PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Di surga kita bersua. Engkau bela aku saat lara mendera. Engkau tabalkan Datuk Seri Ulama Setia Negara untuk membantah fitnah dan huru hara. Engkau tak pernah minta balas jasa. Berita sakit pun tak sampai ke telinga. Saat aku jauh di seberang Sumatera. Datang kabar mengharukan jiwa. Sempat terkirim al-Fatihah dan doa. Rupa-rupanya itu pengiring Datuk pergi selamanya. Adapun silap, salah dan lupa. Tiada manusia lepas darinya. Biarlah Allah Azza wa Jalla Menghapus dan mengganti dengan balasan mulia.
Demikian puisi yang ditulis Datuk Seri Ulama Setia Negara Ustaz Abdul Somad begitu mendengar kabar Ketua MKA LAMR Riau Datuk Seri Al Azhar meninggal dunia, Selasa (12/10) pukul 22.04 WIB. Abdul Somad tengah berada di Aceh mendengar kabar duka tersebut. Ia pun mengirimkan doa yang direkam dan disebar melalui pesan elektronik.
Budayawan dan tokoh masyarakat Riau Datuk Seri Al Azhar meninggal dunia menjadi kabar duka mendalam bagi tanah melayu bumi lancang kuning. Almarhum langsung dibawa ke rumah duka di Jalan Tengku Bey, Simpang Tiga, Pekanbaru. Al Azhar tutup usia di umur 60 tahun, Lahir 17 Agustus 1959 di Rokan Hulu, Riau.
Rencananya almarhum bakal dikebumikan di Pekanbaru, siang (13/10) ini. Almarhum meninggal pascaoperasi empedu sepekan sebelumnya, atau 5 Oktober. Setelah dirawat di RS Awal Bros Jalan Sudirman, Pekanbaru setelah hasil swab almarhum negatif. Sayang, sepekan dirawat setelah operasi, almarhum pada Selasa pagi sudah mulai tidak sadar. Hingga mengembuskan napas terakhir di rumah sakit tersebut pada malam harinya.
Pantauan Riau Pos di rumah duka, terlihat beberapa tokoh masyarakat sudah hadir sejak Selasa pukul 23.30 WIB hingga Rabu (13/10) dini hari. Ketua FKPMR drh Chaidir, Ketua DPH LAMR Riau Datuk Seri Syahril Abubakar, kerabat almarhum Raja Yoserizal Zein dan pengurus LAMR Riau serta tokoh masyarakat alim ulama dan keluarga almarhum.
Bincang singkat dengan Raja Yoserizal Zein di rumah duka, mengungkapkan meskipun almarhum sakit, namun tetap membahas soal kebudayaan, soal masyarakat Riau, soal kemajuan dan kondisi dawrah,
"Sabtu (dua pekan lalu, red) masih hadir acara asosiasi tradisi lisan dan rapat terbatas dengan pengurus DPP ATL membahas kenduri pantun, hari pantun dunia untuk Unesco. Juga selama sakit, kami masih membahas soal Talang Mamak, Bonai, Akit, dan nasib suku-suku di Riau. Juga soal lingkungan," kata Yose yang sudah berteman dengan almarhum sejak masa kuliah.
Sementara itu Ketua FKPMR Riau drh Chaidir yang ditemui di rumah duka mengaku sangat kehilangan. "Karena beliau tidak hanya sekadar pengurus teras LAM Riau, tetapi juga adalah salah satu modal human capital terbaik yang dimiliki oleh Riau, punya kemampuan olah bahasa yang menurut saya paripurna," beber mantan Ketua DPRD Riau tersebut.
Chaidir bercerita, hal itu bisa coba didengar ketika beliau pidato tanpa teks, tertata, dan itu biasanya bernas. Menurutnya, akan sulit mencari sosok seperti almarhum. "Belum menemukan kader-kader yang bisa mencoba belajar dari kemampuan almarhum. Sayang sekali rasanya. Kita sangat kehilangan, human capital bagi dunia melayu," sambung Chaidir.
Menurut Chaidir, ia terakhir bersua dengan almarhum saat ada tim dari litbang tni ad, yang sedang melakukan kajian di Riau untuk pembentukan kodam baru.
"Waktu itu 3 orang di ruang aula Dandim Pekanbaru bersama Pak Saleh Djasit. Intinya kami sangat mendukung pembentukan Kodam di Riau, tidak hanya penting bagi bangsa Indonesia, dihadapkan dengan tantangan global, Riau dan Kepri itu berdekatan dengan dunia maju. Bahkan beliau memiliki gagasan, seandainya terbentuk bahkan mengusulkan nama Kodam itu Kodam Tuanku Tambusai, alasannya karena selain pahlawan nasional, juga dikenal luas keberanian melawan penjajah," jelasnya.
Datuk Seri Syahril Abubakar juga menyampaikan duka mendalam di rumah duka. Ia tiba sekitar pukul 00.00 WIB malam tadi bersama istri dan anaknya. Untuk kemudian mendoakan almarhum dan menemui istri almarhum.
Wakapolri Komjen Pol Dr Drs Gatot Eddy Pramono MSI juga menyampaikan duka mendalam. Kabar diterima Riau Pos, ia menulis pesan singkat ke keluarga almarhum.
"Saya dan keluarga turut berduka cita yang mendalam. semoga almarhum mendapat tempat terbaik disisi Allah SWT. Aamiin YRA," tulisnya dalam pesan elektronik tersebut.
Ucapan duka cita juga atas meninggalnya Al azhar juga disampaikan Anggota DPR RI dapil Riau Abdul Wahid lewat laman Instagram-nya. Wahid turut mengupload foto Al Azhar serta menuliskan doa.
"Innalillahi wainna ilaihi rojiun telah berpulang ke rahmatullah. Datuk Al azhar MA Ketua MKA Lembaga Adat Melayu Riau 12 Oktober 2021 Pukul 22.04 di RS Awal Bros. Kami turut berduka cita, semoga Almarhum mendapat tempat terbaik. Dan seluruh keluarga yang ditinggal diberi ketabahan dan kesabaran, alfatehah," tulisnya.
Seorang seniman Riau yang juga aktif komunikasi dengan almarhum yang juga semasa hidupnya merupakan budayawan di Bumi Melayu tersebut juga berduka. Fedli Azis yang berbincang dengan Riau Pos tak lama setelah mendengar kabar tersebut, mengaku terkejut dan kehilangan.
"Setelah dari rumah sakit, langsung di bawa ke rumah duka," kata Fedli yang langsung bertolak ke kediaman almarhum di wilayah Simpang Tiga, Pekanbaru.
Sebelumnya dikabarkan, kondisi kesehatan Ketua MKA LAM Riau Datuk Seri Al Azhar membaik pascaoperasi yang dijalani di Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru pada Selasa (5/10) lalu. Saat itu, Al azhar belum bisa dipindahkan ke ruang biasa lantaran masih harus menjalani observasi secara intensif pascaoperasi empedu. Sehari kemuadian atau Selasa (6/10), Al azhar dikabarkan meninggal dunia, beredar banyak melalui media sosial terutama WAG. Saat itu Humas LAMR Riau Zul Azhar mengatakan informasi tersebut adalah hoaks atau tidak benar.
"Hoaks," kata Zul.
Disebutkannya, saat itu Al azhar masih dirawat di ICU Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru usai menjalani operasi batu empedu sekitar pukul 11.30 WIB. "Kondisi beliau menurut adik kandungnya Alang Rizal masih ngedrop," sebutnya.(sol/egp/ted)