KARHUTLA RIAU

Kekurangan Pompa Portabel untuk Pemadaman

Riau | Selasa, 09 Maret 2021 - 09:46 WIB

Kekurangan Pompa Portabel untuk Pemadaman
Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi beserta rombongan melakukan pendinginan di lokasi yang sempat membara di Kepulauan Meranti, beberapa waktu lalu. (WIRA SAPUTRA/RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Riau, beberapa di antaranya sudah berhasil dipadamkan. Namun dalam upaya pemadaman tersebut, petugas di lapangan masih terkendala peralatan pemadam.

Hal tersebut disampaikan Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Efendi saat menghadiri rapat koordinasi pengendalian Karhutla bersama Forkopimda Riau dan pemerintah kabupaten/kota di Gedung Daerah Riau, Senin (8/3).


"Alat pemadam berupa pompa portabel sangat diperlukan karena personel sudah banyak bersiaga di sekitar lokasi karhutla. Karena saat ini karhutla dapat dipantau melalui aplikasi dasboard Lancang Kuning. Tentunya akan sulit melakukan pemadaman kalau anggota sudah banyak dilokasi namun alat pemadam kekurangan," kata Kapolda.

Terkait hal tersebut Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar meminta kepada pihak pemerintah kabupaten/kota untuk ikut menyediakan alat pemadam karhutla. Pasalnya, saat ini jumlah alat pemadam karhutla di Riau jumlahnya cukup terbatas.

"Berdasarkan laporan dari pak Kapolda, bahwa tim gabungan yang terdiri dari TNI-Polri, Manggala Agni dan BPBD kekurangan alat pemadam Karhutla saat melakukan kegiatan pemadaman dialokasi Karhutla. Untuk itu, kami minta pemerintah kabupaten/kota itu menyediakan alat itu," kata Gubri.

Lebih lanjut dikatakannya, alat pemadam karhutla yang saat ini diperlukan yakni alat pompa air berbentuk portabel. Sehingga mudah dibawa ke dekat lokasi karhutla untuk memudahkan proses pemadaman. "Selain untuk pemerintah kabupaten/kota, kami juga akan minta bantuan alat pemadam ke BNPB," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Gubri juga menyampaikan bahwa untuk membantu pencegahan dan penanganan karhutla di Riau,  Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pekan ini akan mengirimkan helikopter ke Riau.

"Saat ini helikopter di Riau baru ada satu yang aktif digunakan yang merupakan bantuan dari KLHK. Sementara itu, ada satu helikopter yang standby. In sya Allah pekan ini BNPB akan mengirimkan helikopter ke Riau," kata Gubri.

Selain helikopter, Riau juga akan mendapatkan bantuan pesawat untuk melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). TMC ini juga dijadwalkan akan dilakukan hari ii ini.

"Pemerintah pusat saat ini juga sedang menyiapkan untuk melakukan TMC di Riau. Untuk TMC tanggal 10 besok informasinya sudah dimulai di Riau," ujarnya.

Anggarkan Pengadaan Alat dari DBH DR
Bupati Siak Alfedri bersama Forkompimda, mengikuti rapat koordinasi (rakor) penanganan dan pengendalian karhutla di Riau secara virtual. Dalam laporannya, Alfedri  menjelaskan titik api di Kabupaten Siak ada 28 titik, total lahan yang terbakar sekitar 79 hektare.

"Sesuai dengan laporan dari Dasbord Lancang Kuning atau aplikasi pemantau titik api, masih ada 4 titik api, yakni di Kampung Temusai Kecamatan Bungaraya," jelas Alfedri.

Titik api tersebut sudah bisa dikendalikan dengan cara membuat sekat bakar. Alfedri yakin kebakaran lahan dapat segera diatasi.

Terkait dengan penanganan karhutla di Siak, disebutkannya, Pemkab Siak telah melaksanakan rapat koordinasi bersama forkompimda, pihak kecamatan dan unsur terkait lainnya pada 10 Februari 2021. Selain itu, dikatakan Alfedri, pihaknya telah menetapkan status siaga darurat bencana karhutla dari 1 Februari sampai 31 Oktober mendatang. "Pada tahun lalu, kami mendapatkan dukungan 25 kanal bloking dari BRG di Kecamatan Koto Gasib, Mempura dan Bungaraya," jelas Alfedri.

Saat ini total keseluruhan ada 279 kanal bloking. Sementara untuk embung 103. Alfedri juga menjelaskan pada 2021, Pemkab Siak juga telah menganggarkan pengadaan alat untuk pemadaman karhutla yang bersumber dari dana bagi hasil dana reboisasi (DBHDR), yang sudah diverifikasi dan divalidasi oleh tim dari Kementerian Kehutanan. Ada pun alat tersebut menurut Alfedri, mobil water bombing 5 unit, mobil untuk angkutan logistik dan orang 6 unit , serta mobil angkutan peralatan 6 unit. Selain mobil, juga dianggarkan 74 unit pompa mesin, diantaranya pompa induk 6 unit, pompa jinjing 44 unit, pompa apung 6 unit dan pompa tunggu 18 unit. Serta kendaraan roda dua 12 unit.(sol/mng)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook