PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Anggota Komisi V DPRD Riau Ade Hartati yang membidangi pendidikan mendatangi SMAN Plus Riau, Jumat (13/1/2023). Kedatangan legislator asal Kota Pekanbaru ini setelah dirinya mendapat kabar bahwa SMAN Plus tidak mendapat akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional.
Sebelumnya, pihak sekolah telah mengikuti semua prosedur dan melampirkan syarat akreditasi yang dilakukan lewat online. Namun karena gangguan sistem, syarat yang tadinya berjumlah sebanyak 35 item, tidak terkirim sepenuhnya. Sehingga pihak Badan Akteditasi Nasional menyatakan SMAN Plus tidak terakreditasi.
Hal ini membuat Ade Hartati kecewa. Pasalnya, akreditasi sangat penting bagi sekolah maupun siswa yang belajar di SMAN tersebut. Bahkan kuota masuk perguruan tinggi dengan jalur prestasi, juga otomatis berkurang dari 40 persen menjadi 5 persen saja.
Ade meminta agar Gubernur Riau untuk segera bersurat kepada Badan Akreditasi Nasional agar bisa melakukan verifikasi faktual. Sehingga porsi 40 persen siswa SMAN Plus untuk masuk PTN jalur prestasi, bisa kembali terakomodir. Hal ini disampaikan Ade kepada Riaupos.co, pasca mendatangi SMAN Plus, Jumat (13/1/2023) siang.
"Tadi kan saya kunjungan ke SMAN Plus bahwa ada informasi SMAN plus tidak lulus akreditasi. Tadi saya ke sana kroscek langsung ke kepala sekolah, sebenarnya pihak sekolah sudah siapkan jauh hari bahan akreditasi," sebut Ade.
Karena sistem akreditasi ini online, sekolah dikatakan Ade juga sudah mengikuti seluruh prosedur yang ada. Seharusnya menurut dia, mekanisme pengakreditasian sekolah harus ada kunjungan ke sekolah untuk memastikan kondisi faktual yang ada.
"Seharusnya masa pra akrediatasi ini Badan Akreditasi Nasional harus lakukan visit (kunjungan, red). Karena sudah 2 tahun juga tidak divisit. Kenapa harus divisit? Karena untuk mencocokan antara yang di upload dengan faktual yang ada. Tapi visit ini tidak dilakukan," papar Ade.
Sehingga bahan-bahan yang di upload, tidak semuanya terkirim. Akhirnya Badan Akreditasi Nasional tanpa melakukan kroscek dan visit, langsung mengeluarkan sekolah tidak terakreditasi. Kata Ade, bila Badan Akreditasi Nasional mengunjungi sekolah, persoalan tersebut harusnya tidak terjadi.
"Sudah dua tahun tidak ada visit. Walaupun mereka pakai sistem online otomatis, harusnya ada lah sekali setahun mencocokan dengan fakta yang ada. Kalau sistem, kita bergantung ke sistem, kan sistem ini ada gangguan yang tidak terkontrol oleh manusia. Pihak sekolah juga tidak bisa melihat materi yang di upload apakah sudah terkirim semua," terangnya.
SMAN Plus menurut Ade merupakan citra dunia pendidikan di Riau. Sehingga Gubernur Riau Syamsuar harus bertindak. Yakni dengan bersurat langsung kepada Badan Akreditasi Nasional agar kuota 40 persen siswa masuk PTN jalur prestasi, bisa kembali didapatkan.
"Ini kan SMAN plus citra pendidikan di Riau. Jadi kami minta Pak Gubernur menyurati Badan Akreditasi Nasional bahwa ini kejadian yang luar biasa di Riau. Karena ini bukan kesalahan dari sekolah, karena ini kesalahan sistem," pungkasnya.
Laporan: Afiat Ananda (Pekanbaru)
Editor: Rinaldi