JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) akan menganugerahkan nama kebesaran berupa gelar adat untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 15 Desember 2018. Selasa (4/12), Ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAMR Datuk Seri Al azhar beserta rombongan didampingi unsur musyawarah pimpinan daerah (Muspida) telah bertemu Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta.
Di antara yang hadir Plt Gubernur Riau Wan Thamrin Hasyim, Ketua DPRD Riau Septina Primawati Rusli, Kapolda Riau Irjen Widodo Eko Prihastopo, Kajati Riau Uung Abdul Syukur SH MH, Dandrem 031/WB Brigjen Sonny Aprianto, hingga Kapitra Ampera selaku Datuk Rangkai Puja Bestari sekaligus penghubung pertemuan antara LAM Riau dengan Jokowi.
Datuk Al azhar usai pertemuan mengatakan bahwa melalui beberapa kali musyawarah, telah diambil kesepakatan pemberian gelar kepada Presiden ke-7 RI itu sebagai ucapan terima kasih atas apa yang telah dilakukan Jokowi untuk Riau.
“Gelar kepada yang mulia Bapak Presiden adalah Datuk Seri Setia Amanah Negara, yang berarti bahwa beliau adalah seorang yang besar, petinggi, datuk yang berseri-seri, bercahaya, untuk memegang amanah negara yang dibebankan kepada beliau,” kata Al azhar. Sementara itu Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian LAMR Datuk Seri Syahril Abubakar menegaskan pemberian gelar adat untuk Presiden Jokowi murni sebagai ungkapan terima kasih. Bukan bagian dari agenda politik karena suami Iriana tersebut kembali maju sebagai calon presiden di Pemilu 2019.
“Kami tak masuk ke ranah politik. Kami murni masyarakat adat melayu Riau yang ingin memberikan tanda ingatan kami karena sudah ditolong. Masyarakat adat sudah terbantu dengan kebijakan-kebijakan yang kita lihat sangat menguntungkan masyarakat adat,” jelasnya.
Dia menyampaikan alasan lain pemberian gelar adat untuk Jokowi antara lain, karena pemerintahan sekarang berhasil menangani kebakaran hutan dan lahan yang selama 17 tahun berlangsung di Riau.
“Lebih kurang 17 tahun lamanya masyarakat Riau didatangi asap. Lantas tuan Presiden mengambil kebijakan bahwa jangan lagi ada asap antara lain di Provinsi Riau. Alhamdulillah sudah tiga tahun terakhir ini sebagaimana yang kita ketahui ini asap sudah tak ada lagi di negeri kami. Ini hal-hal yang menjadi dasar,” tuturnya.