PELALAWAN (RIAUPOS.CO) - Saat ini keberadaan perusahaan pabrik kelapa sawit (PKS) yang beroperasi di Kecamatan Pelalawan membuat geliat petani sawit semakin menjanjikan.
Namun PKS tersebut dinilai masih belum membantu meningkatkan perekonomian masyarakat. Pasalnya, sejumlah PKS di Kecamatan Pelalawan ini enggan membeli tandan buah segar (TBS) kelapa sawit milik warga dengan jumlah kecil.
Sehingga hasil komoditi unggulan masyarakat khususnya Kecamatan Pelalawan ini ditampung oleh para pengepul serta pihak spekulan dengan harga sangat murah.
“Ya, harga sawit petani hanya Rp1.150 per kilogram yang kami jual kepada para tengkulak. Artinya, harga ini jauh dari harga normalnya. Sedangkan harga ini berbeda dengan pekan sebelumnya Rp1.300 per kg,’’ jelas Diki Kurniawa petani sawit Desa Lalang Kabung, Kecamatan Pelalawan, Senin (9/4).
Diungkapkannya, harga TBS turun berdampak terhadap perekonomian keluarga yang semakin hari bertambah. Dirinya sangat khawatir tidak mampu menutupi keperluan hidup rumah tangganya bila harga jual TBS sawit kembali mengalami penurunan. Pasalnya, harga keperluan bahan pokok merangkak naik, sementara harga jual TBS mengalami penurunan.
“Jadi, bagaimana kami menyeimbangkan keperluan dan pemasukan, kebanyakan warga hanya mengandalkan sawit sebagai sumber ekonomi keluarga,’’ jelasnya.
Diki menambahkan, penghasilan yang diterima tidak sebanding dengan biaya pengeluaran seperti pembelian pupuk jenis MPK Mutiara. Ditambah lagi buah sedang trek.