PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Hendra (40) tidak menyangka bahwa mobil Mitsubishi L300 miliknya menjadi yang tertua pada kegiatan Gathering L300 Bestienya Niaga di Alam Mayang Pekanbaru pada Sabtu (11/3). Dibelinya lebih dari 10 tahun lalu, mobil itu merupakan keluaran 1984. Dirinya diganjar uang tunai oleh panitia karena usia mobilnya itu.
Mobil yang terparkir di tengah hujan di lokasi kegiatan Gathering siang itu, memang sesuai dengan umurnya. Banyak bagian yang sudah kupak termakan usia. Tapi begitu mesin dibunyikan, Hendra seakan menepuk dada bagaimana garangnya suara mobil niaga terlaris di Provinsi Riau tersebut.
Walaupun sudah sangat tua, nyatanya mobil itu bukanlah L300 pertama Hendra, melainkan yang kedua. Uniknya, mobil itu dibeli warga Jalan Unggas Pekanbaru ini dalam keadaan mati. ‘’Ini mobil saya beli mati di gudang pemiliknya. Saya yakin dengan mesinnya karena dari dulu sudah kenal dengan L300. Mesinnya saya baiki, baknya yang sudah hancur saya ganti dengan bak L300 yang seken yang saya beli di gudang besin tua,’’ ungkapnya dengan nada bangga.
Adapun L300 pertamanya, yang selalu terawat, terus ditawarkan orang-orang atau kenalan yang mengenal kualitas mobil angkutan bandel tersebut. Hingga pada suatu ketika dirinya tidak tahan dan harus menjual L300 pertamanya itu.
‘’Banyak yang nawar, sekali ada yang menawar, kayaknya dia paham dan sudah ngiler sekali. Saya bilang saya tidak jual, tapi kalau mau beli Rp60 juta, ternyata dia jawab serius. Nego-nego akhirnya saya lepas Rp58 juta, padahal pasaran waktu pasaran paling Rp35 juta,’’ tuturnya dengan nada puas.
Mobil pertamanya itu merupakan L300 tahun 1991 dan telah dijualnya 2012 atau sudah lebih dari sepuluh tahun lalu. Begitu menjual mobil pertama, barulah dirinya mendapatkan L300 tua tersebut.
Ditanya soal tenaga, Hendra justru meminta wartawan cukup mendengarkan saja suara mesin diesel mobilnya itu. Bahkan dirinya berani taruhan dan beradu irit bahan bakar dengan mobil niaga sejenis.
‘’Ini jauh lebih irit. Kita bisa uji coba ya, saya berani bertaruh dengan mobil apapun, ini lebih irit. Ketahanannya juga, sudah saya uji bertahun-tahun. Saya pernah angkut barang bolak-balik sampai tiga kali ke Tembilahan, ini mesin ori, sampai sekarang masih oke,’’ ungkap pria yang lebih dikenal dengan sapaan Hendra Bagong di kalangan teman dekatnya ini.
Soal irit bahan bakar ini, Hendra mengklaim, bolak-balik Tembilahan dengan muatan pergi 3 ton dan balik ke Pekanbaru 1,5 ton, hanya menghabiskan Rp250 ribu untuk beli bahan bakar. Makanya dirinya tidak ragu menggunakan mobil ini untuk aktivitas jasa angkutan harian.
‘’Ada duit, apapun saya angkut. Yang terpenting tahu kilometer (jarak tempuh, red) untuk perawatan rutin,’’ ungkapnya.(end)