat, perwakilan BRGM dan Corporate Affairs Asset PT CPI.
"Kami membuktikan bahwa cara bertani tanpa membakar lahan terbukti berhasil. Selain memberikan pemasukan tambahan dari hasil panen, metode ini juga mendukung restorasi gambut yang sekarang sedang digalakkan oleh pemerintah," ujar Yuyus Afrianto selaku perwakilan dari BRGM.
Dalam pelaksanaan PLTB sejak Oktober tahun lalu, Cakra Consulting bertindak sebagai mitra pelaksanan program. Mereka melatih para poktan binaan tentang pemahaman kondisi tanah dan tanaman; praktik pembukaan lahan percontohan (demplot); pemasangan tudung tanaman (mulsa); penanaman bibit; serta perlindungan dari serangan hama. Selain pelatihan, desa binaan juga mendapatkan bantuan alat pencacah multifungsi, mesin pompa air, alat tebas, dan cangkul.
Sebelumnya, para petani enggan mengoptimalkan lahan gambut mereka karena tingkat produktivitas yang rendah. Namun kini, setelah mempelajari cara pengelolaan lahan gambut yang tepat, mereka tak sabar ingin menerapkannya ke lahan gambut masing-masing. Poktan yang mengikuti PLTB ini secara proaktif juga menularkan ilmu mereka kepada petani lain yang belum tersentuh program serupa.
Selain PLTB, bulan lalu program lain yang dilaksanakan PT CPI di bidang ketahanan pangan juga melakukan panen raya di Desa Petapahan. Kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh Wakil Gubernur Riau. Program tersebut tercakup dalam Program Chevron untuk Riau Sehat dan Sejahtera (CHERISH).
Program PLTB ini merupakan bagian dari program investasi sosial PT CPI di bidang lingkungan. Program-program lainnya di antaranya Penyelamatan Gajah Sumatra; Program Bank Sampah di Pekanbaru, Bengkalis, dan Siak bekerja sama dengan Universitas Lancang Kuning; dan konservasi mangrove bersama Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN).
PT CPI merupakan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dari Pemerintah Indonesia yang mengoperasikan Blok Rokan di Riau. Dalam mengoperasikan blok migas, PT CPI bekerja di bawah pengawasan dan pengendalian SKK Migas. Dengan inovasi dan komitmen karyawan yang sangat terampil dan berdedikasi, PT CPI menjadi salah satu produsen minyak mentah terbesar di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan energi dalam menunjang pertumbuhan ekonomi Indonesia.(adv)