PEKANBARU-TELUKKUANTAN (RIAUPOS.CO) - Masyarakat di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) tepatnya di Kenegerian Kopah dihebohkan dengan adanya ternak jenis kerbau yang mati mendadak. Dalam video yang beredar, kerbau-kerbau tersebut tampak mati di dalam kubangan lumpur.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau Herman melalui Kabid Kesehatan Hewan Faralinda Sari mengatakan, terkait kematian kerbau tersebut, saat ini sedang diselidiki oleh dinas terkait di Kabupaten Kuansing.
"Hasil sementara dari investigasi tim dinas perkebunan dan peternakan Kuansing, diagnosa penyebab kematian kerbau tersebut yakni Septucaemia Epizootica (SE) atau penyakit ngorok," katanya.
Terkait berapa jumlah ternak yang mati, pihaknya mendapat laporan bahwa kerbau yang ditemukan mati sebanyak 10 ekor. Sedangkan yang dipotong paksa, ada ratusan."Kerbau yang mati jadi bangkai ada 10 ekor. Sedangkan mati dipotong paksa ada ratusan ekor," katanya.
Terkait temuan kasus itu, Faralinda mengatakan, pihaknya juga langsung menurunkan tim untuk melakukan vaksin SE atau penyakit ngorok. "Kami turunkan tim untuk melakukan vaksinasi di Kuansing, kami bawa 1.000 dosis untuk memutus penularan," sebutnya.
Faralinda juga menyampaikan, sebelumnya ada sebanyak 1.300 dosis vaksin SE yang telah dikirim ke Kuansing. Dari jumlah itu 1.250 dosis sudah disuntikan ke hewan ternak, di wilayah Benai, Pangean, Basrah, Sentajo Raya, dan lainnya.
"Kami juga harap, peternak agar berkenan kalau hewan ternak disuntik vaksin. Karena penyakit ngorok ini bisa disembuh," ujarnya.
Hewan Ternak Diisolasi
Melihat banyaknya hewan ternak yang mati akibat penyakit ngorok atau SE belakangan ini, membuat Plt Bupati Kuansing, Drs H Suhardiman Amby Ak MM turun ke lapangan.
Didampingi Plt KadisBunNak, Andriyama Putra S Hut MSi Kabid Kehewanan dan Kesehatan Hewan, Drh Asrul langsung meninjau lokasi terpaparnya Kerbau di Kawasan Duta Palma Kecamatan Benai, Senin (8/5).
Dalam arahannya usai melakukan peninjauan, Plt Bupati meminta kepada penyuluh agar membantu masyarakat guna menyelamatkan hewan ternak Kerbau yang masih sehat agar segera diisolasi.
Sehingga penularan penyakit tidak terjadi lagi karena tentunya akan merugikan masyarakat. Sedangkan peternak dimiinta untuk mengikuti arahan dokter hewan dan petugas lapangan yang ada.
"Dengan dilakukannya isolasi ini, penyuluh akan selalu memantau kondisi ternak masyarakat dan juga diberi vaksin dan vitamin. Sehingga ternak yang masih sehat bisa diselamatkan," katanya.
Suhardiman Amby juga mengatakan, mulai hari ini, beliau memerintahkan OPD dan stakeholder terkait untuk melakukan antisipasi dengan berbagai pihak termasuk Dinas Peternakan Provinsi Riau.(gem)
Laporan SOLEH SAPUTRA dan MARDIAS CAN Pekanbaru-Telukkuantan