ROHUL (RIAUPOS.CO) - PENANGGULANGAN kasus stunting di 10 desa yang ada di Kabupaten Rokan Hulu, mendapat perhatian serius dan prioritas oleh pemerintah.
Tak hanya Pemerintah Pusat, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rohul dalam hal ini Bupati Rohul H Sukiman bersama Ketua Tim Penggerak PKK Rohul Hj Peni Herawati, Selasa (4/12) terjun langsung ke lapangan di Desa Bangun Purba Barat Kecamatan Bangun Purba, dalam menangani kasus anak yang usianya berbadan kerdil.
Langkah dan terobosan yang dilakukan pemerintah daerah, dengan mensinergikan program kerja organisasi perangkat daerah (OPD) terkait bersama Tim Penggerak PKK Rohul untuk menanggulangi kekurangan gizi menahun pada balita dan ibu hamil (bumil).
Karena kasus tersebut perlu penanganan yang berkesinambungan dan rencana aksi yang lebih terpadu dan memiliki dampak yang lebih konkret mulai pola makan, pola asuh, dan yang berkaitan dengan sanitasi untuk menangani permasalahan stunting ini.
Ketua TP PKK Kabupaten Rohul Hj Peni Herawati Sukiman, Selasa (4/12), menyebutkan, pemberian makanan tambahan lokal kepada Bumil dan Balita di 10 desa yang dikategorikan stunting, telah dimulai hari ini hingga akhir Desember mendatang.
Menurutnya, TP PKK Kabupaten Rohul komit untuk melakukan penurunan prevalensi stunting menjadi salah satu program prioritas Pemerintah Kabupaten Rohul terutama 10 desa di 6 Kecamatan yang masuk daerah stunting.
Di antaranya Desa Tambusai Timur Kecamatan Tambusai, Desa Kepenuhan Hilir, Ulak Patian Kecamatan Kepenuhan. Desa Marga Mulya, Rambah Samo, Teluk Aur Kecamatan Rambah Samo, Desa Menaming, Suka Maju Kecamatan Rambah, Bangun Purba Barat Kecamatan Bangun Purba dan Desa Kepayang Kecamatan Kepenuhan Hulu.
Selain pemberian makanan tambahan lokal tersebut, lanjutnya, Pengurus TP PKK Rohul bersama kecamatan dan desa, melaksanakan sosialisasi pendidikan gizi dalam menurunkan dan mengantisipasi kasus stunting di 10 desa.
Istri orang nomor satu Rohul itu menyatakan, aksi terpadu TP PKK Rohul melakukan sosialisasi pendidikan gizi dan pemberian makanan tambahan lokal bagi Bumil dan Balita di 10 desa, dibiayai melalui anggaran Kemenkes RI.
‘’Pemberian makanan tambahan lokal bagi bumil dan balita sebanyak 8 kali. Jadi setiap hari Selasa dan Kamis, TP PKK memberikan makanan tambahan lokal kepada Bumil dan Balita di 10 desa yang dikategorikan stunting. PKK akan didampingi tenaga kesehatan dari Puskesmas dan Bidan desa,’’ sebutnya.
Dia berharap kegiatan sosialisasi pendidikan gizi dan pemberian makanan tambahan lokal bagi Bumil dan balita yang merupakan kegiatan stimulus dari Kementerian Kesehatan kepada TP PKK Kabupaten Rohul, dapat meningkatkan gizi masyarakat, menekan dan menurunkan angka stunting.
Dia berharap keepan kasus stunting tidak terjadi lagi di Rohul, dengan proaktifnya melakukan sosialisasi pendidikan gizi dan pemberian makanan tambahan lokal bagi Bumil dan balita. Karena generasi stunting umumnya mengalami keterbelakangan mental serta pertumbuhan otaknya cenderung tidak baik. (adv)