PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Ratusan pelajar dan mahasiswa Riau di Turki yang tengah menuntut ilmu dalam keadaan aman. Beberapa diaspora tanah air yang mengenyam pendidikan di Kota Kahramanmaras, Gaziantep dan Diyarbakir pun hingga Senin (6/2/2023) malam sudah dikumpulkan, dan dalam keadaan selamat. Tiga kota ini menjadi daerah terparah diguncang Gempabumi Magnitudo7,8 yang melanda perbatasan Turki dan Suriah, Senin dinihari.
Gempabumi Turki seakan mengguncang dunia secara tiba-tiba. Serupa datangnya gempa di pusat goncangan, yang sangat tiba-tiba. Dinihari, saat masyarakat di wilayah Turki tentunya masih terlelap. Hingga beberapa gempa susulan yang tak kalah kuat terus terjadi hampir di seantero negeri peninggalan Ottoman tersebut.
Informasi yang dirangkum RiauPos.co, hingga Senin malam, lebih seribuan korban meninggal dunia, dikutip dari Reuters, sudah 1.400-an orang.
Senin pagi dimana masyarakat memulai rutinitas sibuk awal pekan di tanah air, terhenyak mendengar kabar adanya gempabumi yang sangat kuat menghantam Turki. Negeri yang berada di semenanjung Anatolia di Asia Barat Laut hingga daerah Balkan di Eropa Tenggara tersebut. Karena geografisnya pula, Turki memiliki culture kental Eropa, meski berada di kawasan Asia.
Musim dingin tengah melanda dalam cuaca ekstrem yang hadir di berbagai belahan dunia. Termasuk di daerah Turki, setelah salju pada akhir 2022 lalu, musim sedingin es itu juga belum mereda. Meskipun tidak serupa Pakistan dan Afganistan yang cuaca dinginnya sampai merenggut nyawa manusia.
Namun, di tengah suhu Kahramanmaras yang berada pada angka 5 derjat celcius, bahkan di Ankara, Ibukota Turki, cuaca sedang berada pada angka 0 hingga di bawah nol derjat celcius (berdasarkan data di aplikasi cuaca,red). Dan hampir semua daerah dalam keadaan musim dingin. Bencana gempabumi pun mengejutkan datang.
754 kilometer dari Kahramanmaras atau 10 jam perjalanan darat, dan 4 jam perjalanan darat dari Ankara, di Kota Afyonkarahisar gempabumi dahsyat Senin dinihari tidak terasa. Bahkan beberapa gempa susulan hingga Senin malam juga tidak dirasakan.
"Alhamdulillah tidak terasa (gempa,red)," kata Salwa Nabila Putri kepada RiauPos.co dalam perbincangan via telepon WhatsApp, Senin (6/2/2023) malam.
Nabila, sapaan akrabnya adalah satu dari ratusan mahasiswa Riau yang tengah menuntut ilmu di Turki. Ia berasal dari Pekanbaru. Dari Nabila pula, diketahui terdapat lebih dari 200 mahasiswa Riau yang sekolah di Turki. Dan secara keseluruhan, ada 6.500 warga negara Indonesia (WNI) yang berada di sana saat kejadian gempa dahsyat yang mengguncang tersebut.
"Karena gempanya di perbatasan Suriah. Itu sekitar 10 jam perjalanan kalau dari tempat saya tinggal dengan lokasi gempa," jelas Nabila bercerita.
Dijelaskannya, Turki sekarang tengah musim salju. Saat kejadian, menurutnya karena dinihari, memang ia tengah istirahat dan terlelap. Tamatan Gontor yang tengah kuliah ini menyebut, dari komunikasi antar sesama diaspora, sejauh ini tidak ada korban meningga dari WNI pascagempa.
"Pascagempa ada beberapa daerah yang jadi zona merah. Termasuk kota saya tinggal, hanya saja sejauh ini belum merasakan gempa," sambung mahasiswi Managemen Bussines Afyon Kocatepe University di Afyonkarahisar, Turki ini.
Disinggung mengenai apakah ada organisasi atau perkumpulan mahasiswa Riau di Turki, dijelaskan Nabila beberapa tahun terakhir menurut informasi yang diterimanya, sudah ada perkumpulan. Salah satunya disebut Serumpun Mahasiswa Riau Turki atau Semari Turki.
"200an lebih lah mungkin ya, mahasiswa Riau di sini (Turki,red). Ada organisasinya Semari Turki, itu yang kuliah tersebar di berbagai kota. Untuk Kota yang menjadi pusat gempa, juga tidak ada korban yang dari Riau kalau informasi yang kami terima. Karena di beberapa daerah sekarang sedang tidak ada jaringan dan sinyal," ceritanya.
Komunikasi memang sempat terhenti dengan Nabila saat dihubungi RiauPos.co, namun selang kurang 20 detik kembali tersambung. Atas kejadian gempa di Turki, Nabila mewakili rekan-rekannya dari Riau khususnya dan dari tanah air berharap doa keselamatan bagi diaspora di Turki.
"Kepada keluarga dan saudara di Riau, informasi yang kami dapatkan dari grup Semari Turki, beberapa kota yang terkena gempa susulan memang ada tempat kami sekolah. Juga memang ada WNI terluka, tapi sepertinya bukan dari Riau, itu di kota yang bukan ada orang Riaunya. Memang warga Riau yang di kota tersebut susah dihubungi karena sinyal. Tapi Alhamdulillah kondisi kami semua di sini aman dan dalam keadaan sehat walafiat, mohon doa," pungkas Nabila.
Laporan: Eka G Putra
Editor: Edwar Yaman