MINTA DAERAH TERUS KIRIM SAMPEL SWAB

Lagi, Ditemukan Pasien Positif tanpa Gejala

Riau | Minggu, 12 Juli 2020 - 11:16 WIB

Lagi, Ditemukan Pasien Positif tanpa Gejala
Indra Yovi

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Riau semakin sering menemukan pasien positif Covid-19 orang tanpa gejala (OTG). Hal tersebut membuat masyarakat harus semakin waspada terhadap penyebaran virus ini.

Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Riau dr Indra Yovi mengatakan, per Sabtu (11/7) terdapat penambahan satu positif di Riau sehingga total pasien positif Covid-19 di Riau saat ini menjadi 239.


“Pasien ke-239 adalah MT (20) warga Kota Pekanbaru. Yang bersangkutan pada 7 Juli lalu melakukan rapid test untuk keperluan keberangkatan ke Jakarta dan hasilnya reaktif. Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan swab dan ternyata positif,” katanya.

Berkaca dari kasus tersebut, dr Yovi mengatakan, lagi-lagi ditemukan pasien positif Covid-19 di Riau yang tanpa gejala, atau secara fisik terlihat baik-baik saja. Namun baru diketahui positif Covid-19 setelah dilakukan pemeriksaan swab.

“Hampir rata-rata pasien positif Covid-19 di Indonesia termasuk di Riau tanpa gejala sebelum akhirnya diketahui positif. Untuk itu, masyarakat diimbau agar tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan. Artinya, orang yang terlihat sehat dan baik-baik belum tentu tidak menderita Covid-19,” sebutnya.

Karena, lanjut Yovi, jika Covid-19 menjangkiti orang dengan usia muda orang tersebut bisa tidak bergejala. Tidak seperti jika orang dengan usia 50 tahun ke atas menderita Covid-19, yang tampak menimbulkan gejala.

“Untuk itu, agar tidak tertular atau menularkan Covid-19 maka gunakanlah masker. Itulah saat ini cara yang paling ampuh untuk mencegah tertular Covid-19. Sekarang kita sulit membedakan mana orang yang terkena Covid-19 dan tidak karena tidak bergejala,” ujarnya.

Sementara itu, untuk pemeriksaan sampel swab di laboratorium biomolekuler RSUD Arifin Achmad, saat ini total berjumlah 13.582 spesimen. Untuk terus meningkatkan jumlah pemeriksaan tersebut, pihaknya meminta pemerintah kabupaten/kota di Riau konsisten mengirim sampel swab setiap hari.

“Kapasitas laboratorium kita saat ini terus ditingkatkan. Untuk itu kabupaten/kota juga diminta terus mengirimkan sampel swab dari kegiatan pemeriksaan sampel swab massal di lokasi yang dianggap rawan penularan Covid-19,” pintanya.

Untuk update Covid-19 di Riau, dari total 239 pasien positif, 217 sudah dinyatakan sehat dan pulang, 11 dirawat dan 11 orang meninggal dunia. Sedangkan,  pasien dalam pengawasan (PDP) yang masih dirawat 70 orang. “Untuk PDP yang meninggal sebanyak 197, PDP sehat 2.022. Sedangkan orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 4.068 orang,” paparnya.

Bertambah 1.671 Kasus Sehari

Sementara itu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (Gugus Tugas Nasional) mencatat penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 per Sabtu (11/7) bertambah 1.671 orang sehingga totalnya menjadi 74.018 kasus.  

Jumlah tersebut diimbangi dengan kasus sembuh yang bertambah cukup banyak, yakni 1.190 orang. Menjadikan pasien sembuh secara nasional berjumlah total 34.719 orang. ”Selanjutnya untuk kasus meninggal menjadi 3.535 dengan penambahan 66 orang baru,” jelas Jubir Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto, kemarin.

Yuri mengungkapkan, ada beberapa wilayah yang memiliki kasus penambahan dengan jumlah tinggi, namun ada beberapa yang tidak sama sekali melaporkan adanya penambahan kasus positif.

Pertumbuhan kasus tertinggi tetap berasal dari Jawa Timur dengan melaporkan 409 kasus baru, namun di saat yang bersamaan juga melaporkan pasien sembuh sebanyak 318 orang. Disusul DKI Jakarta yang melaporkan kasus baru 378 orang dan 215 sembuh. Sulawesi Selatan 180 kasus baru dan 176 sembuh.

Diikuti oleh Jawa Tengah dengan 100 kasus baru dan 50 sembuh, Sumatera Utara 87 kasus baru dan 16 sembuh, Kalimantan Selatan 79 kasus baru dan 75 sembuh, Jawa Barat 73 kasus baru dan 28 sembuh.

Yuri mengungkapkan, lima besar dengan kasus positif terbanyak secara kumulatif masih dipegang oleh Jawa Timur dengan 16.140 kasus, DKI Jakarta 14.113 kasus, Sulawesi Selatan 6.800 kasus, Jawa Tengah 5.403 kasus dan Jawa Barat 5.027 kasus. “Dari analisa kami, wilayah-wilayah yang memiliki pertumbuhan kasus tinggi sejalan dengan masyarakatnya yang tidak mau disiplin untuk menggunakan masker,” kata Yuri.

Sementara itu, meski WHO masih maju mundur soal penularan Covid-19 lewat udara, sejumlah ahli mulai memberi peringatan. Salah satunya Epidemiolog Universitas Indoensia Pandu Riono. Dia menjelaskan, potensi penularan lewat udara tetap ada meskipun saat ini tampak belum sebesar potensi penularan lewat droplet.

Semburan dari saluran pernafasan ukurannya bermacam-macam. Ada yang ukurannya lebih dari 5 mikrometer. Itulah yang disebut droplet. Sementara, yang ukurannya di bawah itu bisa masuk kategori aerosol. Tidak seperti droplet yang langsung jatuh ke bawah, aerosol lebih ringan sehingga bisa bertahan di udara.

’’Ini yang dikhawatirkan akan meningkatkan risiko penularan,’’ terangnya dalam diskusi virtual di salah satu stasiun radio, kemarin. Penularan lewat aerosol, tutur Pandu, dimungkinkan terjadi dalam ruangan yang sirkulasi udara atau ventilasinya buruk. Meskipun demikian, risiko terbesar tetap ada pada droplet.

Menurut dia, potensi penularan lewat udara tetap harus diwaspadai. Pengakuan WHO atas potensi itu seharusnya memberikan kesadaran tambahan kepada masyarakat. ’’Bahwa kita harus menggunakan masker baik di luar gedung maupun di dalam gedung,’’ lanjut Pandu. Juga, jangan masuk ke dalam gedung yang ventilasinya buruk.

Dia mencontohkan, pernah ada klaster baru di sebuah pusat kebugaran. Sejumlah peserta terinfeksi Covid-19. Pihak pusat kebugaran mengklaim bahwa sirkulasi udaranya baik. Tetapi karena ventilasinya tidak sebaik yang diharapkan, maka udara masih berputar di sekitar ruangan tersebut. ’’Kalau di antara peserta ada yang membawa virus, kemungkinan besar peserta kebugaran yang lain akan terinfeksi,’’ tuturnya.

Tempat tinggal pribadi juga punya potensi serupa bila ventilasi udaranya buruk. Apalagi bila tidak dibuka sama sekali dan hanya mengandalkan pendingin ruangan. Tidak sedikit laporan di mana ada kasus seseorang terinfeksi, kemudian satu keluarga ikut terinfeksi. Gedung perkantoran juga berisiko. Karena itulah, yang terpenting saat ini meningkatkan kewaspadaan dengan memastikan untuk selalu mengenakan masker.(sol/tau/byu/jpg)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook