TELUKKUANTAN (RIAUPOS.CO) - Kabupaten Kuantan Singingi dikenal dengan pacu jalur. Sebuah tradisi yang sudah berusia ratusan tahun. Menurut Sekretaris Daerah (Sekda) Kuansing, Dr H Dianto Mampanini SE MT, semua pihak berkewajiban peduli dan turut melestarikan tradisi yang tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat Kuansing ini.

Saat ini, masyarakat dihadapkan dengan situasi sulit. Karena butuh banyak dana yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mendukung pelestarian tradisi ini. Mulai dari membuat hingga memajukan jalur. Oleh karena itu, Sekda Dianto Mampanini me-warning pihak swasta atau perusahaan agar peduli dengan tradisi asli masyarakat Kuansing ini.

“Saya melihat, pacu jalur ini masih minim perhatian dari pihak swasta. Khususnya perusahaan-perusahaan yang telah mengekploitasi hutan di Kuansing. Kan banyak itu. Makanya, kita ingin, perusahaan-perusahaan ini harus ada kepeduliaan,” ujar Sekda Dianto saat melihat kondisi jalur Siposan Rimbo di Desa Pauh Angit Pangean, Ahad (6/5) kemarin.

Menurutnya, di setiap kecamatan ada perusahaan yang beroperasi. Perusahaan-perusahaan itu, diharapkannya tidak hanya membantu kepanitiaan. Namun masing-masing jalur, katanya, juga harusnya dibantu. “Bantu dengan layak. Kalau membantu hanya Rp5 juta atau Rp8 juta untuk jalur beprestasi, itu masih minim. Tak sebanding dengan hasil alam yang telah diambilnya,” katanya.

Ke depan kata Sekda, program CSR seluruh perusahaan akan didorongnya untuk memberi kontribusi terhadap pelestarian pacu jalur, dengan cara meningkatkan bantuan kepada masyarakat yang memiliki jalur.(jps)

Disamping itu, Dianto juga mengajak mereka untuk berkontribusi memperkenalkannya lebih luas lagi.

“Melalui CSR nanti kita tuntut kepeduliaan perusahaan. Sehingga mereka tidak seenaknya membantu. Itu kita atur nanti. Tentu ini butuh dukungan semua pihak. Seluruh perusahaan harus jelas kontribusinya. Kalau ada perusahaan selama ini sudah membantu, tentu harus ditingkatkan,” katanya.(jps)