PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Lonjakan penumpang diprediksi terjadi pada mudik tahun ini. Dinas Perhubungan (Dishub) Riau mengklaim kenaikanya 27,17 persen dibanding tahun lalu. Yakni 797.482 penumpang untuk seluruh moda transportasi. Meski begitu, jumlah pengguna moda transportasi darat, justru diprediksi menurun (18,31 persen). Sementara lonjakan penumpang terjadi di moda transportasi udara, laut, dan penyeberangan.
Kepala Dishub Riau Taufiq Oesman Hamid mengatakan, untuk Angkutan Idul Fitri 2018 pihaknya sudah melakukan langkah persiapan dari seluruh sisi transportasi. Berbagai persoalan menghadapi arus mudik 2018 di Riau, menurutnya diperkirakan masih ada. Dari sisi gangguan keamanan seperti penipuan, pemerasan, pencopetan, dan calo-calo angkutan di terminal, pelabuhan, penyeberangan, pelabuhan laut, dan bandara. Gangguan keamanan lain di beberapa ruas jalan yang rawan aksi kejahatan serta gangguan keamanan di sepanjang perjalanan juga jadi atensi.
Persoalan lain yang terdata adalah kemacetan lalu lintas. Khususnya angkutan jalan. Mulai faktor penyempitan jalan, kerusakan/perbaikan jalan, pasar tumpah/pasar tradisional, dan bencana alam seperti banjir dan longsor. Menurut Taufiq koordinasi persiapan arus mudik sudah dilakukan bersama seluruh pihak dan stakeholder terkait. Bahkan hingga terhitung 8 Juni atau H-7 Idul Fitri seluruh posko mudik juga sudah disiapkan.
“Seluruh posko terhitung H-7 sudah didirikan dan beroperasi. Persiapan menyambut pemudik juga sudah disiapkan karena prediksi kami terdapat peningkatan secara keseluruhan untuk 2018 ini,” ungkap Taufiq.
Menurut informasi data dari Dishub Riau terkait peningkatan jumlah penumpang, terjadi pada moda angkutan penyeberangan, laut dan udara. Sementara untuk transportasi darat malah terjadi penurunan. Khusus untuk moda transportasi darat sekitar 18 persen. Sementara untuk moda transportasi laut dan udara diperkirakan mengalami peningkatan sampai angka 33 persen.
“Darat ada penurunan jumlah penumpang. Sementara moda transportasi udara menurut laporan GM Angkasapura akan terjadi peningkatan bisa sampai pada angka 50 persen,” terang Taufiq.
Menurutnya hal ini terjadi karena penumpang atau masyarakat yang cenderung berganti moda transportasi. Misalnya dari darat ke udara dan tentunya memiliki faktor penentu. Beberapa poin misalnya karena adanya pilihan serta harga yang tidak terlalu berbeda jauh. Angka 50 persen sebagai angka maksimal, diprediksi terjadi kenaikan di angka 33 persen.
“Artinya dengan fakta itu masyarakat memilih moda udara. Antisipasi penambahan flight (penerbangan) dan seat (kursi) akan disesuaikan dan mereka siap menambah,” sambungnya.
Dalam rapat yang dihadiri seluruh Dishub kabupaten/kota, Mapolda Riau serta pihak pelabuhan, bandara, Dinas PUPR, pihak jalan dan jembatan Kementerian PUPR di wilayah Riau serta pihak Kementerian Perhubungan di Riau hingga SAR dan BMKG. Menurut Taifiq sebagai langkah prediksi pada Juni mendatang, di mana Riau masih memasuki musim kemarau.
“Jadi ancaman hujan dan longsor diprediksi belum terjadi karena kemarau. Justru ancaman asap belum tahu kita. Ini yang diantisipasi. Mudah-mudahan terkendali melalui koordinasi seluruh pihak,” harapnya.
Dengan persentase menurunnya pengguna moda transportasi darat, memang juga mampu menekan angka kecelakaan kendaraan bermotor di jalan. Pada tahun 2017 berdasarkan evaluasi yang dilakukan dari tahun 2016 sekitar 33 kejadian kecelakaan menurun jadi 12 kejadian. Sementara moda transportasi lain tidak mengalami angka kecelakaan selama angkutan Idul Fitri dua tahun terakhir. Pemprov Riau berharap seluruh moda transportasi yang mendukung pemudik diharapkan dapat berjalan aman dan tertib serta lancar. Kemudian bagi pemudik pengguna transportasi pribadi diimbau agar dapat waspada dan hati-hati selama dalam perjalanan.