Turki Gempa Lagi, Jalanan bak Ombak dan Gedung Maju Mundur

Internasional | Rabu, 22 Februari 2023 - 11:02 WIB

Turki Gempa Lagi, Jalanan bak Ombak dan Gedung Maju Mundur
Ilustrasi (INTERNET)

ANKARA (RIAUPOS.CO) - Gempa kembali mengguncang Turki. Kekuatannya memang tidak sebesar yang terjadi pada 6 Februari lalu, tapi tetap terasa sampai ke negara-negara sekitar. Agence France-Presse melaporkan pada Senin (19/2) gempa berkekuatan 6,4 magnitudo terjadi di Kota Defne, Hatay sekitar pukul 20.04 waktu setempat. Getaran gempa tersebut terasa hingga ke Suriah, Irak, Lebanon, Palestina, Israel, Siprus, dan Mesir.

Sekitar tiga menit berselang, terjadi gempa lain dengan kekuatan 5,8 magnitudo yang berpusat di Samandag, Hatay. Tercatat ada sekitar 31 gempa susulan setelahnya dengan kekuatan yang lebih rendah. Badan Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan (AFAD) Turki mengungkapkan dua gempa terbaru itu merenggut setidaknya 6 nyawa. Di Turki, lebih dari 300 orang mengalami luka-luka sedangkan di Suriah 150 orang yang terpusat di Aleppo.


 ’’Tim kami sedang bekerja untuk membawa yang terluka ke rumah sakit, memeriksa desa dan kota yang terkena dampak, dan memindahkan puing-puing untuk membuka jalan bagi ambulans,’’ bunyi pernyataan kelompok White Helmets yang selama ini membantu proses evakuasi di Suriah.

CNN melaporkan bahwa gempa kali ini membuat gedung-gedung yang sebelumnya selamat akhirnya ambruk. Tiga korban tewas adalah penduduk yang kembali ke apartemen rumah mereka untuk mengambil barang-barang yang tersisa. AFAD meminta agar tidak ada lagi penduduk yang kembali ke rumah-rumah di area gempa karena terlalu berisiko.

Mayoritas korban luka juga merupakan penduduk yang tidur di bangunan yang rapuh tersebut untuk berlindung dari hawa dingin yang mencekam. Beberapa lainnya terluka karena tertidur di dekat perapian di sebelah reruntuhan gempa pertama.

Masifnya korban gempa pertama memang membuat shelter dan bantuan tidak tersebar merata dan masih kurang. Terutama di wilayah Syria. Karena itu, banyak penduduk yang akhirnya menempati bangunan yang masih berdiri. AFAD (20/2) mengirimkan 6 ribu tenda tambahan ke wilayah-wilayah yang masih kekurangan shelter.

Bagi penduduk Hatay, gempa susulan itu kian memperdalam trauma mereka. Sebab, provinsi tersebut merupakan salah satu yang terdampak cukup parah dalam gempa pertama lebih dari dua pekan lalu.

’’Jalanan bergerak seperti ombak, gedung maju mundur dan mobil bergerak ke kiri kanan. Gempa itu membuat saya terjatuh. Kami bisa mendengar gedung-gedung ambruk,’’ ujar Mehmet Irmak, salah satu penduduk yang bekerja di kantor notaris di Antakya, Turki.

Berdasarkan data yang dirilis AFAD, total ada lebih dari 6.200 gempa susulan pasca gempa 7,8 magnitudo 6 Februari lalu. Para pakar sebelumnya sudah memaparkan bahwa gempa susulan akan terus terjadi selama beberapa tahun dengan kekuatan yang bervariasi. Total korban jiwa di Turki mencapai 41.156 orang dan 3.688 orang di Suriah. Jumlah itu diperkirakan bakal melonjak tajam begitu seluruh reruntuhan dibersihkan nanti.

Sementara  itu, di Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi melepas bantuan seberat 140 ton untuk para korban gempa di Turki dan Suriah, Selasa (21/2).  “Pada pagi hari ini (kemarin, red) kita akan mengirimkan empat pesawat ke Turki dan ke Suriah yang berisi bahan makanan dan bahan-bahan logistik lain,” ujar Jokowi.

Sebelumnya pemerintah Indonesia juga telah mengirimkan tim pencarian dan pertolongan (SAR), tim medis, rumah sakit lapangan, hingga pesawat hercules. Dia berharap bantuan kemanusiaan yang dikirimkan pemerintah Indonesia dapat membantu meringankan beban para korban gempa yang ada di Turki dan Suriah.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangannya menyampaikan bahwa hingga saat ini terdapat empat warga negara Indonesia (WNI) yang meninggal dunia akibat gempa yang melanda Turki dan Syria. Menurut Retno, dua jenazah telah dikebumikan di Turki dan dua lainnya akan dikebumikan di Indonesia.

“Pesawat Garuda yang akan membawa bantuan ke Turki, pada saat kembali akan membawa dua jenazah tersebut plus 85 WNI yang terkena dampak,” ujarnya.

WNI yang kembali ke Tanah Air merupakan keinginan sendiri.  Selain itu, Retno menyebut bahwa Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto akan turut serta menuju ke Turki dan Suriah.

Keduanya akan menyampaikan langsung bantuan kemanusiaan dari Pemerintah Indonesia kepada pemerintah setempat. Untuk bantuan logistik, Pemerintah Indonesia memberikan bantuan senilai Rp14.761.600.000 untuk Turki dan Rp 16.686.400.000 kepada Suriah.

Bantuan tersebut terdiri dari tenda pengungsi, tenda keluarga, tenda regu, pakaian dewasa, pakaian anak, selimut, kantong tidur, velbed, makanan siap saji, rendang sapi, matras, hygiene kits, jaket anak, jaket dewasa, genset 2KVA, dan kain kafan. Sementara, untuk dukungan bantuan in cash atau uang tunai, Indonesia menyalurkan dana masing-masing senilai 1 juta dolar AS untuk Turki dan Suriah.(sha/lyn/mia/syn/gih/ttg/das)

Laporan JPG, Ankara

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook