PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Satu lagi gajah sumatera mati di Pusat Latihan Gajah (PLG). Ini terjadi pada Sabtu (12/8/2023) di PLG Minas, Kabupaten Siak, Riau. Gajah betina berusia sekitar tiga tahun ini meregang nyawa karena sakit.
Kematian Rizky mengulang duka dunia konservasi atas kematian gajah jinak lainnya bernama Damar. Gajah jantan usia 2 tahun 4 bulan itu mati di Unit Konservasi Gajah Taman Wisata Alam (TWA) Buluh Cina, Kecamatan Siak Hulu, Kampar, Riau pada 11 Januari 2023 lalu . Damar juga mati karena sakit.
Berdasarkan keterangan Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Genman S Hasibuan, gajah Rizky jatuh sakit mendadak. Karena sebelum dirawat pada Jumat (11/8/2023) sore, pada paginya anak gajah yang juga dilahirkan gajah jinak itu masih terlihat sehat.
''Hasil neukropsi dan secara patologi anatomi, penyebab kematiannya karena terinfeksi virus penyakit Elephant Endotheliotropic Herves Virus atau EEHV,'' kata Genman pada Ahad (13/8/2023).
Infeksi itu ditandai dengan kondisi lidah kebiruan, muka dan mata bengkak dan kondisi anus terbuka terdapat cairan berlendir. Selain itu terdapat banyak bintik darah di kulit, lambung, paru-paru, limpa dan usus besar mengalami perdarahan dan beberapa kondisi lainnya. Semua itu diketahui lewat proses neukropsi dan patologi anatomi.
Berdasarkan keterangan Mahot atau pelatihnya, gajah Rizky pada Jumat (11/8/2023) sekitar pukul 8.00 WIB masih sehat ketika digiring ke hutan usai dimandikan, diberi minum dan makanan. Mahout, kata Genman, tidak melihat ada tanda-tanda sakit pada anak gajah sumatera tersebut.
''Pada hari yang sama, sekira pukul 17.00 WIB, Mahout mendatangi gajah Rizky untuk digiring kembali dari hutan ke PLG Minas. Waktu itu baru terlihat adanya pembengkakan pada bagian wajah. Kemudian Mahout langsung menggiringnya kembali ke PLG Minas untuk dilakukan tindakan medis,'' ungkap Genman.
Sekitar pukul 18.00 WIB, Tim Medis BBKSDA Riau mendapat laporan dari Mahout gajah Rizky melalui pesan singkat. Seketika itu juga dokter hewan memerintahkan Mahout untuk memberikan penambahan makanan nutrisi dan memandu Mahout untuk intensif mengawasi dan mengobservasi perkembangan kondisinya secara berkala.
''Selama masa observasi, selain di bagian wajah yang terlihat bengkak, tidak ada perubahan yang nyata terlihat. Namun pagi tadi, sekitar pukul 7.00 WIB pagi kami tiba-tiba mendapat berita duka ini,'' kata Genman.
Mendapat kabar kematian itu, kata Genman, Tim Medis BBKSDQ langsung melakukan neukropsi dan secara patologi anatomi penyebab kematian Gajah Rizky. Kendati yakin terinfeksi EEHV, BBKSDA Riau tetap akan melakukan uji labor.
''Beberapa bagian organ, yaitu jantung, hati, limpa, ginjal, paru-paru, lidah, usus besar, usus kecil sudah disisihkan untuk uji laboratorium,'' tutup Genman.
Laporan: Hendrawan Kariman (Pekanbaru)
Editor: Edwar Yaman