PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Untuk mengoptimalkan produksi TBS perkebunan kelapa sawit milik petani sangat diperlukan pupuk yang bermutu.
Pasalnya, berbagai masalah teknis dan klasik terus muncul, seperti penggunaan bibit, peremajaan lahan non-produktif, pemupukan, efektivitas panen, serta permasalahan hama dan penyakit yang belum terselesaikan secara efektif.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Asosiasi Petani Sawit Indonesia (Apkasindo) Riau Gulat ME Manurung mengatakan, permasalahan pupuk dan pemupukan memegang peranan penting dalam total biaya produksi yang mencapai 60 persen hingga 70 persen.
Apalagi, sangat mustahil produksi sawit dapat meningkat dan bertahan lama jika tidak dilakukan pemupukan.
Itu sebabnya, Apkasindo melakukan kerja sama dengan PT Pupuk Kaltim, sehingga dapat memudahkan para petani kelapa sawit Riau untuk memperoleh pupuk yang berkualitas dan dengan harga yang terjangkau.
“Selama ini tidak sedikit petani sawit khususnya di Riau yang frustasi, karena biaya produksi tidak kunjung tertutupi dari hasil panen TBS. Membuat kebun sawit yang dimiliki tidak terurus. Belum lagi, produktivitas sawit petani umumnya masih relatif rendah yaitu 15 persen hingga 35 persen dan jauh di bawah produktivitas potensial, dan memerlukan dukungan riset, inovasi dan penerapan best practices,” katanya saat menandatangani MoU dengan BUMN produsen pupuk PT Pupuk Kalimantan Timur (Kaltim), akhir pekan lalu.
Selain itu, inovasi kultur teknis terutama pemupukan yang efisien, berimbang dan efektif tentunya selalu diperlukan untuk mencapai produktivitas potensial, dengan konsep pemupukan 5 T yaitu tepat dosis, tepat jenis, tepat waktu, tepat cara dan tepat kualitas dapat meningkat nilai efisiensi sebesar 75 persen.
Belum lagi, di setiap daerah produksi sawit selalu memiliki jenis tanah yang berbeda, sehingga diperlukan pemakaian pupuk yang tepat.
Apkasindo akan mengorder formulasi khusus yang akan ditambahkan unsur-unsur mikro sesuai spesifikasi tanah di Riau. Karena pupuk tanaman sawit jauh berbeda dengan pupuk tanaman lainnya. Pupuk yang banyak beredar di Riau memiliki formulasi umum dengan kandungan tiga unsur hara makro yang berimbang, tapi sawit hara makro utama yaitu N, P, dan K yang persentase ketiga unsur tersebut harus berbeda.
Unsur K harus minimum tiga kali lipat dari unsur N dan unsur P harus setengah dari kandungan unsur N (2N:1P:6K), inilah ciri khas dari pupuk sawit, khususnya tanaman sawit yang sudah masuk fase panen.(cr2)